I love u princess 17 of 4-1

2.5K 26 3
                                    

Alex takut tidak kuat menahan perasaan rindunya bila sehari saja tidak bertemu dengan Evelyn. Sekuntum bunga yang setiap hari di berikannya pada Evelyn dirasa tidak cukup untuk menyatakan dan mencurahkan semua perasaan yang di rasakan olehnya.

Kini berbagai pemikiran bermunculan seperti gelembung udara didalam kepala Alex. Sekarang Alex semakin yakin dirinya bukan hanya takut berpisah dan takut kehilangan Evelyn, akan tetapi Alex juga takut Evelyn melupakannya dan berpaling dari dirinya. Alex mengelengkan kepalanya pelan karena tidak rela membayangkan segala hal buruk. Sedari dulu Alex sangat ingin memiliki gadis mungil itu seutuhnya, membahagiakan jiwa dan raganya. Alex ingin selalu melindunginya dan tidak akan rela membiarkan siapa pun menyakitinya termasuk diri Alex sendiri.

Cinta memang egois, beginikah egoisnya perasaan cinta?

Alex mengepalkan tangannya kuat-kuat, menghirup udara sebanyak-banyaknya, dan mengumpulkan semua sisa-sisa tenaganya. Kemudian pasrah melangkahkan kakinya untuk mendekati Evelyn.

"Aku.... Tidak ingin kau pergi."

Evelyn mendongakan wajah melihat pemilik suara yang sudah tidak asing lagi ditelinganya.

Sepasang mata berwarna hitam kebiruaan milik Alex itu nampak sayu, Evelyn tidak sanggup berlama-lama memandangnya.

"Aku.... Juga tidak menginginkannya, tapi aku juga tidak bisa membantah. Tolong mengertilah Alex."

Evelyn memandang ke sembarang arah berusaha menghindari tatapan mata Alex yang menajam.

"Baiklah aku.... Mengerti Princess, aku juga tidak dapat memaksa dan tidak akan memaksa lagi. Tapi izinkanlah aku meminta pendapatmu tentang sesuatu hal" Alex menyentuh dagu Evelyn kemudian memandang wajah Evelyn yang mulai merona merah.

"Apa aku boleh bersikap egois dalam menentukan masa depanku? Apa aku boleh mengambil keputusan tanpa mempedulikan wasiat dari orang tuaku?" kata Alex dengan suara bergetar.

Evelyn diam sejenak memandang wajah Alex yang murung kemudian menutup kedua matanya.

"Tidak Alex."

"Adilkah semua ini untuk kita? Biarkan aku egois sedikit saja Princess. Aku ingin memilikimu. Aku ingin selalu berada didekatmu, menjagamu, dan membahagiakanmu. Aku sangat-sangat-sangat cinta...."

"Tidak alex" kata Evelyn cepat, jari telunjuknya di letakan di atas bibir Alex.

Kemudian Evelyn berkata kembali, "tidak Alex, kau tidak boleh egois. Orang tuamu akan bersedih di alam sana. Bisakah kau mencoba bersabar? Kesabaran itu pahit tapi manis buahnya. Apa kau pernah mendengarnya?"

"Tidak, aku merasa semua ini tidak adil untuk kita Princess, kau tidak mengerti bagaimana perasaanku, aku sangat...."

Sekali lagi Evelyn membungkam mulut Alex dengan tangannya.

"Aku mengerti, aku sangat mengerti karena aku juga demikian Alex. Aku juga sangat-sangat-sangat cinta padamu...."

Evelyn menundukan kepala karena malu.

"Bukankah ini sudah cukup? Aku yakin orang tuaku akan mengerti bila aku memilihmu untuk jadi pendamping hidupku" kata Alex bersemangat.

"Hentikan Alex!!! sepertinya aku harus pergi sekarang, Alvin sudah menungguku."

Evelyn cepat-cepat melangkah pergi meninggalkan Alex yang mematung melihat reaksi Evelyn.

"Princess, tunggu" Alex mencoba mengejar.

Evelyn terus melangkah pura-pura tidak mendengar.

"Princess, ku mohon hentikan langkahmu" Alex mengeraskan suaranya.

Evelyn tidak menghiraukan dan terus saja melangkah menuruni tangga.

"Berhenti Princess!!!" bentak Alex keras.

Evelyn menghentikan langkahnya karena kaget, sedari kecil dirinya belum pernah mendengar Alex berbicara sekeras itu pada siapapun.

Air mata kembali menetes dipipi Evelyn. Alex terhenyak menyesali sikapnya yang sudah lepas kendali. Baru kali ini dirinya merasa kehilangan sifat aslinya yang tenang.

Alex berjalan mendekat kemudian membalikan badan Evelyn supaya menghadap kepadanya.

"Maafkan aku...." lirih Alex sambil menarik Evelyn kedalam pelukannya.

"Baiklah aku akan mencoba bersabar, aku akan mencari surat wasiat itu kemudian baru memutuskan pilihan hatiku. Apa kau puas?" bisik Alex, Evelyn sedih sekaligus senang mendengarnya.

Senang karena Alex mengerti akan keinginannya, dan sedih karena takut Alex tidak akan memilihnya untuk menjadi pendamping hidup Alex.

--Seperti yang di jelaskan raja Kevin pada Alex waktu itu tentang wasiat dari ibunya sebelum meninggal. Raja Alfard telah meninggalkan sebuah catatan untuk Alex yang di sembunyikan di dalam sebuah pedang. Orang tua Alex sudah memilihkan calon istri untuknya. Namun Alex mendapat hak untuk menolaknya bila tidak setuju, dengan syarat harus bertemu dulu dengan wanita pilihan orangtuanya itu kemudian mengatakan penolakannya secara langsung kepada wanita itu dan keluarganya--

Evelyn menyusut air matanya dengan kasar.

"Aku harus pergi sekarang" katanya sambil hendak buru-buru melepaskan diri.

"Tidak,sebelum kau memaafkan aku atas sikap kasarku tadi" Alex tidak mau melepaskan pelukannya.

"Sudahku maafkan" lirih Evelyn.

"Bohong" goda Alex.

"Kalau tidak percaya, ya sudah."

"Tersenyumlah, supaya aku percaya" rajuk Alex manja.

Evelyn memandang wajah Alex kemudian meletakan jari telunjuknya di sudut bibir lalu menariknya ke atas membentuk senyuman.

"Aku akan sangat....merindukanmu."

Alex memeluk erat tubuh Evelyn kemudian mengangkatnya seperti pengantin.

Evelyn kaget karena di bopong oleh Alex, ada rasa ingin menolak, akan tetapi hatinya tidak ingin menolak.

Evelyn memuaskan dirinya mencium wangi parfum orang yang sangat di cintainya ini, sehingga tanpa sadar Evelyn menenggelamkan kepalanya di dada Alex yang bidang.

Wajahnya semakin memerah karena mendengar jantung Alex yang berdebar kencang.-

I love u PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang