39. New Tattoo

16.6K 3K 6.4K
                                    

hai babygeng! sebelum baca, aku ingetin buat VOTE yaa. targetnya di atas 2K votes 🧸🎀 happy reading!

39 ʚɞ New Tattoo

Sekian lama tak mengunjungi Crystal Lake, pagi ini Laut dan Ai mengadakan piknik sederhana di tepian.

Perbekalan suami-istri ini beragam. Mulai dari makanan berat sampai ringan ada. Minumannya tersedia lengkap dan tidak ada yang mengandung manis buatan. Laut sangat memerhatikan semua yang Ai konsumsi.

Mereka bekerja sama membentangkan karpet tipis untuk ditaruh di atas rerumputan pendek, kemudian ditimpa bedcover agar semakin nyaman posisi bersantai mereka.

Ai suka sekali duduk berselonjor di situ. Ia ajak Laut ikut duduk-duduk santai, tapi Laut malah rebahan dan menjadikan paha Ai sebagai bantal.

Senyum cantik Ai merekah. Jemarinya menyapukan helaian rambut hitam-putih itu, membuat Laut memejamkan mata menikmati sentuhannya.

"Laut-ku cantik sekali." Ai memuji seraya mengusap pipi Laut, lalu ibu jarinya pelan-pelan mengelus bulu mata lentik sang suami.

Ai tatap mendalam bola mata perak yang terpapar cahaya tipis mentari. Mata Laut seolah menyala. Keindahannya sulit Ai jabarkan lewat kalimat puitis, jadi yang mewakili hanya satu kata "cantik".

"Manisku sangat baik hati dan penyabar." Usapan Ai turun ke garis rahang Laut yang kokoh.

Makhluk bermata ungu itu terus bicara sambil kembali memainkan rambut Laut. "Suamiku enggak pernah marah, enggak pernah berteriak galak ke Ai, enggak pernah menghina Ai."

Senyum tipis Laut hadir setiap mereka berinteraksi. Laut gapai tangan Ai dan ia tempelkan ke dadanya. Ia memberi Ai kesempatan merasakan getaran yang berasal dari detak jantungnya.

Detaknya berdentum kencang tiap Laut terlibat sentuhan fisik dengan Ai. Debaran itu mengepung Laut tiap Ai berada di dekatnya. Denyutan yang seharusnya memompa normal bisa tiba-tiba bertambah tiga kali lebih cepat saat Ai membalas tatapannya.

Sikap manis dan lembut Laut muncul ketika ia merasa nyaman di dekat orang tertentu. Ketika ia merasa dicintai oleh seseorang. Ketika Laut merasa dirinya berharga di mata orang itu.

Ai menjadi salah satu yang menunjukkan rasa tersebut sehingga Laut begitu mudah luluh dan melembut padanya.

Berbeda dengan sikap Laut kepada Sky. Rasanya ingin marah terus karena Sky nakal. Semanja-manjanya Sky terhadap Laut, tetap terasa mengesalkan di mata Laut.

Otak Laut bekerja mencari kalimat yang mudah ia lontarkan. Ia ulurkan tangan ke dagu Ai dan mengusap-usapnya pakai ibu jari. Selain diusap, dipencet-pencet juga karena dagu Ai empuk mirip dagu bayi.

"Kalau aku marah, itu pasti ada alasannya. Sejauh ini enggak ada alasan aku buat marah ke kamu, buat teriak galak ke kamu." Laut menatap Ai lekat.

"Apalagi menghina," lanjut Laut. "Kamu sebaik ini ... kenapa harus dihina?"

Ucapan Laut mengingatkan Ai pada kejadian pahit semasa ia hidup di Faigreene. Itu adalah kenangan yang sebenarnya tak ingin Ai kenang. Sampai kini ia masih berharap kehadirannya diterima rakyat Faigreene. Ai masih berharap dianggap sebagai peri normal seperti mereka.

Hati kecil Ai seperti mesin yang secara otomatis memaafkan semua perbuatan mereka tanpa memilih antara A dan B. Namun detail sekecil apa pun akan terus menjadi memori kelam yang melekat di benak Ai. Ia tak menyimpan kesal, geram, apalagi dendam, melainkan hanya sedih.

Laut menyadari raut Ai muram. Lantas menjauhkan kepalanya dari paha Ai, mengajak istrinya tiduran di samping dia.

"Ai mikirin apa? Peri-peri Faigreene?" Laut menebak seraya merengkuh Ai dan membelai kepalanya.

ScenicWhere stories live. Discover now