48. Berpisah Atau Bertahan?

45.5K 3.2K 47
                                    

HAPPY READING 💙•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HAPPY READING 💙


Setelah memastikan Kanaya sudah tertidur dengan nyenyak dan nyaman, Aarav langsung keluar dari ruang rawat Kanaya.

Ada banyak pertanyaan di benaknya sekarang.

Ceklek

Aarav mengabaikan tatapan iba yang kedua orangtuanya berserta kedua orangtua Kanaya berikan saat melihatnya keluar.

Lelaki itu langsung mendudukkan dirinya yang sudah terlewat rapuh di kursi.

"Jas nya di lepas dulu" Ucap mama sambil membantu Aarav melepas jas hitam nya yang sudah lecek.

Aarav mendongakkan kepalanya menatap papa dan mama bergantian.

"Kenapa bisa?" Tanya nya pelan.

Mama menghela nafas kemudian mengambil duduk di samping Aarav.

"Kamu inget Kanaya pernah ngeluh perut nya sakit?"

Sekelebat kejadian terputar di kepala Aarav.

"Aw!"

'Naya? Kamu kenapa?! Ada yang sakit?!'

"Nggak tau mas, daritadi perut Naya kaya nyeri gitu tapi nanti tiba tiba ilang terus tiba tiba muncul lagi"

'Ke dokter ya, minta di temenin bunda, biar nanti mas yang bilang'

"Nggak usah, palingan ini cuman nyeri biasa kok"

"Nanti pas di rumah biar Naya minta obat sama bunda"

'Sekalian ke dokter aja, nanti kalau ada apa apa biar tau, mas tau ya kalau sejak mas pergi kamu sibuk terus'

'Tenaga nya jangan di forsir sayang, nanti kamu kecapekan terus down lagi'

'Mas nggak mau denger kabar kamu pingsan terus di opname di rumah sakit lagi ya?'

"Enggak ih Naya nggak papa tau, nih sakitnya udah ilang"

"Iya iya, ini serius kok, Naya tuh nggak papa cuman nyeri biasa ini, mas Aarav nggak usah khawatir"

Mama menepuk pundak Aarav, menyadarkan laki laki yang masih melamun itu.

Perempuan paruh baya itu kembali mengeluarkan suara setelah Aarav kembali tersadar.

"Usia kandungan Kanaya udah 2 minggu, itu artinya sejak kalian di Jogja Kanaya udah hamil"

"Dan inget sebelum kamu balik ke Jakarta Kanaya juga sempet mual sama pusing kan?"

Aarav mengangguk lemah.

"Tapi kenapa bisa sampai keguguran? Penyebabnya apa?" Aarav bertanya dengan dada yang semakin berdenyut nyeri.

𝙱𝙾𝙳𝙰𝙲𝙸𝙾𝚄𝚂Where stories live. Discover now