22. ROK PENDEK

133K 13K 5.7K
                                    

Hai! Panggil aku Syasya !!

[ SELALU HARGAI PENULIS. BERIKAN VOTE 🌟 & KOMEN 💬 KALIAN. ]

Happy reading !! 🦩

• SILAHKAN FOLLOW AKUN WATTPAD AKU! MULAI BESOK PART AKAN DI PRIVAT SECARA ACAK! •

22. ROK PENDEK.

**

“Nahan diri biar nggak gampang kasih dendam ke orang is another level of pain, kalau kata Eldrian.” - Raven Gutama.

**

"Glova Lovata."

Suara lantang itu bergema di seluruh sudut kelas. Glova bangkit dari posisi duduknya, mendengar namanya  dipanggil. Ia segera menghampiri seorang wanita muda berprofesi guru bernama Anna Maheswari yang ada di depan kelas, tampak menggenggam beberapa kertas di tangannya.

"Aduh! Mampus gue," gumam Laura khawatir.

Hari ini adalah pembagian hasil ulangan matematika kelas XI IPS 2 yang dilakukan tempo hari. Tentu saja, hampir sebagian murid dalam kelas tersebut merasa gugup menghadapi situasi menegangkan seperti ini, termasuk Glova dan teman-temannya.

Glova sudah berdiri di depan kelas, menghadap guru yang terkenal killer itu. Jantungnya terasa berdebar keras, sampai akhirnya Anna menyodorkan kertas hasil ujian.

"40."

Glova menelan ludahnya susah payah, mengambil alih dengan berat hati kertas hasil ujian tersebut. "Maaf.. Miss."

"Glova, Glova... Kapan sih, kamu mau berubah menjadi lebih baik?" sindir Sang guru, geleng-geleng tak habis pikir dengan nilai matematika Glova yang selalu anjlok.

Gadis itu hanya bisa menundukkan kepala, tanpa berniat untuk menjawab sepatah katapun. Beberapa detik terdiam di depan kelas, akhirnya Glova ingin beranjak kembali menuju bangkunya.

"Saya belum menyuruh kamu untuk duduk, Glova." Ucapan tegas Anna berhasil mengurungkan niat Glova.

Lantas guru itu berdiri dari posisi duduknya, berjalan mendekati Glova. Sedangkan ditangannya, terlihat menggenggam sebuah penggaris besi berukuran panjang. "Saya beneran heran, cewek otak bodoh kayak kamu kenapa bisa pacaran sama Altop. Anak kelas IPA yang selalu mendapat juara kelas. Oh! Bukan hanya peringkat kelas, Altop juga selalu mendapat peringkat 5 besar satu sekolah."

Glova mengernyitkan dahi. "Kenapa jadi bawa-bawa Altop, ya, Miss?" tanyanya bingung.

Guru matematika itu tidak menjawab, tatapannya justru memandang remeh kearah Glova. "Rok kamu kenapa ketat sekali, Glova. Apa ini sebabnya kamu bisa pacaran sama Altop hm?"

"Maksudnya apa Miss?" Glova semakin dibuat bingung.

Plak!

"Saya tidak suka ada murid memakai rok ketat seperti ini!" suara menyentak Anna, setelah mengibaskan kuat penggaris besi pada paha mulus Glova. "Tujuan murid datang ke sekolah untuk belajar, bukan jual diri atau tebar pesona kayak kamu."

Sontak Glova tersentak kaget, merasakan panas dan nyeri di bagian kulit pahanya yang memerah. "Sshhhh! Sakit... Miss," lirihnya seraya menundukkan kepala.

"Oh! Iya, saya lupa. Kamu sudah lama tidak punya orang tua. Ah! Pantas saja kamu disekolah seperti tidak punya etika berpenampilan," singgung Anna.

Glova mengernyitkan alis, kedua tangannya mengepal kuat menahan emosi. Tidak, dirinya tidak bisa terima orang tuanya yang sudah tiada dibawa-bawa dalam permasalahan ini.

ALTOPWhere stories live. Discover now