44. Jakarta-Semarang

34.6K 2.8K 26
                                    

HAPPY READING 💙•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HAPPY READING 💙


Kanaya memasuki kelas dengan wajah sendunya lengkap dengan tubuhnya yang lemas bak tulang dan mata yang memerah.

Perempuan itu kemudian duduk di kursinya dan langsung menjatuhkan kepalanya ke meja.

"Jangan ajak gue ngomong!" Ucap Kanaya sebelum para sahabatnya bertanya.

"Tap---"

"Gue bilang jangan ajak gue ngomong!" Sensi Kanaya, mata nya pun kembali berkaca kaca.

Dengan segera ia menyembunyikan wajahnya dan mencoba menahan air matanya yang hendak keluar.

Mengerti dengan keadaan, akhirnya Arin, Dita, Tama dan Tito pun memilih diam saja.

Mereka tidak mau mengusik Kanaya yang sepertinya sedang dalam mode senggol bacok.

Perempuan itu sedang sensi sensinya.

10 menit kemudian pak Budi memasuki kelas.

"Good morning student!!!" Sapa nya riang.

"PAGI PAK!!!"

"Sebelum memulai pembelajaran hari ini, saya akan membacakan daftar mahasiswa beserta dosen pembimbing skripsi kalian...."

"Sudah siap skripsian kan?"

"BELOM PAK!!"

Pak Budi terkekeh.

"Ya kalau belum ya sudah, bukan urusan saya, kalau kalian nggak lulus pun gaji saya tetep cair!"

"Nggak lucu pak, nggak lucu!" Teriak salah satu mahasiswa.

"Saya juga tidak sedang melucu"

"Terus lagi ngapain pak?"

"Mencangkul, puas kamu?"

Seluruh mahasiswa langsung nyengir lebar kecuali Kanaya tentunya.

"Loh loh itu mahasiswa kesayangan para dosen kok kucel banget mukanya?"

"Kanaya lagi ada masalah?"

Kanaya menggeleng.

Pak Budi yang tau alasan di balik kemurungan Kanaya pun berusaha memaklumi.

Apalagi kemarin ia juga melihat bagaimana seorang Aarav yang dengan keras menolak perintah rektor untuk menghadiri seminar di Semarang.

Namun usaha dosen muda itu harus sia sia karena pada akhirnya Aarav akan tetep pergi ke Semarang.

"Kalau gitu langsung saja ya, saya akan membacakan nya sekarang"

"Kalian dengarkan secara baik baik"

"Arina Clarisa Putri, Dicky Tama Abraham, Frislly Amara, Bagus Nugraha dan Putri Arabela kalian bimbingan bersama ibu Mita"

"Reandara Dita Vania, Tito Samuel Rizal, Ahmad Fauzi, Raka Dewantara dan Sinta Puspita kalian bimbingan bersama saya"

𝙱𝙾𝙳𝙰𝙲𝙸𝙾𝚄𝚂Where stories live. Discover now