9. UKS

191K 15.5K 6.2K
                                    

Hai! Panggil aku Syasya !!

[ SELALU HARGAI PENULIS. BERIKAN VOTE 🌟 & KOMEN 💬 KALIAN. ]

Happy reading !! 🦩

09. UKS

**

“If you lonely come be lonely with me.” - Altopan Lioner.

**

"GLOVA!"

"Bangun Va! Aassshhh! Hidung dia berdarah, anjing." umpat Altop sembari menepuk-nepuk pipi Glova saking paniknya. Semua orang di ruangan itu segera bergerak mendekat, melingkari Glova.

"Mending cepetan bawa Glova ke UKS, Top!" seru Rafa tampak memasang raut cemas.

Dengan sigap Altop membopong tubuh gadis itu. Teman-temannya juga ingin membantu, tapi Altop sudah lebih dulu menggerakkan tangannya seolah melarang mereka.

"Sini gue bantu," kata Markus.

"Nggak usah! Dia cewek gue, biar gue aja." Suara sengit cowok itu, lalu menyingkirkan tangan Markus menjauhi Glova.

"Cepetan bawa ke UKS, anjing lah! Keburu Glova kenapa-napa," sewot Kenzo kesal.

Menggendong Glova keluar dari ruangan itu, Altop membawanya menuju UKS sekolah. Untuk kesekian kalinya, Glova harus masuk kembali kedalam ruangan salah satu fasilitas sekolah beraroma khas racikan obat.

Altop membaringkan tubuh Glova dengan perlahan, membenahi rambut kekasihnya yang menutupi muka. Tampak dokter sekolah langsung memeriksanya, mengecek detak jantung Glova menggunakan stetoskop.

"Glova kenapa dok?" tanya Altop.

Menghembuskan nafas panjang, dokter itu memasang wajah lesu. "Dia kelelahan lagi, padahal kemarin sudah saya peringatkan untuk banyak beristirahat."

Ucapan dokter itu membuat Altop mengernyitkan dahinya. "Kemarin?"

"Iya, kemarin Glova juga kelelahan sampai pingsan dan mimisan. Markus yang membawanya ke sini," jawab sang dokter.

Tak lama Glova mulai membuka mata yang masih terasa berat. Kini pandangannya tidak begitu jelas memandang Altop dan wanita berjas putih yang berada di sampingnya.

Menyadari kesadaran Glova, dokter itu membantu dirinya untuk mengambil posisi duduk. "Sekarang apa yang kamu rasakan Glova? Pusing?"

Tangan Glova memegangi pelipisnya, lalu mengangguk pelan. "Pusing sedikit dok," ujarnya dengan nada lemas.

"Kalau begitu, tunggu sebentar. Saya akan bawakan obat untuk kamu." Setelahnya dokter itu beranjak, meninggalkan Altop dan Glova yang terdiam di dalam ruang minimalis yang ditutupi oleh korden tosca.

Altop menoleh, matanya melemparkan tatapan tajam seraya tangan kanannya mencengkram lengan Glova kuat. "Kenapa kemarin lo nggak bilang ke gue?"

"Bilang apa?" Bukannya menjawab pertanyaan, Glova justru bertanya balik.

"Lo masuk UKS kan kemarin? Terus kenapa yang bawa lo ke sini itu Markus? Oh! Jangan-jangan lo berdua backstreet di belakang gue, iya?! Jawab jujur Glova!" Altop mengeraskan rahangnya, berkata keras di depan wajah Glova.

ALTOPWhere stories live. Discover now