28

10.7K 1.1K 55
                                    

"Ngapain nanya gue udah makan apa belum, tumben banget biasanya juga gak pernah nanya. Waras kan dia?" monolog Kara setelah membaca semua pesan dari Anka.

Kara hanya membaca semua pesan dari Anka tanpa membalasnya, dia juga melihat puluhan panggilan tak terjawab dari Anka dan juga kedua orang tuanya.

"Pasti nanti kalau gue telpon balik di marahin, kemana aja semalam? Keluyuran, pergi main? Kan udah di bilangin kalau gak ada orang di rumah itu belajar!" ucap Kara mengikuti gaya kedua orang tuanya ketika sedang marah pada dirinya.

Ceklek

Suara pintu di buka dari luar mengalihkan perhatian Kara, dia menoleh ke arah pintu. "Selamat pagi, kamu udah bangun? Baru aja aku mau bangunin kalau belum bangun," ucap Zain tersenyum lembut pada Kara.

"Baru bangun, Abang mana?" tanya Kara menatap ke arah belakang, sepertinya tadi dia mendengar suara kucing. Kenapa tidak ikut masuk ke dalam kamarnya.

"Di sini." jawab Zain menujuk dirinya sendiri.

"Bukan kamu, tadi aku dengar suara dia. Kenapa gak ikut masuk?"

"Gak boleh masuk kamar, nanti bulunya ke mana-mana. Ayo kita sarapan" ajak Zain memberikan sendal rumah pada Kara.

"Keluar dulu nanti aku nyusul, aku mau ke kamar mandi dulu," balas Kara bangkit dari duduknya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Zain keluar dari kamar lalu mengangkat kucing Oren yang duduk di depan pintu. "Kan udah di bilangin jangan ikut, kamu tuh gak boleh masuk kamar Kara seenak jidat." ucap Zain pada kucing itu.

"Mana Kara? Belum bangun?" tanya Raka yang tengah menyiapkan sarapan.

"Udah, lagi di kamar mandi paling sebentar lagi ke sini." jawab Zain memasukkan kucing itu ke dalam kandangnya.

"Bapak hari ini pulang jam berapa?" tanya Zain duduk di kursi meja makan.

"Harusnya nanti pulang lebih awal dari hari biasanya, kenapa?"

"Gak kenapa-kenapa cuma nanya, hari ini kan mbak Muti libur siang nanti aku makan apa? Hari ini ada teman-teman aku juga"

"Biasanya juga beli makanan di luar, tumben banget bingung?"

"Emang Kara boleh beli makanan di luar? Katanya makanannya hari di jaga, pastiin kebersihannya," balas Zain tersenyum lembut pada Kara yang berjalan ke arahnya.

"Selamat pagi," sapa Kara tersenyum pada Raka.

"Pagi, gimana semalam tidurnya nyenyak?" tanya Raka mengusap rambut Kara dengan lembut.

"Nyenyak dok-"

"Tuh kan, baru semalam di bilangin udah lupa lagi. Ini kan di rumah gak di rumah sakit" sela Zain menatap Kara yang masih berdiri di seberangnya.

"Iya, iya maksudnya Pak. Salah panggil tadi" ujar Kara lalu duduk di kursinya.

"Senin besok udah mulai ujian sekolah, habis sarapan aku izin pulang ya Pak. Hari ini harus ikut les" ujar Kara menoleh pada Raka.

"Les di mana? Di rumah? Gurunya suruh ke sini aja, kamu ada nomor teleponnya? biar Bapak yang telpon guru les kamu" tanya Raka memberikan hp-nya pada Kara.

"Aku gak tau nomor hp-nya, tapi setiap hari aku les. Kata Ayah udah bayar guru lesnya sampai satu tahun jadi aku tinggal berangkat ke sana setiap hari," ujar Kara.

"Setiap hari? Yang benar aja les setiap hari" sahut Zain tak habis pikir dengan orang tua Kara, kalau setiap hari les kapan waktunya untuk istirahat dan bersenang-senang.

"Udah-udah kita bahas lagi nanti, sekarang kita sarapan dulu. Ini roti selai kacang khusus buat Abang Zain, yang coklat buat adek" ucap Raka meletakkan roti buatannya di atas piring mereka berdua.

KARA Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