31. Berbaikan

8.4K 309 1
                                    

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Selamat membaca.

••|||••

*****

Karena masalah pagi tadi membuat Gus Zidan tidak mau sama sekali lepas dari sang istri sedetik pun, kemana pun Adzkiya berjalan pasti Gus Zidan akan membuntuti dibelakangnya. Bahkan ia juga tidak diizinkan untuk sekolah harini, dan karena itu keduanya tadi kembali berdebat tapi Adzkiya memilih mengalah.

"Mas lepasin dulu ih, Kiya susah geraknya"

"Orang cuman pegang baju kamu doang"

Adzkiya saat ini sedang merapikan seprai tapi selalu diikuti sang suami bahkan ujung bajunya dipegang sang suami.

"Tapi tetap aja mas berat, lepas dulu" Gus Zidan langsung menggeleng.

"Gak mau"

"Ya Allah mas lepas"

"Gak mau sayang" rengek Gus Zidan.

Adzkiya pasrah mungkin sekarang ia harus punya kesabaran ekstra buat hadapin sikap suaminya yang menjadi berubah setelah kejadian pagi tadi.

Adzkiya duduk lesehan di karpet begitupun Gus Zidan duduk disampingnya dengan masih memegangi ujung baju milik sang istri.

"Mas lepas" Gus Zidan tetap kekeh tidak mau melepaskannya.

"Mas mending bantuin Kiya lipat baju ini"

"Gak nanti kamu pergi"

"Memangnya Kiya mau pergi kemana" Adzkiya sedikit kesal dengan tingkah sang suami.

"Ya pergi ninggalin mas"

"Kiya ngga akan pergi"

"Jangan pergi ya"

"Iya mas iya"

Akhirnya Gus Zidan mau melepaskannya dan Adzkiya bisa bernapas lega sekarang.

Gus Zidan mulai melipat lipati baju miliknya dan milik sang istri.

Karena merasa suaminya itu fokus pada baju-baju Adzkiya punya kesempatan untuk keluar kamar, perutnya lapar jadi ia ingin mengambil cemilan dibawah sebentar.

Saat ini Adzkiya sedang membuat teh dan susu coklat untuk suaminya dan juga dirinya, sebelum membuat itu ia tadi sudah mengolah pisang goreng kesukaan suaminya.

Didalam kamar....

"Udah sayang" ucap Gus Zidan melirik ke arah dimana istrinya tadi duduk tapi ia tidak menemukan keberadaan sang istri.

"Sayang kamu dimana"

"Sayang" panggil Gus Zidan kembali tapi tak kunjung dapat jawaban.

"Tadi bilangnya gak akan ninggalin, tapi ini malah gak ada" ucap Gus Zidan sambil mencari keberadaan sang istri.

"Sayang kamu di dalam" ketuk Gus Zidan pada pintu kamar mandi.

Masih tidak ada jawaban, jadi Gus Zidan mencoba membuka pintu tersebut ternyata pintunya tidak dikunci, Gus Zidan masuk ke dalam dan ternyata istrinya tidak ada juga, kakinya melangkah ke balkon kamar disana juga tidak ada sang istri.

"Sayang kamu dimana sih"

Karena tidak menemukan sang istri di dalam, Gus Zidan keluar kamar saat menuruni anak tangga Gus Zidan tak berhenti-henti memanggil sang istri dengan sebutan sayang, Humaira begitulah.

"Sayang"

"Humaira kamu dimana sih"

Kedua orang tuanya yang berada dikamar langsung keluar mendengar Gus Zidan seperti orang kehilangan.

Janji Sakral ZiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang