38. Untuk Apa Hidup?

20.8K 3.3K 6.3K
                                    

38 ʚɞ Untuk Apa Hidup?

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

38 ʚɞ Untuk Apa Hidup?

Istana sederhana milik Laut dan Ai berada di dekat kaki gunung. Pemandangan dari depan rumah berupa air terjun yang cantik. Ada banyak sekali tumbuhan hijau yang menyegarkan mata.

Ai makin senang dikarenakan halaman rumah mereka dihiasi bunga-bunga indah, termasuk mawar.

Rumah ini berdiri sendirian di atas tanah yang amat luas. Tak ada tetangga, jadi Ai aman menjalani hari-hari dengan bentuk telinga dan mata yang unik. Halaman belakangnya tak lepas dari keindahan alam. Ada kolam renang, ada juga ayunan kesukaan Ai.

Tepat di belakang rumah mereka terdapat tanah kosong yang dipenuhi rumput pendek. Laut sudah membayar orang untuk rutin memangkas rumput sebelum tumbuh tinggi.

Di seberang tanah kosong itu terdapat sungai. Jernih, sangat dingin, dan suaranya mampu menenangkan pikiran. Aliran airnya cukup deras berasal dari gunung es yang berbeda dengan gunung biasa di dekat rumah mereka.

Gunung es itu letaknya 145 kilometer dari lokasi mereka, di sebuah kota paling dingin di Malverone, Kota Tersus. Airnya mengalir jauh sampai melewati Hutan Nueva.

Sungainya memang cantik, tapi Ai tidak mau main ke sana. Kalian ingat, kan, dia memiliki trauma tentang sungai? Untunglah jarak rumah mereka dengan sungai tidak berdekatan karena terpisah tanah kosong tadi.

Satu hal yang paling menyenangkan ialah, Hutan Nueva sangat dekat dari sini. Ai dan Laut bisa lebih sering berendam di Crystal Lake.

"Laut, terima kasih sudah membeli rumah untuk kita." Ai berkata ketika mereka berdiri di depan bangunan elok itu.

Tak elok saja, tapi juga kokoh. Sekarang ini rumah mereka bertingkat dua. Kemungkinan di waktu yang akan datang Laut akan menambah tingkatnya. Ingin memperluas lahan juga agar keluarganya sejahtera.

Laut mendekat, ia berdiri di belakang Ai dan langsung melingkarkan tangan di sekitar leher dan dadanya. Ia kecup puncak kepala Ai. Tak menyangka ia dan Ai telah pisah rumah dari orang tua, dan mereka tidak lama lagi akan menjadi orang tua sungguhan.

"Ai sangat senang! Tempat ini sejuk dan bersih," kata Ai.

"Iya. Udaranya cocok buat kamu." Laut bertutur.

Ai memegang pergelangan tangan Laut. Ia mendongak, kemudian tersenyum lebar melihat Laut yang juga mengukir senyum untuknya. Sekali lagi Laut kecup istrinya cukup lama di dahi.

"Ai ingin jalan-jalan," ucap Ai.

Laut menanggapi, "Ayo."

"Tapi, kita enggak boleh lepas genggaman tangan saat berada di dekat sungai." Ai berujar seraya ia menurunkan pandangan, tak lagi mendongak.

"Enggak usah ke deket sungai. Di sekitar sini aja, biar kamu enggak capek juga."

Ai setuju. "Oke! Ayo, Laut! Kita berkeliling mencari kupu-kupu."

ScenicOnde as histórias ganham vida. Descobre agora