5 - Perbedaan Pendapat

499 81 32
                                    

INEFFABLE BY SISINKHEART

Instagram : @sisinkheart dan @hf.creations

****

Masih belum menemukan cara

untuk menyapa kamu

****

Hari Minggu yang harusnya menjadi hari pelepas penat, kini tidak berlaku pada hari ini. Tiga hari lalu, kelas Shinta diberikan tugas presentasi oleh guru sejarah. Shinta bersyukur sekelompok bersama sahabatnya, tetapi satu orang lagi? Ia rasa tidak suka berada di lingkaran kelompok ini.

Sebenarnya kemarin kelompok Shinta mulai menyicil tugas, berharap jika selesai pada hari itu juga agar hari Minggu bisa bebas dari tugas. Sayang sekali, salah satu anggota dengan ngotot tidak mau mengerjakan tugas pada hari Sabtu, hendak pulang cepat, alasannya.

"Kan kita sudah setuju sama nih materi!" ujar Ira kesal. Ia sedari kemarin terus berdebat dan tak ada habis-habisnya.

"Lo gak ngerti. Nih materi penting!" sahut Stevia kesal. Ia sama sekali tak mau menurunkan egonya.

Stevia Edrea. Ia satu kelas dengan Shinta. Stevia si gadis jutek, sejak awal pembelajaran beberapa anak kelas kesal dengan Stevia karena sifat egoisnya. Mungkin juga sejak MPLS sudah banyak yang tidak suka dengan sifatnya.

Masalah kelompok sejarah ini saja tidak berjalan mulus awalnya. Stevia tak mendapatkan kelompok sama sekali, akhirnya guru sejarah yang memasukkan Stevia ke kelompok Shinta karena baru lima orang.

"Sorry, tapi gak semua materi bisa lo taruh di presentasi," ujar Alif.

"Alif bener, kalo kebanyakan malah susah jelaskannya, kasian otak kita ngebul," ujar Azka dengan kekehan, ia hendak mencairkan suasana yang penuh ketegangan ini.

"Kalau gitu materi sebelumnya aja dikurangi, biar materi gue dimasukkan!" Masih saja Stevia berisi keras.

"Keras kepala banget sih!" Ira menatap nyalang, bisakah ia melempar meja ke wajah Stevia?

"Lo juga kepala batu," sahut Stevia.

"Menurut gue, materi yang panjang di singkat aja, terus masukin dikit materi Stevia," ucap Maudi nyengir kecil.

"Boleh juga tuh," ucap Azka.

Stevia berdecak sebal, ia menatap pada Shinta. "Menurut lo gimana, dari tadi diem aja, gak bisa nyampein pendapat? Gak ada bantu apa-apa lagi."

Loh kok?

"Gue –" Perkataan Shinta terpotong

"Heh, dengar yah onta gurun, Shinta dari tadi bantu! Dia sudah cari materi sejak malam tadi, gak kek elo!" cecar Ira, tak terima sahabatnya dihina.

"Oh pantes, ada yang materinya panjang banget kek kereta, elo yang cari." Stevia tersenyum puas.

Menjadi alasan bagi Ira untuk menjambak rambut cewek songong itu, tetapi detik berikutnya, ia urungkan karena Shinta lebih dulu berujar, "maaf, kalau misal materi gue kepanjangan, gak masalah kalau dikurangi. Gue selalu nerima pendapat."

Ira menatap sahabatnya. "Tuh dengerin, dia masih buka sesi diskusi secara baik."

Azka menepuk tangannya. "Baiklah, gimana kalau masing-masing materi dimasukkan, tapi ambil pentingnya aja, so mari kita kerjakan."

Mereka membagi tugas, ada yang membuat makalah, ada yang membuat power point. Alif dan Azka bertugas membuat power point karena mereka memang ahli. Ira melirik Stevia yang sedari-tadi bermain ponsel. Ia kesal dan merampas ponsel Stevia.

INEFFABLEWhere stories live. Discover now