32. Di Hukum

9.2K 333 16
                                    

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Selamat membaca.

••|||••

*****

Acara hajatan itu sudah selesai jadi sekarang para tamu sedang menikmati hidangan yang tersedia di tempat acara tersebut.

Karena mau waktu sore jadi Adzkiya dan sang mertua memilih untuk pulang lebih dulu.

Keduanya sudah keluar dari tempat tersebut.

"Astagfirullah nak, ummi kayanya ketinggalan sesuatu deh di dalam ummi ambil dulu yah, kamu tungguin disini" Adzkiya mengangguk.

"Sebentar ya nak"

"Iya ummi"

Kepergian sang mertua membuat Adzkiya seorang diri di luar ruangan.

"Hai cantik" ucapan itu mampu membuat Adzkiya terkejut ia langsung menjauhkan dirinya.

"Siapa kamu" tanya Adzkiya takut-takut.

"Kamu gak perlu tau siapa saya, yang perlu kamu tau kamu itu akan jadi milik saya"

"Omong kosong" ucap Adzkiya sedikit keras.

"Liat aja nanti" seseorang itu ingin mencoba memegang tangan Adzkiya tapi tangan seseorang lebih dulu mencegahnya.

"Jangan berani-berani anda menyentuh istri saya" setelah itu Gus Zidan menepis tangan seseorang itu.

Deg...

"Mas"

Benar Gus Zidan datang saat itu juga.

Gus Zidan membawa sang istri ke belakangnya agar tidak ada yang memandang istrinya.

"Jadi benar dia itu istri Lo" ucapnya tersenyum remeh.

Gus Zidan diam dengan pandangan yang menyiratkan kemarahan didalamnya.

"Lo harus bayar apa yang sudah Lo lakuin terhadap gue, dengan Lo ngasih dia buat gue" ucap laki-laki itu.

"Jangan harap akan hal itu, saya tidak akan biarkan itu terjadi jadi jangan coba-coba anda menyentuhnya sedikit pun" ucap Gus Zidan penuh penekanan.

Gus Zidan langsung membawa sang istri pergi dari sana.

*****

"Ummi, ummi kenapa ninggalin istri Zidan di luar sendiri" Gus Zidan bukannya marah ia hanya kesal sedikit saja jika dia terlambat datang istrinya akan dalam bahaya.

"Maafin ummi nak, ummi pikir disana akan aman"

"Tapi lihat ummi, sedikit aja Zidan terlambat datang gak tau akhirnya gimana"

"Mas udah kenapa nyalahin ummi sih"

"Mas gak nyalahin ummi sayang" ucapnya berlalu dari sana menaiki anak tangga.

"Ummi ngga papa kan" tanya Adzkiya mendekati mertuanya.

"Gak papa nak, maafin ummi yah"

Janji Sakral ZiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang