I love u princess 16 of 4-3

2.7K 32 5
                                    

Evelyn dan Alex juga kaget lalu cepat-cepat menjauh.

Alvin tersenyum melihat wajah keduanya yang bersemu merah dan jadi salah tingkah.

"A-aku akan menemui bibi Marlena" kata evelyn gugup sambil melangkah cepat menuju pintu.

Alvin tertawa keras melihat sikap adiknya, sedangkan Alex hanya tersenyum sambil berkata "Apa dia marah?"

"Tidak, dia tidak terlihat marah"

"Maafkan aku Pangeran, aku tidak bisa menahan perasaan ini lagi"

"Aku mengerti, simpan saja kata maafmu Alex. Tidak ada yang perlu di maafkan, hanya saja..."

Alvin duduk disisi tempat tidur dengan wajah serius.

"Hanya apa pangeran?" tanya Alex heran.

"Hanya saja aku berharap kau tidak melukai hatinya dengan memberikan harapan-harapan hampa"

"Maksud anda?" Alex tidak mengerti.

"Maafkan aku Alex karena telah mengatakan ini, apa kau lupa pada calon istri pilihan orang tuamu itu. Aku harap kau segera menemukannya dan secepat mungkin memberikan keputusan pada Evelyn. Jangan sampai terus memberinya mimpi yang dapat menerbangkan hatinya dengan sikapmu tadi kalau akhirnya akan membuatnya terhempas ke dasar bumi dan terluka. Aku tidak akan memaafkanmu bila itu terjadi. Ingat itu".

Alex terhenyak mendengar perkataan Alvin, dirinya benar-benar telah lupa akan pesan dari orangtuanya. Kini Alex menyesal dan mengutuki dirinya sendiri akan sikapnya pada Evelyn tadi. Biasanya Alex selalu berhasil menahan semua perasaannya dengan bersikap tenang kepada Evelyn. Tapi tadi dirinya benar-benar lupa.

"Percayalah Pangeran, aku sangat mencintainya, aku tidak tahan memendam semua perasaan ini lagi. Bila sampai aku menyakitinya aku tidak akan memaafkan diriku sendiri"

Alvin menepuk pundak Alex sambil berkata, "aku percaya padamu Alex. Aku juga akan merasa sangat tenang bila kelak Evelyn menjadi istrimu. Hanya saja jodoh tidak ada yang tahu. Evelyn masih sangat muda, umurnya belum genap enam belas tahun. Adikku masih polos dan lugu, aku sangat berharap engkau memberikan kejelasan yang nyata, aku tidak mau melihatnya menangis karena cinta, aku yakin kau pun sama denganku. Tetapi aku tidak akan menyalahkanmu bila kelak kau lebih memilih calon istri pilihan orangtuamu untuk membuktikan baktimu pada mereka. Aku tidak akan memaksa"

Alvin tersenyum menutupi kesedihan hatinya melihat kisah cinta adiknya dan Alex yang belum ada kejelasan. Alvin tidak tega melihat keduanya bersedih karena Alex sudah di anggap sebagai kakaknya sendiri.

"Baiklah kita simpan dulu permasalahan yang itu. Sekarang sebaiknya kita membahas tentang kerajaan Nappoly ini, aku yakin

Banyak hal yang belum kau ketahui dan banyak hal yang harus kau ketahui. Apa kau merasa sudah cukup kuat untuk membahasnya?"

Alex tidak menanggapi karena masih termenung dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Alvin menghela napas melihatnya, memang cinta itu rumit pikir Alvin.

"Alex, rakyat tidak bisa menunggu lagi, kasihan mereka sudah terlalu lama menderita"

Alex memandang Alvin kemudian mengangguk, mulai sekarang dirinya mau tidak mau harus mengesampingkan masalah diri pribadinya karena memikirkan keadaan Rakyat lebih penting untuk saat ini.

Mengingat telah banyak kekacauan yang di timbulkan oleh pamannya.

Tanpa diketahui oleh Alvin dan Alex, Evelyn menutup pintu perlahan kemudian berlari menjauh sambil menangis. Tanpa sengaja saat ia akan kembali ke kamar Alex untuk mengambil keranjang bunganya, ia mendengar semua yang dikatakan oleh Alvin dan Alex.

Sekali lagi hatinya sakit mengetahui kenyataan yang ada.

Alex memang sangat mencintainya begitu pula sebaliknya tetapi siapa tau nanti Alex akan terpesona oleh calon istri pilihan orangtuanya dan memutuskan untuk berbakti pada orangtua dengan menerima pertunangannya. Evelyn terus berlari tidak tentu arah, ia tidak peduli pada pandangan heran para pelayan dan pengawal yang dilewatinya.

Langkah kaki Evelyn berhenti di taman istana, napasnya terasa sesak karena berlari tanpa henti dari lantai dua hingga belakang istana. Lututnya yang terasa lemas memaksa dirinya untuk duduk di atas rumput sambil bersandar pada pohon oak yang tumbuh paling besar di bandingkan pohon-pohon sekitarnya.

Pandangan Evelyn menerawang, dari dahulu ia tidak berhenti berpikir. Cinta orang dewasa itu ternyata benar-benar rumit. Entah umurnya yang masih kurang dari enam belas itu bisa dikatakan telah dewasa atau tidak. Yang saat ini Evelyn tahu adalah perasaan cintanya pada Alex semakin tidak terbendung sehingga membuat dirinya takut kehilangan dan berpisah dengan Alex.

Evelyn menghela napas karena baru teringat sesuatu lalu menyusut airmatanya dengan punggung tangannya.

"Bukankah dahulu Alvin sudah mengingatkan bahwa aku adalah seorang Princess yang harus siap melakukan apapun untuk rakyat? Bukankah Aku sudah berjanji pada Alvin bahwa aku akan berusaha jatuh cinta hanya pada calon suamiku saja?" Pikiran itu terus melayang memenuhi kepala Evelyn. Apa boleh buat ternyata cinta memang datang tidak terduga.

"Maafkan aku Alvin" guman Evelyn sedih.

***

Tidak terasa sudah seminggu berlalu, Evelyn berdiri sendiri di balkon istana Naple.

Tiga hari yang lalu Alex telah resmi di nobatkan sebagai raja baru untuk kerajaan Nappoly. Tidak ada pesta meriah, semua acara berlangsung sederhana. Semua rakyat menyambutnya dengan gembira. Pihak kerajaan Nappoly baru akan mengadakan pesta dan mengundang kerajaan negeri tetangga setelah semua urusan dalam negeri berjalan sebagaimana mestinya.

Evelyn tersenyum getir melihat Alex yang nampak menikmati kesibukan barunya. Alex tidak menunjukan rasa lelahnya walau luka ditubuhnya belum sembuh benar.

I love u PrincessWhere stories live. Discover now