[21] Mengajak Adam

5 2 0
                                    

SETELAH tiba di Rumah Sakit, Kinara langsung mengajak Adam untuk pergi ke ruangan di mana Dirga di rawat. Salah satu tangan Kinara nampak membawa sebuah kantong plastik berisi roti dan susu untuk Dirga. Karna rasanya tidak enak jika Kinara sering datang menjenguk kesini, tetapi tidak pernah membawa apapun untuk lelaki itu.

Sementara Adam yang kini tengah berjalan di sampingnya, nampak sesekali melirik ke arah Kinara. Awalnya Adam sedikit kaget karna Kinara mengajaknya untuk menjenguk Dirga di Rumah Sakit seperti ini. Pasalnya--seingat Adam, Kinara dan Dirga tidak berteman dengan dekat. Memang, Adam sering melihat Dirga menghampiri Kinara di sekolahnya, tetapi terlihat dengan jelas juga bahwa Kinara secara terang-terangan sering menjauhi Dirga. Tetapi sekarang, kenapa Kinara malah ingin menjenguk Dirga?

Saat sampai di depan ruangan di mana Dirga di rawat, Kinara langsung masuk ke dalam ruangan diikuti oleh Adam yang masih setia mengikutinya dari belakang. Dan ternyata saat masuk ke dalam, ada Rida juga yang tengah menemani Dirga. Sedangkan Rida yang kini melihat Kinara datang tidak seorang diri, langsung menampilkan raut wajah bingungnya.

"Wah ... kita sekarang kedatangan tamu baru, nih!" ujar Rida yang terlihat menyambut kedatangan Adam.

Adam tersenyum canggung seraya menghampiri Rida dan memberikan salam. "Kenalin aku Adam, Tante. Aku temen satu sekolahnya Dirga juga," ujar Adam kemudian.

Di sisi lain, Dirga yang melihat kedatangan Adam sontak mengernyitkan dahi. Dirga tidak ingat bahwa dirinya dan Adam berteman dekat sehingga Adam harus menjenguknya ke Rumah Sakit seperti ini. Dan juga, kenapa Adam bisa datang kesini bersama Kinara?

"Aku yang ajak Adam buat ngejenguk Dirga kesini, Bu. Gapapa, kan?" tanya Kinara, disambut dengan kekehan kecil dari Rida.

Rida mengelus pelan bahu Kinara dan menjawab, "Gapapa, Sayang. Ibu malah seneng kalo Dirga banyak yang ngejenguk kayak gini."

"Sebenarnya kemarin juga temen-temen Dirga yang dari OSIS datang kesini. Seru banget. Sampe Dirga gak bisa istirahat saking ramenya," ujar Rida, membuat Kinara maupun Adam mengembangkan senyumannya.

"Kalo gitu Ibu keluar dulu. Ibu titip Dirga, ya?"

Setelah mendapat jawaban dari Kinara dan Adam, Rida langsung melenggang pergi dari sana meninggalkan mereka bertiga.

Kini Kinara nampak mendekat ke arah Dirga dan menyodorkan kantong plastik yang di bawanya. "Nih, gue bawa roti sama susu. Waktu itu lo bilang, lo suka roti coklat, kan? Jadi sekarang gue beliin buat lo."

Dirga mengembangkan senyumannya seraya menerima kantong plastik pemberian Kinara tersebut. "Makasih ya, udah repot-repot bawain gue ini."

Kinara bergumam. "Makanya cepet sembuh," balasnya sembari menarik sebuah kursi dan duduk di samping ranjang Dirga.

Sementara Adam yang masih berdiri di posisinya, hanya bisa mengamati interaksi antara Dirga dan Kinara saat ini. Dan Dirga yang tersadar dengan keberadaan Adam, kini mengalihkan pandangannya ke arah lelaki berkacama tersebut.

"Kalian kok bisa barengan kesini? Lo sengaja ngejenguk gue kayak gini, Dam?" tanya Dirga kepada Adam.

Ya, seperti yang pernah Adam ceritakan sebelumnya bahwa dirinya dan Adam memang sempat saling kenal. Jadi Dirga tidak terlalu canggung lagi ketika berbincang dengan Adam seperti ini.

Adam berdehem. "Kinara yang ngajak gue kesini buat ngejenguk lo. Tadinya gue sama Kinara mau ke toko buku, tapi Kinara pengen kesini dulu buat ngejenguk lo."

"Kalian mau ke toko buku bareng?" tanya Dirga cepat.

