10. ULAH RAFA

180K 15.6K 4.9K
                                    

Hai! Panggil aku Syasya !!

[ SELALU HARGAI PENULIS. BERIKAN VOTE 🌟 & KOMEN 💬 KALIAN. ]

Happy reading !! 🦩

10. ULAH RAFA.

**

“I miss the cute name calling. Take me back, please.” - Kenzo Adriansyah.

**

Hari ini sudah sore, terlihat hanya ada senja di atas langit sana. Setelah menyelesaikan segala urusan kesibukan sekolah, Glova bersama Molpi kini berjalan santai menuju mobil Glova yang terparkir rapi di parkiran sekolah.

"Lo yakin nggak mau balik bareng gue aja, Mol?" tanya Glova, sebelum dirinya akan membuka pintu mobil.

Molpi menggeleng menolak. "Nggak usah, Glova. Lagian gue bisa balik bareng abang ojol."

"Beneran?" Glova tampak ragu.

Menjawab pertanyaan gadis itu, Molpi mengangguk mantap. "Bener ayang! Ya udah, lo pulangnya hati-hati di jalan. Gue balik duluan, ya. Bye pretty!" Laki-laki itu melambaikan tangan ke udara, lalu beranjak menjauhi Glova.

Glova mengendus lesu, kemudian membuka pintu mobil. Hingga setelahnya, ia sedikit tersentak terkejut mendapati Altop yang sudah duduk di bangku sopir.

"Lama." Altop memutar bola mata malas, mencibir kekasihnya yang baru saja masuk kedalam mobil.

"Siapa suruh lo nungguin gue segala," jawab ketus Glova. Melepas tas punggung sekolahnya, ia menengok ke bangku belakang mobil, dan bertapa terkejutnya lagi di belakang bangku Glova ternyata ada sesosok Rafa yang sedang duduk seraya cengar-cengir sendirian. "Astaga! Lo bikin gue kaget aja, Raf!"

Rafa masih mengembangkan senyuman tengilnya. "Gue cuman disuruh Altop ikut lo, Va." Lantas, cowok itu mengangkat jari telunjuk dan jari tengah hingga membentuk huruf seperti V.

Sontak Glova mengalihkan pandangan pada Altop. "Ini ada Rafa, kenapa harus gue yang nganterin lo ke Bengkel?"

"Nggak usah banyak nanya. Kepala gue jadi pusing dengerin omongan lo," gusar Altop.

Mulut Glova terlihat berkomat-kamit seakan tengah mengumpat dalam batin. Mulai menyalakan mesin mobil, Altop melajukan mobil itu keluar dari kawasan SMA Dirgantara.

Sepanjang perjalanan ketika mobil mereka terjebak dalam kemacetan Ibu Kota, Glova justru asik memainkan handphonenya. Dirinya menelusuri seluruh isi media sosial, dan membaca berita yang sedang trending adalah salah satu kegemarannya.

"Sepi bener nih mobil, udah mirip kuburan Kebun jeruk. Lo berdua itu pacaran apa orang ngasih tumpangan sih?" sindir Rafa, merasa bosan dengan suasana keheningan ini.

Tidak menghiraukan ucapan Rafa, Altop hanya memijat pelipisnya. Dirinya lalu memalingkan tatapan sengit dari jalanan yang terlihat macet total kearah muka Glova. "Gue lagi nyetir, hargain dikit kek."

Glova berdehem singkat. Bukan meletakan handphonenya, ia malah menggerakkan tubuh menjadi memunggungi Altop.

"Glova, taruh handphone lo sekarang." Altop berkata lebih tegas, memberi peringatan.

"Apaan sih?! Berisik." Membuang nafas kesal, Glova menggaruk telinganya seolah enggan mendengar perintah kekasihnya.

Altop berdecak kesal kemudian tangannya bergerak cepat, merebut paksa handphone itu dari genggaman Glova dan melemparnya asal keluar dari mobil.

ALTOPWhere stories live. Discover now