24. Mengulang Masa-Masa Dulu

7.3K 283 15
                                    

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Aku mau ngasih peringatan lagi nih buat kalian pembaca yang masih dibawah umur untuk langsung skip cerita ini dan kalo bisa langsung hapus aja ceritanya ya.

Aku gak mau otak kalian tercemar karena keliaran dari ketikan sama otak aku ini. Mohon maaf ya guys.

Bijak dalam membaca teman-teman.

Ambil baiknya buang buruknya.

Selamat membaca.

••|||••

*****

Hari ini tepat satu bulan kepergian Abi Hasan tapi selama itu juga Adzkiya yang biasanya ceria kini berubah menjadi orang yang paling pendiam Gus Zidan sebagai suami sudah mencoba berbagai cara agar istrinya itu kembali ceria tapi tidak semudah itu mengembalikan senyum sang istri.

"Sayang"

"Hm"

"Saya bantuin ya" Gus Zidan ikut duduk lesehan di karpet. Adzkiya saat ini sedang melipat baju.

"Udah ngga usah, mas istirahat aja sana pasti mas cape kan habis ngajar"

"Gak sayang gak cape saya bantuin ya"

"Yaudah mas taroin baju yang udah dilipat ini ke lemari ya, Kiya suka cape kalo berdiri maaf ya mas nyuruh"

Gus Zidan tersenyum "Gak papa sayang"

"Makasih"

Sebelum melakukan yang disuruh sang istri Gus Zidan menyempatkan diri mengelus kepala sang istri.

Gus Zidan mulai memasukkan baju yang sudah dilipat sang istri ke lemari.

Hingga keduanya sudah menyelesaikan acara lipat melipat baju. Dua-duanya sama-sama duduk disofa saling berhadapan.

"Mau jalan-jalan gak"

Adzkiya menggeleng "Ngga mas Kiya lagi ngga pengen"

"Yaudah kamu mau apa sayang" Adzkiya menggeleng.

Keduanya kembali diam dengan saling memandang satu sama lain.

"Mas" panggil Adzkiya tiba-tiba.

"Iya sayang"

"Boleh ngga kita ke makam Abi lagi"

"Nanti ya baru kemarin kita kesana" Gus Zidan bukan melarang istrinya untuk ke makam Abi Hasan melainkan mengingat jika istrinya pulang dari sana akan sedih lagi ia tidak suka akan hal itu.

"Yaudah" wanita itu kembali terdiam.

"Kamu makan dulu ya saya ambilin"

"Kiya lagi ngga pengen makan"

"Sayang kamu harus makan nanti kamu bisa sakit selama satu bulan ini porsi makanan kamu berkurang saya tidak ingin kamu sakit"

"Tapi Kiya lagi ngga pengen mas"

"Sayang saya tau kamu masih sakit dan terluka karena kepergian Abi tapi saya jauh lebih terluka melihat istri saya seperti ini"

Adzkiya memandang suaminya sebelum memeluknya dengan erat.

"Maaf mas kalo selama ini Kiya egois padahal bukan Kiya aja yang sedih akan kepergian Abi tapi semua orang tapi Kiya belum bisa menerima semua ini"

"Udah ya sedih-sedihnya selama satu bulan ini, kita mulai kehidupan yang baru tanpa kesedihan sekarang hanya ada keikhlasan"

Janji Sakral ZiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang