30 || Kan Belum Alan Izinin

4.9K 678 321
                                    

Woi! Bintangnya jangan lupa!

- lagi malak ceritanya:v



















































×××
Alan merengut kesal.

"Kenapa papa izinin kakak pergi sih?" tanya Alan cemberut, padahal ia tidak ngizinin kakaknya itu pergi. Entar kalau Zyan kenapa kenapa gimana?

Erik tersenyum maklum, ia tau putra bungsunya tengah mengkhawatirkan kakaknya. "Alan tenang aja okey? Ada Agam yang nemenin Zyan kok. Terus kalung yang waktu itu, udah papa suruh Zyan pake juga," ujar Erik, mencubit pelan hidung anaknya.

Alan menghela nafasnya, "hah, tetap aja Alan khawatir papa."

Zyan langsung meronggah sakunya untuk mengambil ponselnya, mencari nomor Xavier untuk dihubunginya.

"Hallo bang Vie?" ujar Alan memulai percakapan mereka.

"..."

"Jemput gw, kita nyusul kak Zyan sekarang."

"..."

"Nanti gw jelasin, sekarang kita pergi nyari Zyan dulu."

"..."

"Dia pergi bareng Lucy sama Agam."

"..."

"Oke, gw tunggu."

Sambungan telepon tertutup, handphone itu kembali diletakkan ke saku celananya. Alan lalu menatap kearah mama dan papanya. "Alan pergi nyusul kakak dulu ya!"

Setelahnya Alan berlalu pergi, tanpa menunggu respon yang mama papanya berikan.

Erik dan Alena saling bertatapan setelah kepergian Alan.

"Alan protective banget sama Zyan ya?"

"Benar, padahal Alan yang lebih muda."

Berbeda dengan yang lainnya. Saat kebanyakan orang memiliki kakak atau abang yang overprotective, maka Zyan memiliki adik yang sangat overprotective. Bukan hanya adik, tapi Zyan juga memiliki sahabat yang protective juga.

Entah itu merupakan keberuntungan atau kesialan bagi Zyan, di saat ia menerima terlalu banyak cinta oleh orang terdekatnya.

°°°

"Kita mau kemana?" tanya Zyan.

"Pergi makan dulu aja," jawab Lucy yang tengah berjalan disamping kirinya, sedangkan Agam, ia berjalan disamping kanan Zyan mengangguk setuju. Posisi Zyan berada di tengah tengah dua orang itu.

"Makan pecel ayam yuk! Zyan pengen coba. Udah lama banget Zyan nggak makan pecel ayam," usul Zyan menatap keduanya dengan wajah penuh binar.

Katakan, siapa yang bisa menolak Zyan kalau sudah berekspresi seperti ini?

"Y-ya, boleh."

Zyan bersorak senang.

Dengan tidak ada Alan ataupun Xavier disampingnya, pasti ia bisa memakan banyak sambal nanti. Soalnya Zyan pernah liat video di ponselnya, ada orang makan sambel banyak banget, dan kelihatannya enak banget. Jadi, Zyan pengen coba deh.

Semoga nggak sakit perut ya abang Zyan:')

Mereka pergi sore hari, sekitar jam 4 -an.

Perginya tadi dianter mang Ujang, tapi langsung Zyan suruh pulang aja. Nanti kalau udah mau pulang, barulah Zyan telepon lagi mang Ujangnya untuk menjemput mereka.

My Cute Big BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang