27 - Ia Jatuh Cinta

302 74 1
                                    

Selalu berusaha paling kuat dihadapan manusia
Kemudian menjadi paling rapuh dihadapan Maha Kuasa

****

SHINTA berfokus pada novel 'Sajak Awan dan Hujan', ia membaca ulang novel tersebut karena novel itu sudah ia selesaikan dalam dua hari padahal novel tersebut lumayan tebal. Suasana kelas saat ini sangat berisik karena guru mereka sedang tidak mengajar. 

"Idih rajin banget baca buku, biasanya gibah," celetuk Ira.

"Gue gak kek elo ya, akar masalah dari pergibahan."

"Sejak lo kenal sama dia, jadi sering baca buku terus suka senyam-senyum gak jelas."

Tepat atas kalimat terakhir Ira membuat Shinta menghentikan acara membacanya. Tiba-tiba saja gadis itu berdecak sebal, ia menenggelamkan wajahnya di antara lipatan tangan. Teringat kembali banyaknya kebodohan yang gadis itu perbuat ketika bersama Rama. 

"Kenapa lo? Nyadarkan kalau sering senyam-senyum gak jelas."

"Diem lo!"

"Lah, Ta, gue tuh sahabat lo dari orok, gue tau kalau lo akhir-akhir ini beda. Lo juga tadi gue tanya apa, jawabanya apa, ada yang lo pikirin ... gue tebak, diakan?"

"Dia, dia, dia, kek gak ada hal lain yang bisa lo jadikan bahan gibah!"

"Gue gak ngajak lo gibah, ketela pohon!" Ira menghela napas panjang. "Ta, lo tau gak kalau dia ikut lomba debat yang katanya diadakan di sini?"

Shinta tersenyum simpul. "Iya, gue tahu kok," ujarnya, "kenapa memangnya?"

"Widih... tumben lo tahu deluan, biasanya lo cuek sama sekitar. Dah sampe mana lo kenal dia?"

Ira memang contoh sahabat yang gak bakal berhenti sampai dia puas mengusik Shinta. Inginnya Shinta tidak memikirkan dia, tetapi karena Ira, semua tentang dia kini benar-benar memenuhi isi kepalanya.

"Gue dah pernah ketemu mamanya dia," ujar Shinta yang memang belum cerita akan hal ini. 

"Demi apa?! Seriusan lo, paling halu doang!"

"Emangnya gue elo yang suka halu jadi istrinya Sehun EXO?" Shinta tersenyum menyebalkan sembari membalik halaman novel. "Selain itu, gue ngobrol banyak sama mamanya, terus nih novel, mamanya dia yang nulis."

"Kok ngeselin ya? Tapi gila banget, kok bisa sih, lo ngapain atau lo guna-gunain dia ya sampai lo bisa kenal sama mamanya dia."

"Enggaklah! Sableng lo!" teriak Shinta yang membuat beberapa anak kelas melirik ke arah mereka. Berasa nostalgia. "Enggak! Ibu gue temenan sama mamanya dia, terus gue ...."

Bodoh! Kenapa Shinta bisa terpancing oleh Ira. Ia sedang tak ingin memikirkan Rama karena hal itu membuat jantung Shinta berdegup kencang, wajahnya juga memerah seperti tomat. 

"Terus paan Beb? Atau harus gue puterin lagu Twice – What is love, biar dapat feel-nya gitu?"

"Gak usah, gue males bahas ini, mending lo gabung gibah sama yang lain aja."

"Bangsat." Astagfirullah, jangan mengumpat, gak baik. "Cerita Ta! Kalau gak cerita, gue bakal sebarin ke orang-orang, oh gue masukkan ke artikel jurnal aja. Kan bagus tuh 'Adek kelas dekat dengan ibu dari cowok most wanted SMA Nusaraga.' Gue yakin lo bakal jadi primadona sekolah nantinya."

"Sableng lo, gue malah dilabrak sama fans dia."

"Makanya c-e-r-i-t-a."

"Pada bahas apa nih?" ujar seorang cowok sembari menaruh dua minuman dingin di atas meja. Itu Azka, ia tadi pergi ke kantin sekalian membelikan minuman titipan Shinta dan Ira. "Oh ya, minuman kalian. Gak usah dibayar, gue traktir kalian."

INEFFABLEWhere stories live. Discover now