25

63 17 1
                                    

2019

Jadi siswa SMA bukan sesuatu yang membahagiakan bukan juga menyedihkan. Laskar bisa merasakan kedua atmosfer itu disini, di SMA DWIRAMA. Sekolah swasta yang terkenal sebagai sekolah dengan reputasi paling baik. Reputasi baik dimata orang-orang yang tidak tahu tentang DWIRAMA. Dua minggu sudah sejak kejadian Laskar melihat kepala sekolah melakukan manipulasi nilai, ia melihat bagaimana kepsek dan orang rua murid berbincang dengan serius. Lalu, ia juga mendengar kesepakatan diantara keduanya.

Sekolah ini memang sekolah yang bagus, alumni-alumni sini banyak yang sudah jadi 'orang' diluar sana. Namun, tidak ada yang akan menyangka dengan kecurangan yang dilakukan kepala sekolah. Jadi, untuk menghentikannya, Laskar inisiatif untuk memberitahu kepada Kunthara.

"Thara, kita harua cegah kepsek! Itu nilai dan kita berdua susah payah buat jadi yang teratas, lo nggak merasa dicurangi?"

Kunthara hanya diam, sementara Laskar terus mengoceh memberitahukan kekesalan dan ketakutannya.

"Lo kerja keras? Lo udah pinter dari lahir, kar. Gue? Gue harus mati-matian belajar buat nyaingin lo yang bahkan nggak bisa tersaingi!"
"Dan.. gue bukannya menggantikan posisi lo, tapi malah tergantikan sama Jesika! Gak usah sok care lo sama gue, dari dulu gue udah nggak mau temenan sama lo!" Laskar tahu, dia tahu bagaimana terpukul dan marahnya Kunthara semenjak kehilangan adiknya tapi, Laskar tidak pernah berpikir bahwa Thara akan semarah ini bahkan tidak segan memakinya.

"Thara, lo kenapa? Bro?" Laskar mencoba mendekat ke arah Kunthara, Namun, tangannya ditepis begitu saja.

"Diem! Lo bukan temen gue lagi! Inget, semenjak lo kehilangan Yasa, lo juga kehilangan gue, Laskar!" Laskar terlalu mengerti dengan Kunthara dan keras kepalanya. Laskar berpikir bahwa laki-laki itu hanya butuh waktu. Tanpa ia sadar, Kunthara benar-benar jauh dan ia kehilangan Kunthara.

•••

Laskar adalah manusia yang selalu berpikir positif mengenai apapun. Ia akan memperkirakan hal-hal baik walaupun orang-orang bersikap buruk padanya.

"Rum, Kunthara cuman gak ngerti aja, dia harus dijelasin baik-baik!" Kedekatan Arumi dengan Laskar semakin erat. Mereka selalu berbagi cerita tentang apapun itu. Semuanya, tanpa terkecuali. Bahkan Laskar tidak segan bercerita tentang kejanggalan yang ia lihat di sekolah.

"Kak, dari liat dia sekali doang, aku udah ngerasa dia itu keras kepala dan nggak baik sebaik yang kamu pikir!" Arumi dengan emosi yang tersulut.

"Nggak, Rum. I know Thara better than you, kamu nggak bisa mengatakan dia itu keras kepala. No! I know him!" Sama halnya dengan Arumi, Laskar juga tersulut emosi hanya karena ia tak sejalan dengan pikiran Arumi.

Keduanya kembali dalam keheningan. Sama-sama mengkhawatirkan Kunthara dengan pemikiran yang berbeda. Arumi yang merasa terancam dan Laskar yang lebih mementingkan keselamatan kawannya, entah karena apa.

Karena kesal tidak redam Arumi memilih meninggalkan Laskar hari itu. Pikirnya, mungkin Laskar butuh waktu untuk menenangkan dirinya. Sensdirian.

•••

Hari-hari lain, Laskar tidak pernah bertegur sapa dengan Kunthara lagi. Bahkan segala rencana yang dahulu mereka bicarakan hanya jadi angan.
Bulan maret berlalu tanpa kesan baik seperti sebelumnya. Sehingga, Laskar sadar bahwa Kunthara benar-benar tidak menganggapnya sebagai kawan lagi. Mereka sudah beda langkah dan Kunthara sudah terlalu jauh memberi batas.

ALDYAKSA (SELESAI)Where stories live. Discover now