Chap 1 - The Guy Next Chair

16.5K 806 19
                                    

Happy Reading ^^

-----------------------------------

Pangeran berkuda putih itu datang begitu saja

Bagai pahlawan yang menyelamatkan jiwa

Mendobrak pintu kelaraan

Dan membawa masuk ke dalam pintu surga

***

Lyra POV

Bandung 2014...

Mataku terbuka. Aku memincingkan mata. Cahaya matahari pagi menembus ruang ventilasi kamarku dan membuatku merasa sialau. Dengan masih membawa separuh nyawa, aku bangun dan membuka tirai jendela. Cahaya sang mentari lebih banyak lagi masuk ke dalam kamarku. Dan aku memincingkan mataku lagi hingga tampak sipit. Setelah semua nyawaku terkumpul, aku melakukan shit up, back up, push up, dan gerakan kaki-tangan lainnya sebanyak 15 hitungan pergerakan sebelum mandi. Hal itu selalu kulakukan setiap pagi agar peredaran darahku lancar dan selalu sehat. Aku memang termasuk perempuan yang sangat peduli terhadap kesehatan. Aku tidak mau mati muda, itu adalah alasan yang sangat masuk akal. Setelah selesai warming up singkat, mandi dan memakai seragam sekolah, aku memoles wajahku dengan make-up natural agar wajahku terlihat lebih bersinar.

Aku menghadap ke cermin dan melihat seorang perempuan dengan rambut kecokelatan ikal panjang dan bola mata hitam yang sempurna sedang tersenyum. Aku puas dengan penampilanku yang sederhana tetapi tetap enak dipandang. Aku segera mengambil tasku dan menuju lantai bawah. Di sana sudah duduk seorang laki-laki dengan pakaian jas semi formalnya yang menghadap ke meja makan dengan pancake yang terlihat lezat karena baunya yang sedap yang tersaji di meja. Ia terlalu sering tinggal di luar negeri sehingga membuat pola hidupnya mirip dengan orang barat. Sarapan hanya menggunakan roti atau pancake setiap paginya.

"Hai cantik," kata lelaki itu memujiku. Jelas ia memujiku, karena pandangannya terus menelusuriku yang sedang berjalan pelan dan anggun ke arahnya.

Tiba-tiba pipiku terasa panas dan aku menyadari wajahku sedang memancarkan semburat merah di pipi. Sial! Dua kata darinya saja bisa membuatku seperti ini! Dengan tetap bersikap biasa, aku duduk di sampingnya. Mengambil pancake yang sudah di hidangkan dan mulai memakannya dengan perlahan.

"Minggu depan aku harus berangkat ke Melbourne. Papa minta supaya aku kesana untuk meng-handle perusahaan yang ada disana. Kamu nggak apa-apa kan kakak tinggal sementara waktu? Jaga rumah baik-baik, ya? Sekali-sekali kamu juga harus belajar mandiri." Lelaki itu mengelap bibir merah seksinya saat ia sudah selesai dengan sarapannya.

Seketika itu aku tersedak. Dengan panik, lelaki yang adalah kakakku itu mengambilkan minun untukku dan aku segera meminumnya sampai habis. Melihat aku terbatuk-batuk, ia berdiri dari bangkunya untuk mendekatiku dan memijat tengkukku perlahan.

Oh God! Jangan ambil dulu nyawaku gara-gara aku terkena serangan jantung medadak! Tangan kokoh itu seakan mengalirkan ribuan volt listrik!

"Pergi lagi? Nggak boleh! Aku takut sendirian di rumah, Kak!" Aku meluncurkan jurus protesku yang paling ampuh dan menekuk mukaku supaya kelihatan kalau aku benar-benar tidak rela dia pergi.

Oh Tuhan, dia oksigenku! Kalau dia pergi, aku bernafas dengan apa?

Aku bisa mendengarnya terkikik geli dan ia mencubit ujung hidungku.

"Kamu nggak kesepian kok. Aku sudah menyuruh seseorang buat menemami kamu selama aku pergi nanti." Ia melemparkan senyum misteriusnya padaku.

"Menyuruh orang? Siapa, kak? Bukan baby sitter kan?" rasa penasaran timbul dalam benakku.

LyraDove le storie prendono vita. Scoprilo ora