35. Konflik

12.1K 581 177
                                    

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Selamat membaca.

••|||••

*****

Setelah urusannya selesai di Ndalem Adzkiya bergegas pergi ke asrama, sebenarnya ia ingin menghindari teman-temannya dulu tapi karena keperluan sekolahnya ada di asrama jadi dengan berat hati ia pun pergi ke sana.

"Assalamualaikum" ucap Adzkiya masuk ke dalam kamar asramanya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab yang berada di dalam kamar tersebut.

"Kiya kamu kemana kemaren?" tanya Aqilla menghampiri Adzkiya.

"Aku pulang" ucap Adzkiya sebelum berlalu dari sana.

Aqilla menatap sedih Adzkiya.

"Kiya aku minta maaf, aku gak bermaksud ngomong gitu, maaf yah" ucap Intan.

"Aku udah maafin kok"

"Makasih Kiya" Intan langsung memeluk Adzkiya.

"Yaudah aku mau ganti baju dulu"

Setelah kepergian Adzkiya ke kamar mandi mereka semua memandang Intan.

"Gara-gara kamu Intan Kiya jadi beda sekarang" Aqilla masih tidak terima soal kejadian kemarin.

"Ya maaf Qilla, aku harus apa dong"

"Pikir aja sendiri" Aqilla kembali melakukan aktifitasnya.

"Sabar ya ntan" usap Janna pada punggung Intan.

Hanya Amel yang tidak mengeluarkan kata-kata.

*****

Adzkiya lebih dulu ke sekolah dan disana omongan-omongan yang kemarin masih ia dengarnya.

"Ih gue kira dia gak bakal balik lagi"

"Emang ya gak tau diri banget"

"Perempuan murahan, miris sekali"

"Wajah cantik dari hasil nipu orang ya"

"Iya sih cantik tapi gadis penggoda"

Adzkiya tidak ambil pusing soal itu, ia hanya ingin fokus untuk ulangan hari ini, kakinya terus melangkah menuju kelasnya.

Dikelas juga tak kalah beda bahkan bangku yang biasa ia duduki penuh dengan sampah dan berbagai coretan kata-kata hinaan.

"Gak tau diri banget"

"Kalo gue jadi Lo sih gue malu ke sekolah"

"Jauh-jauh deh Lo dari kita"

Ucapan-ucapan dari teman kelasnya tak kalah menyakitkan dari santri lain.

"Lo siapa sampai mau ngusir dia hah, pemilik pondok, anak kyai hah, siapa Lo" Aqilla datang dan mendengar semua cacian itu membuatnya tidak bisa hanya diam saja.

Janji Sakral ZiyaWhere stories live. Discover now