9. Lamaran

8.8K 345 3
                                    

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Selamat membaca.

••|||••

*****

Hari dimana keluarga kyai Zaid berkunjung ke pesantren Raudatul Al-Husaini.
Mobil mereka berhenti tepat dihalaman ndalem Kyai Hasan.

"Bismilah nak, kamu pasti bisa" kyai Zaid menepuk pundak sang putra.

Tok...

Tok...

Tok...

"Assalamualaikum" salam dari Kyai Zaid.

"Waalaikumussalam" balas Gus Azriel setelah membuka pintu dan menampakkan keluarga Kyai Zaid.

"Mari masuk, masuk semua"

"Silahkan duduk" Kyai Hasan mempersilahkan tamunya. Setelah semuanya duduk kini mulai mengobrol ringan.

"Gimana perjalanannya Zaid"

"Alhamdulillah semuanya berjalan lancar"

Kedua menantu Abi Hasan datang membawa nampan berisi minuman dan makanan ringan.

"Silahkan dinikmati pak kyai, Bu nyai, Gus"

"Makasih ya" ucap ummi Zainab.

Semua orang sudah berkumpul diruang tamu tapi tidak dengan Adzkiya, karena harini hari Sabtu dan ini sudah siang jadi gadis itu masih berada di sekolahnya.

"Kita langsung ke intinya saja ya, biar Zidan yang ngomong, silahkan nak"

"Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Saya Zidan Abqari Al-Fariz ingin menyampaikan niat baik saya untuk melamar putri pak kyai untuk menjadi penyempurna separuh agama saya, menjadi istri saya satu-satunya, izinkan saya untuk menikah dengan putri pak kyai"

'alhamdulillah lega akhirnya sudah tersampaikan.' batin Gus Zidan.

"Sebelumnya saya ingin bertanya pada dirimu Zidan"

"Silahkan pak kyai"

"Apa kamu bisa berjanji sama saya untuk selalu membahagiakan nya, dia putri saya satu-satunya dia kebahagian saya"

"Zidan memang tidak bisa berjanji akan hal itu, tapi insyaallah Zidan akan berusaha untuk selalu membahagiakannya"

Abi Hasan tersenyum mendengar jawaban dari calon menantunya. Begitupun dengan orang tua Zidan bangga pada putranya.

"Ada satu pertanyaan lagi yang harus kamu jawab, apa kamu akan merasa cukup dengan putri saya dan tidak akan pernah menduakannya"

"Zidan hanya menikah satu kali seumur hidup, Zidan tau pak kyai mengkhawatirkan putri pak kyai, tapi saya akan merasa cukup hanya dengan kehadirannya, saya tidak akan pernah menduakan dirinya saya berjanji pak kyai"

"Baiklah Zidan, saya sangat puas dengan jawaban kamu, jangan pernah sakiti dia, jangan pernah bentak dia sekalipun kalo dia salah cukup kamu nasehati, jika kamu sudah tidak mencintainya lagi jangan bilang sama dia tapi bilang sama saya, saya akan menjemputnya kembali bersama saya"

"Saya akan berusaha untuk tidak akan pernah menyakiti dan membentaknya walau sekalipun, jadi gimana dengan lamaran saya pak kyai."

"Lamaran kamu sudah di terima sama putri saya, pertanyaan saya tadi hanya ingin menyakinkan saya dan saya sangat puas"

Sedikit terukir senyum di bibir Gus Zidan.

"Alhamdulillah" ucap semuanya dengan bahagia.

"Terus gimana dengan rencana pernikahannya Zidan"

Janji Sakral ZiyaWhere stories live. Discover now