2. She's Cute

38.4K 6.1K 5.5K
                                    

2 ʚɞ She's Cute

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2 ʚɞ She's Cute

Panggilan telepon mengusik ketenangan Sky yang masih menikmati tidur nyenyak di akhir pekan. Ia terpaksa membuka mata karena getaran ponselnya berulang terus meski tadi sempat berhenti beberapa kali.

Sky meraih ponselnya yang tergeletak sembarang di sudut kasur. Posisinya terlalu di ujung, untung saja tidak jatuh ke lantai. Dalam sekejap rasa kantuk Sky menghilang di detik ia membaca nama pada layar.

"Iya, Sayang? Maaf, aku baru banget bangun." Sky bertutur dengan suara seraknya.

Janessa langsung mengutarakan kekesalan yang telah menunggu Sky menerima panggilannya selama lima belas menit. "Kamu tidur jam berapa, sih?! Kenapa lama banget bangunnya?"

"Jam berapa, ya ...," gumam Sky, konsentrasinya belum terkumpul penuh. "Enggak inget. Kita kan semalem video call sampe jam dua, Sayang. Abis itu aku langsung tidur kayaknya."

"Hey, aku tidur jam setengah tiga, tapi bisa bangun lebih awal dari kamu! Aku lawan ngantuknya cuma biar bisa telepon kamu, ucapin selamat pagi. Sayangnya kamu enggak hargain usaha aku, malah kelamaan angkat teleponnya! Keburu rusak mood aku," oceh Janessa.

"Iya, iya. Maafin aku bikin kamu lama nunggu aku angkat telepon," ucap Sky, tidak mau ribut akibat hal ini.

Janessa tidak menyahut lagi. Di seberang sana dia menekuk wajah dengan bibir mengerucut sebal. Pagi-pagi suasana hatinya sudah buruk.

"Sayang," panggil Sky.

"Kamu harus tanggung jawab perbaikin mood aku." Janessa menyeletuk.

Sky merespons lembut, "Sayang mau apa?"

Kekasihnya tak menjawab cepat, sepertinya sedang berpikir ingin meminta apa kepada Sky. Sambil menunggu Janessa bersuara, Sky memejamkan mata karena sesungguhnya dia masih sangat mengantuk. Berkali-kali Sky menguap hingga matanya berair banyak.

Lelaki itu menoleh ke jendela yang gordennya terbuka setengah, menampilkan pemandangan langit pagi bercuaca sedikit mendung. Setiap kamar di rumah ini gordennya akan terbuka otomatis di jam enam pagi. Tujuannya agar cahaya mentari masuk ke ruangan yang tertutup.

"Sky, kamu udah lama enggak ajak aku shopping. Kamu mulai bosen, hm?" Omongan Janessa membuat Sky membuka mata lagi.

"Bukannya baru minggu lalu kamu sho—"

"Oh, gitu. Oke. Harusnya tadi kamu enggak perlu basa-basi nanya aku mau apa." Janessa menyela.

Sky mengusap wajah lalu beranjak duduk dengan wajah melas sepanjang masa. "Sayang ... jangan ngambek, ya? Besok kita shopping, deh. Mumpung besok hari Minggu."

"Aku maunya hari ini," ujar Janessa.

"Enggak bisa, Cantikku. Kunci mobil aku ditahan Laut." Sky semakin tak bernyali.

ScenicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang