23. Crazy Rich

24.1K 4.1K 5.9K
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

23 ʚɞ Crazy Rich

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

23 ʚɞ Crazy Rich

"Kamu itu bodohnya kelewatan, Janessa! Enggak mikir apa yang kamu lakuin itu bikin untung atau rugi!"

Makian Narafina tak henti memekak telinga Janessa. Nafsu makan Janessa makin merosot lantaran ia tidak diberi kesempatan untuk menikmati hidangan makan malam ini. Narafina terus mengoceh, memarahinya dengan kalimat kasar, bahkan beberapa kali mengacungkan pisau steak ke wajah Janessa.

"Kenapa harus kabur dari rumah sakit, ha? Bikin Mama susah aja! Kerjaan Mama itu banyak, enggak cuma ngurusin kamu!" sentak Narafina.

Lirikan Narafina kembali mengarah ke wajah Janessa. Ia berdecih, "Enggak sadar, ya, sekarang kamu jelek banget? Bibir kering, sklera mata kuning, muka pucat kayak mayat. Hih! Jeleknya enggak ketolong!"

"Badan kamu itu butuh perawatan intensif di rumah sakit. Butuh vitamin dan pantauan ekstra. Kamu malah kabur," celetuk Narafina.

Narafina masih lanjut menuturkan kalimat yang membuat Janessa tambah murung. "Dasar tolol. Umur udah dewasa, tapi kelakuan masih kayak anak kecil. Kamu bukan anak Mama kali, ya? Enggak secerdas Mama!"

"Percuma kamu ngabisin uang ratusan juta bertahun-tahun buat perawatan dan kecantikan. Kalau dihitung lagi itu pasti totalnya miliaran. Gila kamu, ya. Semua rusak dalem satu malam." Narafina berdecak.

Mendengar setiap kata yang Narafina ucap hanya memperparah keadaan Janessa. Hati dan pikirannya sudah kacau memikirkan Sky yang kritis, kini dibuat semakin kacau oleh ocehan ibunya.

Lantas Janessa menghentikan kegiatan makannya. Dia sedikit membanting sendok dan garpu di atas piring yang masih penuh makanan. Napasnya terengah menandakan ia memahan marah.

"Umur kamu berapa?" tanya Narafina, tidak peduli Janessa kesal.

Janessa menyahut, "Umur anak sendiri enggak tau."

Mungkin setelah mengatakan itu Narafina akan semakin geram, tetapi Janessa tidak takut. Dia mengepal kedua tangan di atas paha. Lagi-lagi hanya bisa memendam kekesalannya.

ScenicWhere stories live. Discover now