6. Bikin Motor (narator terlalu lelah membuat judul)

26 7 0
                                    

Hai, masih bersama dengan Laila. Aku pernah menonton kartun ini saat masih kecil. Ada perbukitan hijau yang ditumbuhi bunga-bunga lilin, rumah mirip lengkungan kubah, matahari berwajah bayi, dan karakter-karakter bertingkah lucu yang gembul serta berwajah gemas. Aku sempat mengagumi salah satu karakternya karena nama yang mirip. Salahku juga aku jadi korban perundungan atas alasan itu. Namun, yang lebih penting sekarang adalah aku ingin ingatan kanak-kanak ini diperbaiki kembali untuk menghilangkannya.

"Tapi, ya, tidak begini juga ...."

Diriku berakhir diikat di tiang dengan setengah badan sampai ke bawah dibungkus karung goni.

Ini berawal ketika aku berniat kembali ke mes pemuda itu untuk meminta maaf, tetapi tanganku langsung ditarik dan tanpa persetujuan langsung dibawa ke halaman.

Memang aku sendiri yang minta karena panik saat ditawari mau menonton kartun apa sebagai syarat dimaafkan. Namun, apa-apaan cuma spontan kujawab tokoh setan-setanan kuning gigi dua, dua anak bersamanya menjadi heboh. Dan aku baru tahu pemuda ini suka menagih.

"Pokoknya gak gitu, Mas Ekik--" Saat mengencangkan tali, dia bingung akan panggilan itu. "Eh, bukan, bukan ...."

Dua anak yang tampak kembar berbeda gender bersorak gembira.

"Hepi! Hepi! Hepi!"

"Aku siap! Aku siap! Aku siap!"

Entah bagaimana, dalam sekejap halaman ditaburi pasir berbau khas laut nan menyengat. Kemudian berjejer rumah-rumahan nanas, rumah-rumahan mirip moai, dan batu separuh. Lalu, mereka mulai memakai kostum.

Pemuda itu kukira pilih cumi-cumi, tetapi malah berpakaian ala gorila.

"Untuk apa gorila di dalam air?" seruku, hampir ikut gila.

Mereka pun berlarian di halaman sebagaimana orang miring.

Setelah anak-anak puas, aku dilepas, kostum dilucuti, pemuda berjas putih itu mengajak jabat tangan. Aku beri tatapan apa-kau-bercanda-?. Bergegas aku pulang dengan perasaan malu. Sampai di teras, Mamak mencegatku.

"Bagaimana, sudah bermaafan sama Mas Anang?"

Dua jempol dan seringai. Awakku tumbang.

Guut WulagWhere stories live. Discover now