24. Terungkap

49.5K 3.7K 51
                                    

HAPPY READING 💙•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HAPPY READING 💙


Hari minggu yang seharusnya menjadi hari yang membahagiakan bagi semua orang termasuk Kanaya sekarang menjadi hari yang berat untuk gadis itu.

Sejak semalam gadis itu sudah ketar ketir sendiri bahkan insomnia nya sampai kambuh, alhasil Aarav lah yang harus bergadang hingga pukul 2 pagi untuk menemani Kanaya.

Dan sekarang sudah jam 9 pagi namun Aarav masih tertidur pulas berbeda dengan Kanaya yang sudah panas dingin menunggu kehadiran teman temannya itu.

Gadis itu berjalan mondar mandir di ruang tamu tanpa adanya niatan untuk berhenti.

Ting Tong Ting Tong

Kanaya tersentak saat bel rumahnya berbunyi, ia kemudian menarik nafas panjang sebelum berjalan menuju pintu utama.

Ceklek

Kanaya tersenyum canggung saat melihat ke empat ekspresi wajah temanya yang sama yaitu ekspresi terkejut, kepo, panik, senang, sedih intinya semua bercampur aduk, hingga sulit untuk di deskripsikan.

"Masuk tong..." Kanaya menggeser tubuhnya memberi ruang agar teman teman nya itu bisa masuk.

"Anjir rumah lo nay!" Kagum Tama.

"Gila, rich inimah!" Tambah Tito.

"Mau gue buatin minum dulu nggak?" Tanya Kanaya mengalihkan pembicaraan.

Semua mengangguk.

"Sekalian makanan, biar enak nanti pas cerita" Ucap Tito yang langsung mendapat tampolan tak manusiawi dari Arin.

Tidak sampai 5 menit Kanaya sudah kembali dengan 5 gelas jus rambutan, keripik kentang, churros dan brownies yang langsung ia taruh di meja.

Ia kemudian mengambil duduk pada single sofa, yang langsung menghadap langsung ke empat temannya itu.

"Gimana?" Todong Dita tak sabaran.

"Gue bingung mulai dari mana ceritanya" Kanaya mengangguk pelipisnya.

"Pelan pelan aja nay ceritanya, biar kita semua faham"

Kanaya mengangguk kemudian mengambil nafas dalam dalam.

Jeda selama beberapa menit.

Hingga...

"Gue udah nikah"

Hening

Arin langsung menjatuhkan churros yang akan ia suapkan ke mulutnya.

Tama mengerjapkan matanya berkali kali sambil menatap Kanaya cengo.

Tito menahan air yang sedang ia tengguk, membuat pipinya mengembung.

Dita membuka mulutnya lebar, saking lebarnya gajah saja bisa masuk.

𝙱𝙾𝙳𝙰𝙲𝙸𝙾𝚄𝚂Where stories live. Discover now