5. Too Innocent

34.7K 6.1K 5.8K
                                    

5 ʚɞ Too Innocent

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

5 ʚɞ Too Innocent

Mentari menembak sedikit cahaya dari sela awan tebal. Tiupan angin laksana nyanyian merdu dipadu cuitan burung. Langit kelabu mengiringi dua mobil yang baru keluar dari pekarangan rumah keluarga Lonan, pemiliknya mempunyai tujuan yang sama yakni Amber University.

Siang ini Laut dan Sky dijadwalkan menemui dosen pembimbing mereka untuk membahas tugas yang telah diberikan beberapa hari lalu.

Sepulang dari kampus nanti Sky berencana pergi ke suatu tempat. Laut tidak mau ikut, jadinya mereka sepakat mengendarai mobil sendiri-sendiri.

Di sepanjang jalan mobil mereka selalu bersebelahan. Sky yang sengaja mengejar dan mendekati mobil Laut. Ia tau Laut tidak suka dengan jarak sedekat itu, tapi Sky tetap melakukannya agar sang kembaran kesal.

Sky baru berhenti saat mobil Laut melaju kencang seperti berada di lintasan balap. Benar-benar kencang sampai Sky takut menyusulnya. Alhasil Sky hanya terkekeh dan kali ini dia mengaku kalah dari keunggulan Laut dalam mengendarai mobil.

"Padahal Laut udah jarang pake mobil. Bisa-bisanya dia masih jago," gumam Sky.

"Gue curiga dia diem-diem suka main mobil tanpa gue tau. Hmm ... Aut nakal, enggak ngajak Sky." Sky berasumsi.

Si rambut biru menyeletuk lagi, "Jangan-jangan dia lagi mengkhayal jadi pilot! Nerbangin pesawat pasti butuh kecepatan tinggi. Laut kan waktu kecil punya cita-cita jadi pilot."

"Kenapa dia enggak mau jadi nakhoda, ya? Biar cocok sama namanya." Sky cekikikan. "Nanti dia kalo kenalan sama orang bilangnya, 'Saya Laut, kerja saya di laut, rumah saya di laut.'"

"Terus orangnya curiga dia siluman ikan di laut." Sky menertawakan isi pikirannya.

"Hus, enggak boleh gitu, Sky!" Sekarang dia menepuk bibirnya sendiri. "Nanti dimarahin Sageema."

Celotehan Sky perlahan sirna, berganti lantunan musik dari speaker mobil. Amber University sudah dekat. Kurang dari sepuluh menit mereka tiba dan memarkirkan mobil berdampingan.

Laut turun duluan, berjalan santai tanpa mengajak Sky ikut dengannya. Lebih tepatnya Laut tak menganggap Sky ada. Secepat itu Sky berlari, menggapai bahu Laut untuk ia rangkul.

"Enak, ya, Ut. Kita ke kampus cuma sekali dalem seminggu. Kenapa dari dulu enggak begini?" celetuk Sky.

"Berlaku buat mahasiswa dan mahasiswi semester akhir doang." Laut menyahut.

Sky mengangguk paham, mengingat pengumuman penting di satu minggu lalu perihal jadwal masuk para mahasiswa dan mahasiswi semester akhir. Mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dibanding di kampus. Komunikasi apa pun secara online, dan hanya ada satu hari dalam seminggu untuk bertemu dosen.

"Tugas penelitian lo udah kelar, Ut?" Sky bertanya.

Laut menggeleng dan menjawab, "Butuh banyak waktu buat ngerjainnya."

ScenicWhere stories live. Discover now