Scenic

25. Terkejut

Hai, Babygeng! kamu paling suka baca wattpad di HP, laptop, atau di mana?

25 ʚɞ Terkejut

"Astaga! Anak kecil diajak berciuman!" Ibu-ibu berucap spontan, beliau syok berat sampai menyentuh dada.

Laut ikut terkejut, tapi tidak seheboh ibu dengan gaya rambut wolf cut itu. Tak hanya si Ibu, empat wanita lainnya yang lebih muda kompak menilik Laut dengan tatapan menuduh. Mereka berpikir Laut adalah lelaki hidung belang dan pedofil.

Satu dari lima wanita itu menyipitkan mata, merasa wajah Laut tidak asing. Ia seperti pernah melihat Laut sebelumnya, tetapi tidak ingat di mana. Entah bertemu langsung atau dari media sosial.

"Ckckck, ini enggak bisa dibiarin! Meresahkan! Saya punya anak perempuan masih kecil dan paling takut ada kejadian begini menimpa anak saya!" Seorang wanita berseru. Dia tambah cemas karena anaknya sedang dirawat di sini.

"Ayo, kita bawa ke security!" Wanita lain memberi usul.

Mereka menyeret Laut menjauh dari elevator. Sebenarnya Laut panik, tapi mukanya yang kaku itu seperti tak merasakan apa-apa dikepung para ibu yang niatnya membela Ai. Dengan penuh kebingungan Ai hanya memandangi mereka sambil bertanya-tanya dalam hati.

Namun karena melihat Laut diseret paksa oleh mereka, maka Ai mengejar dan menangkap ujung kaus Laut dari belakang. Dia menarik Laut dengan cara meremas kaus itu. Sayangnya tenaga Ai terlalu kecil untuk menahan Laut.

"Jangan ambil Laut-ku! Ini Laut Ai!" Ai berseru, dia takut Laut dibawa jauh.

Para ibu menoleh ke Ai. Salah satunya berujar lembut, "Nak, lelaki ini bertindak kurang ajar sama kamu. Dia harus dihukum biar jera dan enggak jadi kebiasaan. Lelaki modelan begini bahaya banget buat anak perempuan."

"Laut enggak kurang ajar sama aku! Laut baik!" pekik Ai, dia semakin kalap karena berpikir Laut mau diambil mereka.

"Enggak ada pedofil yang baik. Mereka itu gila!" Wanita berambut bob pendek berujar.

Kebisingan ini mencuri perhatian pengunjung rumah sakit di lantai satu. Tak sedikit dari mereka melirik-lirik ke arah Laut, Ai, dan lima ibu-ibu. Sebentar lagi security pasti turun tangan.

"Jangan ambil Laut dari Ai!" seru Ai yang semakin mengeratkan remasan pada kaus.

Laut mendesah berat. Mendengar suara Ai bergetar saking ketakutan itu membuat Laut yang awalnya tampak pasrah diseret-seret seketika melakukan perlawanan yang masih dalam batas wajar. Dia membebaskan tangannya dari genggaman ibu-ibu.

Secepat mungkin Ai memeluk Laut. Ini upaya sederhananya agar Laut tak diseret lagi. Ai tidak mau kehilangan lelaki kesayangannya.

"Kamu mendoktrin dia, ya? Kamu cuci otaknya sampai dia tergila-gila sama kamu! Wah, keterlaluan!" Ibu bawel itu menuduh Laut.