9 || Lost Control

12.1K 1.2K 57
                                    

Tiba tiba seseorang membuka pintu, dan masuk kedalam toilet. Awalnya Zyan terlihat cukup tidak peduli, berfikir kalau orang itu hanya seseorang yang sedang membutuhkan toilet, sama sepertinya. Tapi, mendengar kata yang orang itu katakan membuatnya tersetak.

"Hay, Zyan. Kita ketemu lagi," ujar seseorang dibelakang Zyan yang sontak membuatnya langsung membalikkan tubuh, melihat siapa orang yang memanggilnya.

Dia...

orang yang sering menganggu Zyan tiga hari terakhir.

Entahlah, Zyan tidak tau siapa mereka. Tapi mereka selalu datang bertiga. Sepertinya ketiga orang ini berasal dari kelas sebelah?

Zyan menoleh, mendapatkan ketiga orang yang namanya tidak diketahui itu menghampirinya.

"Oh hai? Kalian lagi? Kali ini ada apa?" tanya Zyan yang terlihat santai menanggapi pembully di hadapannya. Ketiga orang itu tentu tidak puas dengan reaksi yang Zyan tampilkan, harusnya Zyan takut kepada mereka! Begitulah kira kira pikiran mereka.

Selama tiga hari kebelakang, ketiga orang ini selalu menemuinya di saat Zyan tidak sedang bersama Alan atau Xavier.

Ketiganya hanya sekedar mengganggu, tidak sampai melakukan kekerasan fisik. Makanya sampai sekarang Zyan masih membiarkan mereka. Bisa saja ketiga orang ini hanya siswa yang sok jagoan dan sok berkuasa, merasa kalau diri mereka yang paling hebat.

Ya, sampah seperti ini ada banyak sih.

Karena ketiganya belum melakukan kekerasan fisik, jadi Alan masih belum tau tentang apa yang kakak kesayangannya alami. Zyan juga tidak berniat untuk mengadu ke papanya, ia merasa orang sok jagoan ini akan berhenti setelah dia bosan.

Ya, selama tidak melakukan kekerasan fisik, itu tidak masalah.

Zyan cuma tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kalau Alan melihat luka di tubuhnya. Satu hal yang pasti, Alan akan marah besar, dan entah apa yang akan ia lakukan kepada mereka yang berani beraninya mengganggu Zyan.

Pastinya Alan akan melakukan hal yang mengerikan.

Hal yang tidak akan pernah terpikirkan oleh para pembully ini.

Ya, semoga aja, kali ini mereka juga tidak berniat memukul Zyan seperti hari hari sebelumnya.

"Hei, kau semakin tidak tau diri hari ini ya?!" ujar salah satu dari mereka, yang Zyan yakini orang itu adalah ketua dari geng abal abal itu.

"Penganggu seperti kau, lebih pantas mati!"

"Ya, kenapa orang sepertimu tidak mati saja? Bukankah itu lebih baik? Mungkin dunia akan lebih baik kalau sampah sepertimu mati," ujar yang lainnya. Lalu ketiganya tertawa seakan apa yang mereka lakukan itu lucu.

Sebenarnya siapa sampah sebenarnya disini?

"Hm, mengganggu? Bukannya kalian yang tengah menganggu? Benar benar kurang kerjaan ya, menganggu ketenangan hidup orang lain. Dan, apa tadi? Sampah? Bukankah kalian sampah masyarakat sebenarnya?" tanya Zyan membalikkan semua pernyataan yang tadi di lontarkan untuknya.

Ketiga pembully itu tentu saja tidak terima, berniat menjelekkan, malah mereka yang di jelekkan.

Melihat reaksi itu Zyan melanjutkan perkataannya, "benar benar nggak ngaca ya?" lanjutnya.

Harga diri mereka sebagai pembully rusak ketika Zyan mengatakan hal itu. Salah satu dari mereka berjalan mendekat kearah Zyan, menampilkan tampang marah karena merasa terhina, tangannya terkepal dan terangkat, lalu bergerak untuk meninju seseorang yang ada dihadapannya.

My Cute Big BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang