6 || Gara Gara Hujan

16.6K 1.4K 82
                                    

"Hai, Zyan."

Zyan menoleh ke sumber suara. "Oh, hallo," jawabnya.

Orang yang tadi menyapa Zyan mendudukkan dirinya di kursi kosong tepat di samping kirinya. "Ngapain kok disini sendirian?" tanyanya yang sudah dapat dipastikan kalau itu cuma sekedar basa basi.

"Lagi nungguin Vie. Katanya ada rapat osis. Alan juga masih latihan basket," jawab Zyan seadanya karena memang ia disini untuk menunggu Xavier menjemputnya.

Kenapa nggak nunggu di ruang osis saja? Zyan bosan mendengarkan rapat yang sama sekali ia tidak mengerti itu.

Zyan menoleh, melihat lebih dekat wajah yang tidak asing lagi baginya. "Um, kakak musuhnya Vie kan?" tanya Zyan menatap dengan sedikit memiringkan kepalanya. "Kakak ngapain disini?" lanjut Zyan lagi.

Kenapa manggilnya kakak? Kan mereka satu angkatan.

Zyan merasa akan lebih sopan aja jika ia memanggil orang disampingnya ini kakak. Di lihat lihat juga, sepertinya orang yang ia duga salah satu musuh sahabatnya ini lebih tua darinya. Jadi, Zyan pikir tidak masalah jika ia memanggilnya kakak. Lagian, nampaknya orang disampingnya juga tidak keberatan dengan panggilannya.

"Gw liat lo duduk sendirian disini, mana sekolah udah sepi. Makanya tadi gw samperin," jawabnya.

Mulut Zyan membulat lucu, kepalanya mengangguk angguk pelan seakan menerima saja alasan klasik dari musuh sahabatnya ini. "Terimakasih ya, hehe." Bahkan anak polos merujuk bodoh ini juga berterima kasih kepada orang yang mungkin saja akan mencelakainya. Tidak bisakah Zyan memiliki sedikit prasangka buruk kepada orang yang baru ia kenal? Apalagi kepada musuh Xavier.

Orang yang Zyan sangka musuh sahabatnya terdiam, speechless dengan jawaban polos Zyan.

Sadar dari lamunan, akhirnya ia memulai beberapa percakapan random dengan Zyan. Zyan juga menanggapinya dengan antusias. Ya, seperti ini lebih baik daripada Zyan harus duduk dan menunggu sendiri disini.

Dua puluh menit berlalu, rasanya belum lama ini mereka bercerita. Akhirnya, orang yang tidak di ketahui namanya itu berdiri dan memilih untuk pergi. "Yaudah, gw pergi dulu lah ya. Hati hati disini, jangan sampe diculik orang." Bibirnya terangkat membentuk senyuman lalu melambaikan tangannya kearah Zyan.

"Ya, hati hati kak." Zyan melambaikan tangannya.

Zyan kembali menunggu, sambil menghayunkan kakinya. Sampai akhirnya setelah lima menit menunggu semenjak kepergian orang tak dikenal tadi, Xavier datang menemuinya.

"Nunggu lama?"

Zyan menangguk, "iya."

"Kenapa nggak ke tempat Alan aja, nungguin dia latihan basket, hm?" tanya Xavier menarik tangan Zyan untuk pergi keparkiran.

Zyan menggeleng, "nggak mau, Zyan kan juga pengen main basket jadinya."

Zyan itu mantan anggota basket loh, sebenarnya dia masih pengen main basket, tapi Alan nggak ngebolehin. Katanya, Zyan udah kelas tiga jadi nggak boleh main basket lagi, entar kecapean. Apa hubungannya coba? Nggak ngerti Zyan tuh.

Padahal Alan juga ikutan club basket.

"Sekarang mau langsung pulang?"

My Cute Big BrotherWhere stories live. Discover now