[31] Boneka untuk Dysa

7 1 0
                                    

TIDAK tahu kenapa, Kinara akhirnya menerima permintaan Adam untuk menemaninya menjenguk Dirga di Rumah Sakit. Alhasil, kini setelah pulang sekolah, mereka berdua terlihat berdiri di parkiran sekolah dengan Adam yang nampak mulai naik ke atas motornya.

Awalnya Kinara tidak tahu bahwa ternyata Adam adalah pengurus OSIS juga. Adam bilang bahwa dirinya menjadi ketua di salah satu sekbid di sana. Entah apa itu. Yang pasti, sekbid yang di pimpin oleh Adam ini memang sangat jarang turun ke lapangan untuk mengatur murid-murid lainnya seperti sekbid yang lain. Oleh karena itu lah, Kinara sangat jarang--bahkan hampir tidak pernah melihat Adam memakai almamater OSIS di sekolahnya ini.

Adam sekarang menyodorkan salah satu helmnya ke arah Kinara. "Nih, helmnya! Mau dipake sendiri atau mau di pasangin?"

Sontak Kinara mengambil alih helm tersebut dari tangan Adam. "Aku bisa pake sendiri," ujarnya kemudian.

Adam tersenyum kecil lalu mengangguk. "Yaudah, ayo naik! Kita langsung ke Rumah Sakit aja, soalnya anak-anak OSIS yang lain juga udah pada duluan kesana."

Kinara mengangguk mengiyakan. Setelah memasangkan helm di kepalanya, Kinara lalu naik dan duduk di jok belakang motor Adam. Dan ya, Kinara akhirnya sudah tidak kesusahan lagi untuk naik ke motor itu.

"Gue beneran gapapa kalo ikut sama lo buat ngejenguk Dirga kayak gini? Gue kan bukan anak OSIS," ujar Kinara.

"Ya gapapa. Yang lain juga banyak kok bawa temennya yang bukan anak OSIS juga," balas Adam. Lelaki itu kini mulai menancap gas dan pergi meninggalkan halaman sekolah.

"Lo sendiri kenapa pengen ngajak gue?"

Adam bergumam sesaat ketika Kinara bertanya seperti itu. "Ya pengen aja. Biar gue ada temen," balas Adam, yang malah jawabannya terdengar aneh di telinga Kinara.

"Beneran?"

Adam tertawa kecil saat Kinara sadar bahwa dirinya tengah beralasan. "Gue cuman males di tebengin sama temen gue yang lain," jujurnya kemudian.

"Kok gitu?"

"Maksudnya, biasanya kalo ada acara OSIS kayak gini, Caca suka minta buat ikut sama gue," jawab Adam.

"Caca? Yang bendahara OSIS, itu?"

Adam mengangguk mengiyakan.

"Emangnya kenapa kalo dia minta di boncengin?" tanya Kinara.

Adam mendengkus pelan. "Ya, gue gak suka aja. Dia cerewet banget, Ra. Terus suka mepet-mepet juga sama gue."

Tidak terasa, Kinara kini terkekeh kecil. "Dia suka sama lo sama kali," celetuknya, bermaksud untuk bercanda.

Namun Adam malah menganggukkan kepalanya. "Emang. Gosipnya juga udah nyebar kalo dia emang suka sama gue. Apalagi di lingkup anak-anak OSIS. Di sana gue suka di jodoh-jodohin sama dia."

"Terus, kenapa lo gak terima aja? Kan dia cantik, famous juga," sahut Kinara, membuat Adam menarik senyumannya.

"Gak mau, ah. Bukan tipe gue."

"Oh ..." Kinara hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, seakan tidak ingin memperpanjang topik pembicaraan tersebut.

Sementara Adam yang melihat respon Kinara kali ini, hanya bisa berdesis kecil. "Lo gak mau nanyain tipe cewek gue gitu, Ra?" tanyanya.

"Tipe cewek lo? Emangnya kayak gimana?"

Adam kini melirik pantulan wajah Kinara dari kaca spion motornya, lalu mengulum senyum. "Tipe cewek gue? Kayak cewek yang lagi gue bonceng sekarang."

Kinara terdiam beberapa saat, seakan mencerna jawaban Adam hingga akhirnya ia mengerti maksud dari ucapan lelaki tersebut. Kinara sontak memalingkan wajahnya ke arah lain dan menjawab, "Gue? Kenapa gue?"

EPOCH [On Going]Where stories live. Discover now