22. 4 Daun Semanggi

12 6 0
                                    

Kerajaan Airlangga yang aslinya bernama Desa Apa-Ya-Belum-Dapat-Ilham-Buat-Namanya-Hiks mengumumkan kebijakan baru bahwa daun bisa menggantikan uang untuk bertransaksi. Namun, daunnya adalah daun langka yang hanya bisa diperoleh dalam waktu tertentu setiap ribuan tahun, dan hanya bisa dipakai buat beli mandi bola. Lantas, apa guna apabila faktanya daun saja langka dan cuma untuk mandi bola?

Itu karena musim ini daun empat semanggi berjatuhan dari langit bagaikan hujan badai luar biasa.

Beberapa hari lalu, Kerajaan Airlangga dilanda kekeringan. Sumber air mati dan pohon-pohon layu permanen. Suatu ketika manakala ratusan bawang merah, bawang putih, lombok, ditusuk jadi satai dan ditanam di halaman masing-masing warga, hujan pun turun lebat. Namun, bukan air yang berjatuhan. Melainkan daun. Berhari-hari fenomena alam tidak alamiah itu berlangsung. Per harinya bisa sampai ribuan sampai ratusan ribu helai daun. Daun empat semanggi yang ternyata amat mujarab menyembuhkan penyakit.

Di Bab 23, orang-orang yang terkena percikan santet daring yang meleleh tubuhnya, memuncrat darah dari kepala, hilang kewarasannya, hanya bisa diobati lewat terapi mandi bola. Namun, daun empat semanggi ini bisa menggantikannya. Karena helainya mirip bola. Jadi dengan mengumpulkan daun empat semanggi di satu kolam, bisa buat mandi bola lalu penyakit pun hilang.

Namun, tak butuh waktu lama, konflik pun terjadi. Orang-orang mulai tergila-gila dan ingin mandi bola lagi. Karena tidak ada uang, daun empat semanggi pun kena. Benda yang dianggap tak bernilai sebelumnya berubah menjadi barang berharga yang mengalahkan emas dan berlian.

Para warga berebut daun empat semanggi sampai bunuh-membunuh, tikam-menikam, gigit-menggigit, hanya potongan-potongan tubuh yang bisa bergerak untuk mandi bola dan simsalabim jasad mereka kembali utuh. Kegilaan ini terus berlangsung selagi hujan daun empat semanggi terus turun.

Sampai pada suatu titik manakala daun empat semanggi menggerogoti satu per satu warga hingga ke tulang, mengubah mereka sampai beralih rupa ke manusia.




Guut WulagWhere stories live. Discover now