43 - A Silent Voice

212 57 7
                                    

In the end I learned
how to be strong, alone

****

Kucingnya udah kakak usir, jangan nangis lagi.

Kakak masih kerjain PR, bentar lagi selesai.

Mau nggak main basket sama kakak hari ini?

Cepat naik, nanti kita kena marah Bunda!

Yaay, Rama, kita bakal umroh!! Kita bakal ke Mekkah.

Labaikallah humma labaik.

Bunda, Bunda, tinggal di Mekkah aja yuks! Ha ha ha, canda Bunda.

Rama udah berdoa sama Allah nggak? Kakak udah loh.

Rama kenapa kamu berantem lagi? Nanti Bunda marah.

Ramaa ....

Ramaaaaa!

RAMAAA PERGIII!!!

"Hah ... hah ... hah ..." Suara napas tak beraturan itu terdengar di malam yang di mana hujan tengah turun. Perlahan Rama membuka kelopak matanya, terlihat samar-samar, ia lalu memijat pangkal hidungnya. Mencoba bangkit padahal tubuhnya terasa berat. 

"Mimpi buruk," ujarnya. Lalu mengedarkan pandangannya. "Sial, jadi haus," ujarnya merasa enggan ke dapur, tetapi jika tidak dilakukan maka ia akan mati kehausan. 

 Suara petir terdengar, Rama memutuskan untuk pergi ke dapur. Membuka pintu kamarnya, tak ada suara, hening, tentu karena orang rumah masih pada tidur. Jam hampir menunjukkan pukul dua malam. Ia lalu menuruni tangga dengan pelan, langkahnya gontai, tubuh Rama terasa berat padahal ia tidak demam, pasti karena mimpi tadi, menyebalkan.

Bahkan sampai sekarang pun, ia masih sering bermimpi –

Krit.

Langkah Rama terhenti ketika suara itu terdengar. Suara tangga berderit padahal jelas-jelas tak ada seorang pun di sini kecuali dirinya. Ia juga sekilas melihat bayangan hitam melintas tepat di depannya, pergi begitu saja ke dapur. 

Berada di dapur, Rama terdiam ketika samar-samar dari kejauhan, ia bisa melihat seseorang tengah berlalu-lalang di sana. Postur tubuhnya tak terlalu tinggi dan ia terlihat sedang ... membuat kue? 

"Siapa?!" Rama langsung menekan tombol lampu dan detik berikutnya seseorang itu menghilang. "Khayalan ya?" tanyanya dengan senyuman miris. Rama harus segera beristirahat jika tidak ia akan benar-benar gila atau ia memang sudah gila, tetapi berusaha untuk tetap waras, menjadi orang normal?

Rama mengambil gelas kaca di dalam lemari, lalu menuang air ke dalamnya. 

Shht, diem nanti ketahuan Bunda ....

CRANGGGG! Pegangan Rama terhadap gelas kacanya terlepas dan jatuh ke kakinya. Darah segar langsung mengalir, Rama menjerit. 

"Astaghfirullah Rama!" pekik Aruna yang terbangun karena mendengar suara dari dapur. "Kenapa bisa sampai jatuh? Bunda ambil obat dulu."

"Maaf Bunda," ujarnya menatap kosong pada darah yang mengalir tersebut. 

Ia sama sekali tak merasakan sakit, karena suara itu menggema di pendengarannya. Suara yang paling ia rindukan sekaligus paling menyakitkan baginya.

Yah, kan dah dibilang, nanti ketahuan Bunda. Kamu ini ....

****

Ujian tengah semester selesai dilaksanakan beberapa hari yang lalu. Kini memasuki hari kedua class meeting. Ada banyak perlombaan yang diadakan. Selain itu, setiap kelas wajib mengadakan bazar yang di mana akan dilakukan penilaian oleh guru-guru sehingga bazar kelas terbaik akan mendapat penghargaan. 

INEFFABLEWhere stories live. Discover now