23 || Mulai Membaik

6.8K 778 170
                                    

Setelah tiga puluh menit berada di taman rumah sakit, mereka memutuskan untuk kembali -lebih tepatnya Alan memaksanya untuk kembali- karena hari semakin panas.

Zyan menggerutu kesal dalam gendongan Xavier, padahal ia masih ingin berlama lama disana, tapi Alan malah menyeretnya untuk kembali.

"Alan nih, padahal kita baru sebentar jalan jalan di tamannya. Masa udah pulang aja," gumam Zyan kesal disamping telinga Xavier, menumpukan dagunya pada bahu Xavier yang berjalan di samping Alan.

Xavier menggendong Zyan di belakang punggungnya.

"Emangnya nggak mau liat papa?"

Zyan sontak menoleh, wajahnya yang tadi lesu, kini menampilkan kehawatiran yang kentara. "Papa udah bangun?" tanya Zyan.

"Belum."

Zyan menunduk lesu mendengar jawaban itu.

Alan yang melihat wajah lesu kakaknya, tersenyum simpul. "Kakak tenang aja, kata dokternya papa bentar lagi bangun kok. Lagian papa nggak lagi koma, papa tidur cuma pengaruh obat bius doang." Tangan Alan terulur mengusap singkat rambut Zyan.

"Yaudah, ayo kita kesana. Mama disana juga?" tanya Zyan menoleh kearah Alan.

"Ya, mama disana nemenin papa."

"Eh, kekantin rumah sakit dulu yuk, beliin makanan buat mama, pasti mama belum makan dari pagi." Setelahnya Zyan diam menunggu respon yang akan Alan berikan.

"Baiklah, kita beli makanan dulu. Lagian udah jam makan siang juga," ujar Alan selesai melihat jam ditangannya.

Zyan yang berada di gendongan punggung Xavier, merentangkan tangannya kedepan, memperlihatkan bekas suntikan tadi kepada Xavier. Xavier heran dengan apa yang tengah Zyan coba lakukan.

"Ngapain?" tanya Xavier heran.

"Sakit, tiupin," ujar Zyan, memperlihatkan tangan bekas suntikan barusan kepada Xavier.

Xavier memutar bola matanya malas, "tiup sendirilah, dasar manja."

"Tiupin," rengek Zyan.

Xavier menghela nafasnya, akhirnya mengalah, lalu meniup pelan bekas suntikan ditangan Zyan. Zyan melihat itu tersenyum senang karena Xavier mau menuruti permintaannya.

"Udah?" tanya Xavier setelah beberapa kali meniupnya.

"Belum, masih sakit. Ayo tiup lagii," ujar Zyan yang masih menyodorkan tangan kirinya kearah Xavier.

Akhirnya Xavier kembali meniup tangan Zyan.

Alan yang melihat itu ngakak sendiri, karena Xavier mau mau aja menuruti kemauan Zyan yang tengah menjahilinya. Bahkan sudah lama Xavier meniupnya, Zyan masih tetap menyuruh Xavier meniupnya lagi.

Walaupun lagi sakit, kadar kejahilan Zyan masih belum berkurang ternyata.






























°
°
°
°
°

"Mama, Zyan bawa makanan!"

Teriakan riang Zyan memenuhi ruangan, bahkan perhatian Alena langsung teralih kearahnya. Dengan tersenyum riang, Zyan memperlihatkan satu kantong berisi makanan didalamnya, dengan dirinya yang masih berada dalam gendongan Xavier.

"Kok nggak istirahat? Lukamu belum sepenuhnya kering abang. Lagian masih lemaskan? Kok udah keluar?" Alena langsung menghampiri ketiganya, menatap Zyan dengan raut cemas.

"Hehe, mama tenang aja. Oh, mama belum makankan? Nih Zyan tadi beliin makanan buat mama," ujar Zyan lalu menyodorkan kantong plastik itu kepada Alena.

Alena menghela nafasnya, bibirnya tersenyum sendu, lalu mengecup singkat kening Zyan. "Kamu selalu saja membuat mama khawatir," lirih Alena.

My Cute Big BrotherWhere stories live. Discover now