32

9.3K 1.1K 81
                                    

"Anak-anak, ayo lebih cepat lagi siap-siapnya. Kita udah terlambat." teriak Raka dari ruang makan. Pagi ini dia terlambat bangun karena semalam tidur larut malam, menemani kedua anak itu bermain game.

"Pak, seragam aku kok cuma celananya doang? Bajunya mana?" teriak Zain dari dalam kamarnya.

"Coba lihat ke belakang, masih di tempat jemuran kali" sahut Raka sambil menyiapkan sarapan untuk anak-anak dan juga dirinya.

"Pak, buku aku yang semalam ke mana? Kok gak ada di meja?" tanya Kara berjalan mendekati Raka.

"Ada sama Zain, kamu pake sepatu dulu biar nanti Zain yang bawain ke mobil. Kita sarapan di mobil gak pa-pa kan?" ujar Raka tersenyum lembut pada Kara.

Kara menganggukkan kepalanya. "Iya Pak gak pa-pa. Aku tunggu di depan" ucap Kara lalu pergi dari rumah makan.

"Pak, baju seragamnya masih basah aku lupa gak masukin ke dalam semalam jadi kena hujan" ucap Zain yang baru saja masuk ke ruang makan.

"Nanti beli di sekolah langsung pake, yang lain udah pada sobek kan? Ayo buruan amabil tas kamu sekalian buku Kara jangan lupa bawain"

"Kara mena? Belum selesai?"

"Udah nungguin di depan, Bapak ke depan dulu kamu jangan lama-lama di kamar" pringat Raka lalu segera meninggalkan ruang keluarga, dia juga harus buru-buru ke rumah sakit karena pagi ini dia ada jadwal operasi.

Sampai di halaman rumah, Kara sudah siap dan menunggu Raka dan juga Zain. Anak itu berdiri di dekat mobil. Raka membuka pintu mobil lalu memasukkan tas kerjanya dan juga bekal makanan untuk anak-anak.

"Duduk sini" titah Raka meminta Kara untuk duduk di kursi mobil.

Kara menuruti perintah Raka, duduk di dalam mobil sambil nunggu Zain yang belum keluar. "Zain gak lupa bawa buku aku kan Pak?" tanya Kara mendongakkan kepalanya menatap Raka.

"Gak, tadi udah di ingetin" ucap Raka membungkukkan tubuhnya sedikit. "Tali sepatu harus di ikat yang benar, kalau gak nanti kamu bisa jatuh" ucapnya sambil mengikatkan tali sepatu Kara.

"Tadi udah aku ikat tapi suka lepas," jawab Kara. Memang tali sepatunya sudah di ikat, hanya saja dengan asal-asalan.

"Nanti pulang sekolah kita pergi jalan-jalan sebentar ya? Sebelum kamu pulang ke rumah. Nanti Bapak sama Zain anterin kamu pulang ke rumah," ujar Raka mengusap rambut Kara dengan lembut.

"Pulang sekolah aku ada les, lain kali aja Pak jalan-jalannya"

"Les kamu kan di ganti di rumah ini setiap hari, jadi masih ada waktu buat jalan-jalan sebentar sebelum jam les. Nanti aku jemput kamu di sekolah" sahut Zain berjalan mendekati mobil.

"Ini bukunya, Ayo kita berangkat" ajak Zain dengan semangat, Zain masuk ke dalam mobil duduk di bangku penumpang bersama dengan Kara.

Raka melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, tujuan pertama mereka adalah sekolah Kara. "Kalian sambil sarapan, Zain bantu adeknya tadi Bapak gak sempet kasih selai coklat di roti adek" ucap Raka sambil fokus menyetir.

"Iya Pak, ini lagi aku bikinin. Hari ini Bapak sempat jemput kita gak?" ucap Zain.

"Kayanya gak sempet, nanti kamu pesan takis aja. Adek jangan pergi kemana-mana sebelum Zian jemput ke sekolah" peringat Raka sekilas melihat kedua anak itu dari kaca spion.

"Iya Pak," patuh Kara.

"Harusnya bukan Zain tapi Abang," protes Zain.

"Iya, iya lupa. Abang maksudnya" ucap Raka tak ingin berdebat dengan anaknya pagi ini.

KARA Where stories live. Discover now