13 - Mengalah ?

290 68 27
                                    

INEFFABLE BY SISINKHEART

Instagram : @sisinkheart dan @hf.creations

****

Kamu hebat
Gak ada yang sia-sia kok
Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat saja

****

Perlahan Shinta tersenyum simpul dengan pipinya yang sesaat memerah. "Hai Kak Rama. Kabar aku baik, kalau Kakak?"

Telunjuk Rama, ia ketuk-ketukan ke pipinya. "Saya juga baik walaupun akhir-akhir ini banyak tugas, kemudian saya rajin joging, banyak minum air. Saya tidak begadang juga padahal ada banyak film series yang belum selesai seperti umbrella academy dan the haunting of hill house."

Shinta terdiam. Baiklah siapa yang tidak tiba-tiba diam kalau ada manusia yang ditanya kabar malah jawabannya beranak dan tidak ada nyambungnya sama sekali dengan topik!

"Aku nanya kabar Kak, bukan kegiatan sehari-hari."

"Iya itu kabar saya."

"Terus jawaban beranak itu apa?"

"Kabar saya. Kalau kamu jabarkan, saya tetap sehat walau banyak tugas kemudian joging dan banyak minum air adalah faktor agar hidup sehat. Selain itu menonton hingga begadang dapat memengaruhi kesehatan karenanya jangan begadang."

Kamus ini kira apaan, tugas esai menjabarkan gitu? Lagi pula, kok kalimat Rama itu mengandung makna lain.

"Kakak nyindir maksudnya?" Oke, Shinta sering begadang dan jarang joging.

"Tidak," jawab Rama enteng. "Kalau kamu tersindir. Berarti kalimat saya merupakan sindiran atau mungkin termasuk majas sarkasme, sinisme?"

Bertanya kabar saja jawabannya sampai ke majas-majas. Shinta harus mengapresiasi sahabat-sahabat Rama karena bisa tahan menghadapi tingkahnya.

"Majas apa pun itu aku gak peduli, intinya Kakak sehatkan?"

"Benar sekali. Jadi kenapa kamu menemui saya?"

Shinta menghela napas, bisa-bisanya jantung Shinta tak karuan pada kamus hidup ini. "Aku mau kasih Kakak ini." Shinta menyodorkan bekal yang terbungkus plastik hitam.

"Apa ini? Uang segepok?"

"Bukaaaan! Pokoknya harus Kakak terima."

"Bekal ya?"

"Kakak harus makan bekal yang aku kasih. Harus, aku maksa!"

Rama membuka plastik hitam tersebut. "Pink?" ujarnya kemudian. Kotak bekal itu berwarna pink mencolok, mana ada gambar princess walau sudah agak pudar di sana.

"Kenapa? Itu tempat bekal kesayanganku loh."

Bukan itu maksud Rama. "Kamu tuh niat atau tidak buatkan saya bekal?"

"Ya niatlah. Kalau gak niat, gak bakal aku buatkan Kak." Jawaban Shinta datar bahkan gadis itu tidak merasa jika sudah melakukan kesalahan. "Oh iya, aku juga bawakan susu. Kak Rama bisa minum susu, kan?"

"Iya bisa." Rama masih syok dengan bekal pink.

Gadis itu memberikan susu dalam botol dengan warna pink juga, tetapi lebih adem, tidak mencolok maksudnya. "Kakak harus minum yah."

Rama menatap dengan perasaan campur aduk. Bagaimana caranya menjelaskan mengenai warna pink ini. Apakah tidak ada pilihan warna lain?

"Saya bakal minum." Rama jadi tidak tega untuk mengatakannya.

INEFFABLEWhere stories live. Discover now