I love u princess the last of 8

2.6K 27 2
                                    

--->

Alex kembali memandang ke arah Evelyn yang tengah menutupi wajah merahnya dengan tangan.

Senyum kebahagian tidak dapat ditutupinya lagi. Alex berdiri mengangkat tubuh mungil Evelyn. Walau kaget Evelyn diam saja tidak berusaha menolak.

"Cuaca hari ini semakin panas, sebaiknya kita segera pulang keistana Naply. Aku yakin kau belum istirahat. O ya, sudah lama kita tidak berlomba dalam menghabiskan makanan, apa kau mau melakukanya? Aku sangat lapar sekarang."

Evelyn tidak menjawab, hanya senyuman kebahagiaan yang terukir diwajahnya. Tangannya begerak melingkari leher Alex sedangkan wajahnya bersembunyi di dada Alex.

Dirinya sangat bahagia, terharu sekaligus malu. Sedari tadi ia sama sekali tidak menyadari bahwa banyak sekali orang-orang yang melihatnya berduaan bersama Alex.

Sorak sorai penduduk kota semakin terdengar ketika Alex berjalan mendekati orang-orang itu.

Bagaikan diperintah mereka memberi jalan untuk Alex.

Leo meninju pelan lengan Alex sambil tersenyum penuh arti. Raja kevin menepuk pundak Alex dan membelai lembut rambut putrinya.

"Evelyn, kau membuat kami khawatir, maafkan ayah, nak?" sesalnya.

Sebagai jawabannya Evelyn memberikan senyuman termanisnya.

Alex terus berjalan santai menuju istana. Para pengawal sibuk menjaga di depan Alex.

Para penduduk kota yang kebetulan menyaksikan terus berjalan di belakang mengikuti Alex sambil terus bersorak gembira.

Sebagian penduduk kota menyambut Alex dengan berjajar dan banyak pula yang memberikan ucapan selamat.

Alex tidak dapat menyembunyikan dan mengungkapkan rasa bahagianya dengan kata-kata.

Gadis pujaannya ada dipelukannya sekarang, sampai kapan pun ia tidak akan pernah melepaskannya.

"I love you princess" bisiknya lembut.

Sampai kapanpun Evelyn tetap menjadi Princess di hatinya.

******

Hari semakin sore, keramaian dan kesibukan di istana Naply semakin terlihat. Para pelayan sibuk menjamu para tamu.

Evelyn telah menata rambutnya dan menganti gaunnya. Laura dan Sharon memilihkan gaun berwarna putih berhiaskan sulaman benang perak di sekitar dada, pinggang dan ujung gaunnya. Alex juga telah mengganti pakaian santainya dengan pakaian yang lebih resmi.

Kewibawaan semakin terpancar di wajah tampannya yang khas, berkali-kali Mereka saling mencuri-curi pandang. Orang-orang yang melihat tingkah mereka hanya mengulum senyumanya dan terus mengoda mereka berdua. Dengan lirikan sekilasnya saja Alex sudah berhasil membuat jantung Evelyn berdebar kencang, wajahnya pun langsung merona merah. Evelyn benar-benar tidak pernah menyangka akan begini jadinya. Alex dan dirinya akhirnya bisa bersama.

Tapi masih ada sesuatu yang menganggu pikiran Evelyn. Ia sangat penasaran siapa kiranya yang sudah tega menyembunyikan surat-surat Alex darinya?

Kini mereka semua tengah duduk berkumpul di taman istana.

Cangkir-cangkir teh dan berbagai makanan ringan memenuhi meja. Canda tawa dan berbagai macam obrolan meramaikan suasana.

Alex, Leo dan Raja Kevin sibuk membicarakan masalah kenegaraan dan politik. Ratu Nesha dan Marlena ibu asuh Alex terus membicarakan hal-hal tentang persiapan pesta. Gustaf, dokter Luke dan paman Gheral nampak tertawa lepas membicarakan pengalaman-pengalaman lucu mereka.

Sedangkan Evelyn, Laura dan Sharon tertawa kecil sambil terus saling menggoda satu sama lain.

Seseorang berdehem keras membuat mereka semua menghentikan kegiatan mereka.

"Sepertinya aku sedikit terlambat."

Suara Alvin membuat mereka semua tertuju melihatnya.

Laura dan Evelyn menyikut pelan lengan Sharon yang wajahnya nampak merona, sedikitpun pandangan tidak lepas dari wajah tampan Alvin.

Ia tetap tersenyum manis walau Alvin belum menyadari kehadirannya.

"Dari mana saja kau nak?

Mengapa baru sampai? Ibu sangat khawatir."

Ratu Nesha berdiri menghampiri putranya.

"Ada sesuatu hal yang harus aku bereskan bu."

"Hal apa?" tanya Ratu Nesha penasaran.

"Tolong semuanya tunggu sebentar."

Alvin berlalu meninggalkan ibunya dan orang-orang yang tidak mengerti akan sikapnya, kemudian kembali sambil menarik seorang pemuda berambut pirang.

Semua orang kaget melihatnya dan mereka bertambah kaget saat beberapa prajurit membawa beberapa kotak berisi gulungan-gulungan surat.

Alex dan Evelyn adalah orang yang paling terkejut melihatnya. Beberapa kali Evelyn menggelengkan kepalanya sambil menutup mulutnya dan memandang tidak percaya pada Evan dan Alvin bergantian.

Alvin melirik tajam kearah Evan.

"Alex, Princess, maafkan aku" katanya pelan sambil melirik takut ke arah Alvin.

"Aku minta maaf" ulangnya keras.

Alex maju mendekat sambil mengepalkan tangannya.

"Kenapa kau melakukannya Evan? Kenapa?!" Evelyn mulai terisak, Laura segera memeluknya.

Evan merasa bersalah melihat Evelyn menangis.

"Tolong jangan salahkan aku. Salah sendiri kalian tidak memberitahuku. Aku sangka orang yang disebut paduka raja oleh kurir surat itu orang lain alias bukan kau Alex. Kau tau sendiri bagaimana perasaanku pada Princess. Aku menyimpan surat-surat itu untuk berjaga-jaga agar tidak bertambah lagi saingan kita dalam mendapatkan hati Princess. Cukup hanya kau Alex. Hanya kau saja sudah membuat aku kewalahan dalam bersaing. Aku tidak bermaksud curang sungguh aku...."

Alex memukul wajah Evan sampai terjatuh sebelum ia menyelesaikan kata-katanya.

Para wanita menjerit histeris melihatnya.

"Itu untuk kekalahanmu tuan pirang, aku menang" kata Alex tersenyum bangga.

Tidak ada seorang pun yang bergerak dari tempatnya. Mereka semua nampak sangat terkejut.

Alex kemudian tersenyum tulus sambil mengulurkan tangannya pada Evan.

--->

I love u PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang