25. Lanjutan Mimpi Sasar (Bab 2)

8 7 0
                                    

Bunga tidur yang sama lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunga tidur yang sama lagi. Ini bukan fanfiksi film animasi Jepang yang tokohnya tak sengaja pergi ke dunia fantasi dan bertemu banyak konser salah satunya hantu hitam bertopeng khas yang bisa berubah wujud menjadi raksasa berbadan panjang dan bertaring tajam. Bukan, bukan film itu.

Walaupun begitu, si pemuda bertemu makhluk hantunya.

Momen ketika Ari dan Ana dibawa pergi matek. Oleh sosok yang tidak diketahui apa.

"Ari, Ana! Sarapan!" seru si pemuda. Seperti biasa, pagi-pagi sekali dia dalam keadaan acak-acakan, masih berjas lab kusut.

Namun, tak kunjung ada sahutan.

"Ari? Ana? Sa--"

'Demi Tuhan, apa lagi ini ... ?'

No-Face duduk di dalam gerbong kereta. Si pemuda berjas lab duduk di seberangnya, memandang dengan tatapan penuh teka-teki.

Apakah kamu yakin akan kehidupanmu sekarang?

Apakah kamu bahagia?

Maukah kamu mempertahankannya?

Sebuah kehidupan yang muram menjadi biasa-biasa saja, dari biasa saja menjadi luar biasa.

Kolega akademisi yang bangkit dari kematian. "Mas Bejo!" sapanya dari kejauhan.

Wanita tetangga yang selalu ingin tahu segala tentangnya. "Mas Ekik!"

Duo kembar yang dititipkan dari kerabat jauh yang suka merecoki keseharian. "Om Lana!" / "Om Lana!"

Mereka bertemu dalam satu gerbong. Ana memanggil kakak kembarnya, "Cipung."

Laila bertanya apa itu dan dijawab bahwa artinya 'Aci ditepungin'.

"Lah mirip Mbak dong?"

"Mbak mah se---"

Seksi, semok ke setiap sisi.

Hei, mulut siapa itu?

Kemudian muncul tiga lelaki yang sebenarnya remaja baru gede hanya satu di antaranya.

"Aku dan Ukik Lukik baru muncul sekali?" Jekik bertanya-tanya.

"Sebenarnya kita disuruh apa?" Lukik yang polos kebingungan.

"Aku tidak tau, tapi ayo kita bermain!" ajak Ukik.

Maka setelahnya Bejo menjadi beruang-beruangan yang jahat, mengejar anak-anak nakal. Ari dan Ana berlari ketakutan. Ukik main bola sepak dan Laila jadi kiper walau tampak payah. Lukik dan Jekik menjadi penonton. Mereka terlihat begitu bersenang-senang.

Tanpa sadar seutas senyum terlukis di wajah. Kehidupan inilah yang pemuda itu inginkan.

Guut WulagTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang