04

163 27 1
                                    

Jam 3 pagi, seperti biasa Kanaya akan terbangun karena suara berisik yang bersumber dari ruang keluarga. Disana, Papa dengan kebiasaan lama yang tidak pernah berubah.

"Pa..." Kanaya merasa hatinya sakit ketika melihat pemandangan ini. Papa bermain dengan two player padahal dia hanya sendiri. Papa, menjadi dua orang dalam satu waktu.

Lebih sakit lagi ketika dia mendekat lalu menemukan nama player disana 'Laskar ganteng' Seperti nama yang sering laskar sematkan di setiap karakter yang ia mainkan. "Nay? Jam segini udah bangun aja?" Pada dasarnya Papa tidak pernah tau, anaknya itu selalu terbangun di jam 3 pagi karenanya.

"Papa berisik!" Protes Naya, duduk tepat di samping Papa. Yang lebih tua hanya tertawa renyah. "Nanggung ini, sekalian nyampe subuh" katanya.

Saat-saat seperti ini, Naya akan menyesal kenapa dahulu ia tidak mau di ajarkan main PS saat Laskar masih ada. Supaya saat kakaknya pergi, dia bisa menggantikannya. Jadi, Papa tidak perlu repot memainkan 2 player dengan dirinya sendiri.

Lagi pula, siapa yang tahu Laskar akan pergi secepat itu?

"Pa.. subuh masih lama, papa katanya besok mau dinas ke Kalimantan? Ya harus istirahat pa" Naya mengingatkan, barangkali Ayahnya itu lupa ada tugas yang menunggu di kampung orang.

Papa hanya tersenyum "kalau ini udah game over, Papa ke kamar deh, ya?" Naya tidak bisa berkata lagi selain menghela nafas dan mengangguk. Menyetujui Papa walau sebenarnya ia tidak setuju.

□□□

Pagi datang sangat cepat, Dinda masih tenggelam di dalam pelukan sang kakak. Setelah pertengkaran hebat kedua orang tuanya semalam, Dinda jadi demam. Anak itu pasti sangat lelah dengan keadaan rumah yang tidak ada habisnya diisi sebuah pertengkaran.

Alih-alih keluarga harmonis seperti bagaimana orang di luar sana mengira keluarga mereka, justru sebaliknya.

Keluarga Arsa hanya keluarga yang kacau yang memiliki kedua orangtua tapi rasanya mereka tidak ada. Lihat saja bagaimana Arsa kelelahan mengobati Dinda sepagi ini. "Dinda... kakak harus ke sekolah" Kewajiban harus dilaksanakan, Arsa bukan tipikal siswa yang mudah membolos kapan saja, karena setelah di pilih sebagai ketua osis Arsa merasa memiliki lebih banyak tanggung jawab. Ia adalah orang yang di jadikan contoh oleh siswa yang lain. Jadi, Arsa harus berusaha agar tetap menjadi siswa yang taat pada aturan. Tak jarang, Arsa kadang melakukan hal yang bukan dia banget. Demi, nama baik dan semata-mata di lakukan untuk image yang baik.

Setidaknya sampai periodenya berakhir.

□□□

Sial memang, saat waktu kepepet Maurel malah lupa menjemputnya, akhirnya Naya harus berdempetan sepagi ini dengan ibu-ibu yang hendak kepasar di dalam angkutan umum.

Padahal semalam Maurel datang kerumah dan mengatakan akan menjemputnya , nyatanya bocah itu menelpon dan dengan santai berkata "gue lupa lo Nay, suwer! Dateng sendiri, ya" diakhiri dengan tawa renyah yang membuat Naya seperti akan naik pitan.

"Makasih bang" turun dari kerumunan angkutan umum, Kanaya menyegerakan langkahnya agar tidak terlambat karena waktu menunjukan pukul 7 lewat 15 menit. Yang ada Naya mampus lagi hari ini. Terlebih guru piketnya pak Teguh, si guru muka lugu tapi galaknya mengalahi sesepuh.

ALDYAKSA (SELESAI)Where stories live. Discover now