4. Tamu dari Jauh

25 8 0
                                    

Sapu lidi untuk menyapu halaman tengah malam lucut dari genggaman. Pilar cahaya langit turun dan si pemuda bergegas masuk ke mes. Raut mukanya waswas akan apa yang bakal terjadi.

Di ruangan yang cukup luas, aneka barang tak berbentuk berserakan. Ada botol kaca habis dicuil, kaleng bekas penuh pipa, dan kardus yang kalau dilipat 103 kali menyamai ketebalan alam semesta. Itu barang si pemuda, seperti biasa Ari bersama Ana duo kembar merecoki.

"Wah, apa ini? Wah, apa ini?" Satu demi satu alat aneh dipungut lalu dilempar, berujung pada benda berbentuk pistol dengan radar di kepala dan bola lampu di ujung. Karena jiwa iseng, Ari memencet pelatuk lalu tembakan cahaya memelesat ke luar jendela.

Tak lama kemudian, pilar cahaya turun dan sebagian jendela hancur. Dua makhluk mirip pria dewasa, berkepala hidrosefalus dan tangan berselaput dan mereka telanjang, masuk meliuk seperti katak pohon. Ekspresi dari mata lonjong tanpa kornea dan mulut tanpa bibir serasa memaksa ramah. Namun, apa guna ramah-tamah bagi Ari dan Ana yang sudah berjingkrak-jingkrak sedari tadi.

Dua makhluk itu saling tatap, kemudian membuka perlengkapan.

"Salam, kami adalah alien. Kami datang dari semesta jauh untuk meneliti ciptaan dengan inteligensi tinggi bernama manusia."

Bersamaan dengan itu, salah satu makhluk mengeluarkan alat yang memasukkan satu anak ke kapsul seukuran semeter. Ana dan Ari masing-masing tidak bisa bergerak di dalam. Makhluk alien memandang mereka layaknya mangsa empuk.

"Hehe, dengan ini kami bisa menculik manusia dan meniru mereka." Para alien mengakak dan terdengar ngeri.

Beberapa saat kemudian, hasil dari analisis alat kapsul keluar, menyebutkan bahwa IQ dua anak di dalam menunjukkan nilai yang jongkok bahkan sampai minus. Maka para alien melepas mereka, memutuskan berhenti meneliti manusia.

Baru si pemuda berlari masuk, tetapi dia begitu tercengang. Para alien mengepak barang lalu balik ke piring terbang di halaman depan, yang memelesat kecepatan tinggi menghasilkan tiupan kencang, kembali ke rumah mereka nun jauh pada konstelasi bintang.

Guut WulagWhere stories live. Discover now