37 - Dicari Akhlak Bestie

245 63 4
                                    

Gak papa sekarang capek
Kan nanti mau jadi orang hebat

****

Murid-murid SMA Nusaraga tidak hanya unggul dalam bidang akademi, tetapi juga non-akademik. Pihak sekolah juga sangat mendukung mereka yang berbakat di luar pelajaran sekolah karena mereka tahu jika tak semua orang ahli dalam fisika, kimia, sosiologi, dan lainnya. 

Ada mereka yang berbakat dalam melukis, berpidato, basket, dance, teater, dan lainnya. Karena hal ini pihak sekolah ingin mendorong mereka dalam mengembangkan bakat mereka tersebut dengan memberikan dukungan terhadap ekskul-ekskul, menyediakan para pembina ekskul yang memadai, serta selalu update lomba-lomba. 

Misalnya saja, tak lama lagi, akan ada perlombaan dance yang akan diselenggarakan di SMA Nusaraga. Beberapa sekolah akan berpartisipasi dalam lomba ini. Dikarenakan hal ini juga, ekskul dance SMA Nusaraga sangat sibuk. Mereka yang biasanya hanya ada pertemuan di hari Sabtu, kini hampir setiap hari mereka berlatih. 

Akan ada dua tim yang mewakili SMA Nusaraga nanti. Akan dilakukan seleksi terlebih dahulu, anggota mana saja yang akan jadi perwakilan. Mau tahu siapa salah satu perwakilan yang akan tampil nanti?

"Ira gue takut, gue capek juga, tadi habis latihan kek mau pingsan astaga," ujar Shinta yang sudah membuat Ira kesal. 

"Lo dah ngomong itu berkali-kali," sahut Ira. Fyi, Ira bermalam di rumah Shinta. Selain karena sudah lama tidak menginap di rumah Shinta, Ira juga ingin mendengar banyak kisah Shinta yang sebentar lagi akan mengikuti lomba dance untuk pertama kalinya. 

"Gimana kalo gue nanti keseleo atau tiba-tiba lupa sama gerakan dance-nya, terus kagak sinkron sama yang lain."

Ira sangat paham bahwa sahabatnya ini mahir dalam dance, tetapi ia lupa jika sahabatnya ini juga mahir dalam overthinking. "Lo bisa gak sih jangan mikir yang aneh-aneh dulu, belum tentu terjadi Ta. Optimis dikit kek, pesimis mulu idup lo."

"Daripada lo, halu terus," balas Shinta. 

"Mending halu daripada overthinking terus gila."

Kini keduanya terdiam menatap langit-langit kamar. Sebenarnya keduanya sama saja. Overthinking, halu, insecure adalah hal yang selalu menghantui mereka. 

"Bahas yang lain deh, lo masuk yang tim kak Bella yah? Kalo yang kak Arsya, siapa lo bilang tadi?"

"Stevia," ujar Shinta, "jujur Ra, dia tuh hebat banget kalau dance. Baru lihat sekali aja, dah bisa dia niruin."

"Gila tuh anak, makan apa coba pas masih orok. Dahnya di kelas pinter banget, ekskul juga, sayang sih sifatnya mak lampir."

"Se-enggaknya dia banyak kelebihan sih dari pada lo," ujar Shinta terkekeh.

"Kagak nyadar diri lo!" Ira diam sesaat. "Dia bakal nonton lomba lo nggak?" ujarnya. 

"Dia?" Shinta berpikir. "Nontonlah, yakali enggak," ujarnya berbangga diri, tetapi ia langsung malu sendiri. 

"Elah bucin, bucin. Dulu maka, gak mau jatuh cinta, mau fokus ngejar mimpi."

"Diem, malu astaga!!" Sial, wajah Shinta memerah.

"Lo beneran se-yakin itu dia bakal nonton?" ujar Ira mulai jail. 

"Jelaslah, kan ada kak Arsya sama kak Bella juga."

"Kalo gitu beda dong, dia nonton untuk kak Arsya sama kak Bella."

"Sama aja Ra. Nanti gue juga tampil kok."

"Beda," ujar Ira ngeyel, "lo waktu itu, nonton debat karena kak Rama, kan?"

"Iya, terus kenapa? Jangan aneh-aneh deh. Yang penting dia nonton lomba, gue dah bahagia."

INEFFABLEWhere stories live. Discover now