40. Sebuah Mimpi Belaka

11.9K 580 245
                                    

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Selamat membaca.

••|||••

*****


"J-jangan tinggalin m-massss, b-bangun sayang bangunn" Gus Zidan terbangun dari tidurnya keringat dingin membasahi pelipis pria itu.

"Mas kamu kenapa?" tanya Adzkiya khawatir melihat suaminya tiba-tiba berteriak seperti itu.

"Sayang" Gus Zidan langsung turun dari brangkar dan melepas selang infus ditangannya dan memeluk sang istri begitu erat.

"Jangan di lepas mas" tetap saja selang infus itu terlepas dari tangan sang suami.

"Hei kamu kenapa mas" Adzkiya membalas pelukannya tak kalah erat.

"Ini beneran kamu" tanya Gus Zidan masih dalam pelukan sang istri.

"Iya ini Kiya kamu kenapa mas" Adzkiya mengelus punggung sang suami yang bergetar hebat.

"Kamu gak ninggalin mas kan"

"Ngga mas, mas kenapa sih hm?"

"Ini beneran kamu?" Gus Zidan menangkup kedua pipi sang istri.

Gus Zidan masih belum percaya dengan apa yang telah terjadi.

Adzkiya menganggukkan kepalanya.

"Kepala kamu gimana, pelurunya udah keluar?"

"Hah" Adzkiya dibuat cengo dengan pertanyaan yang dilontarkan sang suami kepala, peluru apa maksudnya.

"Ada yang sakit gak sayang, bilang sama mas dimana" Gus Zidan memastikan seluruh tubuh sang istri.

"Mas Kiya ngga papa" kali ini Adzkiya yang menangkup wajah sang suami.

Gus Zidan menatap dengan puas wajah sang istri yang begitu ia rindukan.

"Ini beneran kamu, kamu gak ninggalin mas" Adzkiya mengangguk kembali.

"Mas gak mimpi kan sayang"

Adzkiya dibuat gemes dengan pertanyaan sang suami yang itu-itu aja, ia pun mencubit lengan sang suami.

"Aww sakit sayang" ucap Gus Zidan mengelus tangannya tepat dimana sang istri mencubitnya.

"Sakit kan, berarti mas itu gak mimpi"

"Ini bener kam..." ucapan Gus Zidan terhenti saat sang istri memberikan pelototan.

"Mas nanya lagi, Kiya marah ini" ucap Adzkiya mengancam.

Gus Zidan langsung ciut mendengar ancaman dari sang istri.

"Tapi kamu beneran gak papa kan sayang"

"Mas Kiya itu ngga papa, mas itu kenapa sih" Gus Zidan bungkam tidak mau menceritakan mimpi buruk tersebut. Ia hanya kembali memeluk sang istri.

"Mas mimpi buruk yah" Gus Zidan mengangguk di pelukan sang istri.

Adzkiya mulai paham kenapa sikap suaminya seperti ini ternyata sang suami mengalami mimpi buruk, entah mimpi seperti apa yang menghampiri suaminya.

"Udah yah mas Kiya ngga papa kok, Kiya ngga ninggalin mas Kiya masih sama mas, masih bisa peluk mas kan, Kiya juga ngga terluka cuman tangan sih tapi udah di obati sama dokter" mendengar kata tangan Gus Zidan melepaskan pelukannya dan beralih ke tangan sang istri yang di perban.

"Pasti sakit yah sayang"

Adzkiya menggeleng. "Ngga mas"

"Maafin mas yah sayang, mas gak bisa melindungi kamu" Gus Zidan menitihkan air matanya. Ia merasa gagal menjadi seorang suami untuk melindungi sang istri.

Janji Sakral ZiyaWhere stories live. Discover now