5 || Senyuman Iblis Alan

18.5K 1.4K 125
                                    

Beberapa menit setelahnya, sepiring nasi goreng sudah habis. Zyan masih menggerutu kesal karena Agam yang masih belum menghentikan tawanya. Zyan merasa tersinggung, karena berfikir Agam tengah menertawainya.

"Apaan sih?! Ngapain ketawa? Minta ditampol hah?!" teriak Zyan sok garang.

Matanya menatap sinis kearah Agam, ia benar benar kesal saat Agam masih belum juga menghentikan tawanya.

Xavier menyodorkan segelas air putih kearah Zyan. "Minum," perintahnya.

Zyan mengambil segelas air itu, lalu meneguknya hingga kandas. Setelahnya langsung kembali menatap garang kearah Agam, "ngapain masih ketawa hah?!" Pipi Zyan menggembung sangking kesalnya.

"Hahaha, lu polos apa bodoh sih?" tanya Agam yang masih tertawa sambil memukul mukul meja kantin dengan tangannya.

Kepala Zyan bergerak miring, tidak mengerti. "Hah?"

Tawa Agam semakin keras karena respon Zyan itu, "Bwahahahaha, lu beneran bodoh ya?"

Tawa Agam sontak membuat seluruh tatapan tertuju kearah mereka, untung saja ini masih pagi jadi tidak terlalu banyak siswa yang sudah ngapel ke kantin pagi pagi begini.

Kini Zyan menatap kearah Xavier yang tengah duduk di sebelahnya, "Agam kenapa, Vie?" tanya Zyan. Xavier sedari tadi hanya diam memandang kegilaan Agam yang entah tertawa karena apa. Mungkin anak ini sudah kerasukan setan?

"Entahlah, ayo kembali ke kelas."

Xavier akhirnya menarik tangan Zyan untuk menjauh dari Agam. Sebentar lagi jam pertama akan di mulai, mereka bisa saja terlambat kalau tetap di sana menanggapi kegilaan Agam.

Zyan menurut, mereka berjalan beriringan melewati siswa/i yang beberapa melempar tatapan kagum pada keduanya.

Beberapa ada juga yang menyapa Zyan terang terangan, dan dengan senang hati Zyan akan menjawabnya dengan senyuman ceria khasnya. Ingat bukan? Zyan memiliki banyak sekali teman disekolah ini, ia di cintai banyak orang karena membawa aura positif untuk orang lain.

Berbeda dengan Xavier ataupun Alan, mereka hanya memiliki sedikit kenalan. Tapi, banyak yang kenal mereka. Walaupun begitu, para gadis di sekolah mereka sangat mengagumi ketampanan keduanya.

Langkah mereka, lebih tepatnya langkah Xavier terhenti ketika seorang gadis dengan rambut kucir kuda dan kacamata yang bertengger di hidungnya menghampiri mereka.

"Ada apa?" tanya Xavier tanpa basa basi.

Gadis itu memberikan sebuah map kertas kearah Xavier, "kita akan mengadakan rapat osis nanti. Bisa hadir?" tanya gadis berkacamata itu langsung menanggapi ucapan Xavier sang ketua osis.

Xavier membaca sekilas isi map itu, lalu menutupnya dan menatap kembali gadis yang ada di hadapannya. "Ya, beritahu semua anggota inti dan beberapa anggota. Kita akan membahasnya nanti," jawab Xavier lalu mengembalikan map itu.

Zyan mengintip dari balik punggung Xavier, senyumnya cerahnya mengembang menatap gadis itu. "Oh, hai kak sekretaris osis!" sapa Zyan yang membuat gadis itu sedikit tersentak.

"O-oh, hai."

Zyan berjalan beberapa langkah kedepan, mendekat kearah seseorang yang menjabat sebagai sekretaris osis disekolahnya.

Mata Zyan tertuju kearah map di tangan gadis itu. "Hm, apa ini?" tanya Zyan dengan tampang polosnya.

"Ah, i-ini acara yang akan kami adakan satu minggu lagi," jawabnya yang tampak gugup.

My Cute Big BrotherWhere stories live. Discover now