Kini Adam menyungging senyum. "Iya. Gue sama Kinara mau ke toko buku bareng. Kenapa? Lo cemburu?"

"Enggak!" Dengan memasang mimik wajah kesal, Dirga nampak mengalihkan pandangannya ke arah kantong plastik yang di bawa oleh Kinara tadi. Sementara Adam di sana nampak puas ketika melihat reaksi Dirga saat ini.

Saat tangan Dirga menyibak plastik tersebut dan melihat isinya, seketika Dirga nampak terdiam beberapa saat. Tangannya kini mengeluarkan sebuah susu kotak bervarian rasa kacang hijau yang memang sempat dibeli oleh Kinara juga. Hal tersebut membuat Kinara yang melihat respon aneh dari Dirga, sontak kebingungan.

"Kenapa? Lo gak suka sama susunya? Tadinya gue mau beli rasa coklat, tapi habis. Adanya cuman rasa itu," ujar Kinara kepada Dirga.

Mendengar hal tersebut, Dirga langsung terhenyak dan melebarkan senyumannya. "Gapapa kok. Gue juga suka varian ini. Makasih ya, Ra."

Kinara ikut tersenyum lega mendengarnya. Sementara di sisi lain, Adam yang nampak mulai bosan terlihat menoleh ke arah jam tangan di pergelangan tangannya. Lalu Adam beralih untuk menatap ke arah Kinara dan berkata, "Ra, gue ke toilet dulu, ya?"

Kinara mengangguk mengiyakan. Hal tersebut membuat Adam langsung melenggang pergi dari sana dan hanya meninggalkan Kinara dan Dirga saja.

Sementara Kinara yang melihat Dirga hanya diam sembari mengamati susu kotak tadi di tangannya, sontak bertanya, "Kok cuman diliatin aja?"

Lamunan Dirga terbuyar dan langsung membuat lelaki itu menoleh ke arah Kinara. Kemudian, Dirga tersenyum lebar seraya mengangguk.

"Ini mau gue minum susunya, Ra," balas Dirga sembari menusukkan sedotan ke dalam bungkus susu itu dan mulai meminumnya.

Kinara yang melihat Dirga saat ini, hanya bisa termenung. Semakin hari wajah tampan Dirga semakin terlihat pucat di mata Kinara. Dan hal tersebut membuat Kinara yakin, bahwa kondisi kesehatan Dirga semakin memburuk.

"Lo masih gak mau di operasi?" tanya Kinara tiba-tiba, membuat Dirga otomatis menoleh ke arahnya.

Dirga tersenyum tipis dan menjawab, "Enggak, ah. Gue belum siap."

"Kapan siapnya?"

Dirga terdiam beberapa saat. "Kalo lo udah mau jadi pacar gue," jawabnya, membuat Kinara tanpa aba-aba langsung mencubit lengannya.

"Gue serius!"

"Gue juga serius, kok. Gue--" Seketika Dirga menghentikan kalimatnya. Lelaki itu nampak memegangi dadanya sendiri dan seakan kesulitan untuk bernafas.

Hal tersebut membuat Kinara yang melihatnya sontak bangkit dan menghampiri Dirga. "Heh, lo kenapa! Dirga!"

Namun Dirga nampak tidak mendengarnya. Lelaki itu nampak memegangi lehernya sendiri yang terlihat mulai memerah. Kinara yang melihatnya tentu saja menjadi sangat cemas. Ia tidak mengerti apa yang terjadi dengan Dirga sekarang.

"Dirga, lo kenapa!"

Bersamaan dengan itu, Adam baru saja kembali masuk ke dalam ruangan tersebut dan melihat kondisi Dirga sekarang.

"Adam, tolong panggilin dokter! Cepet!" teriak Kinara dengan raut wajah resah.

Adam kini mempercepat langkahnya untuk mendekati Dirga. "Dirga kenapa, Ra?" tanyanya yang juga ikut merasa cemas.

"Gue gak tau! Tiba-tiba tadi dia kayak sesak nafas gitu terus kulitnya jadi merah-merah kayak gini!"

Adam terlihat mengecek kulit Dirga--terutama di tangan dan tenggorokan lelaki tersebut. "Ini kayak gejala alergi, Ra. Dirga tadi makan apa?"

deg

Nafas Kinara seakan tercekat ketika gadis ini menyadari sesuatu. Pandangannya langsung tertuju ke sebuah kotak bekas susu kacang hijau yang telah diminum oleh Dirga tadi.

"Dirga ... lo alergi sama kacang hijau?"

EPOCH [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang