P r o l o g

29.3K 1.1K 31
                                    

Happy reading ^^

----------------------------------------

Bandung 2007...

Gadis kecil berumur kira-kira sepuluh tahun itu berjalan gontai di sepanjang trotoar yang mengelilingi sebuah taman. Wajahnya sangat polos seperti malaikat kecil yang bernyanyi riang di pintu surga dengan memainkan dawai sebuah harpa. Gadis kecil itu terlihat sangat lelah. Butiran peluh menembus keluar dari celah pori-pori kulitnya dan turun di dahinya. Ia membawa bungkusan kantong plastik yang berisi beberapa tangkai bunga mawar putih yang sudah di hias dalam balutan mika bening dan pita berwarna pink.

Matanya menjelajah ke dalam taman. Bibir mungilnya membentuk sebuah senyuman saat melihat ada seorang pemuda yang sedang duduk santai di kursi taman sambil membaca sebuah buku. Ia menghampiri  pemuda itu dan saat melihat dari jarak yang lebih dekat ia bisa menebak kira- kira usia pemuda itu berumur tujuh belas tahun apalagi tubuh pemuda itu dibalut seragam SMA yang berlogo salah satu SMA favorit di kota ini.

"Maaf kak, apakah kakak mau membeli mawar putih yang saya bawa ini?" tanya gadis kecil itu ragu-ragu. Sorot matanya memohon. Ia menyodorkan semua mawar putih yang dibawanya pada pemuda itu.

Pemuda itu menurunkan bukunya dan memandang si kecil dengan tatapan lembut sambil menyunggingkan senyum manisnya.

"Harganya berapa, adik kecil?" tanyanya ramah.

"Satu tangkai dua ribu rupiah," ujar gadis kecil itu dengan lancar seperti sudah hafal di luar kepala.

"Adik punya berapa tangkai?" pamuda itu bertanya pelan, tapi sangat lembut. Gadis kecil itu menyukainya, ia seperti pangeran-pangeran berkuda putih dalam negeri dongeng dengan wajah tampannya.

"Enam." Si gadis kecil menunjukkan beberapa tangkai mawar putih yang dibawanya kepada sang pangeran baik hati itu.

"Kalau begitu, kakak beli semuanya." Pemuda itu tersenyum ramah. Ia mengambil dompet dari dalam tasnya dan mengeluarkan uang dua puluh ribuan, lalu menyerahkan uang itu pada si gadis kecil.

"Maaf, nggak ada kembalian," ujar si kecil sambil menunduk sedih.

"Kembaliannya buat kamu." Tangan pemuda itu mengacak-acak rambut si kecil.

"Ini." Si kecil menyerahkan semua bunga yang dibawanya kemudian menerima uang dua puluh ribu rupiah sambil tersenyum bahagia. "Terimakasih kakak tampan."

Si kecil kemudian pulang dengan senyum mengembang di bibir mungilnya. Tadi mawar putihnya telah terjual habis. Biasanya ia hanya dapat menjual empat tangkai mawar, dan sisanya akan dibuang kerena layu. Pangeran tampan itu yang telah membelinya. Rasanya bayangan wajah pangeran itu tidak mau hilang dari benaknya. Si gadis kecil hanya berharap semoga suatu hari nanti ia bisa bertemu kembali dengan pangeran itu.

***

Gonggongan Rere menyambut si gadis kecil siang ini. Rere adalah anjing milik majikannya yang selalu bermain dengannya. Ia mencium bulu halus Rere dan mengelus-elus kepala anjing itu.

"Lyra, kemana saja kemarin?" Seorang perempuan dewasa keluar dari dalam rumah yang sederhana sambil menatap gadis kecil yang bernama Lyra itu tajam.

"Maaf, tante, kemarin Lyra jualan sampai sore, jadi pulang agak terlambat. Tante tahu sendiri kalau jarang orang yang berminat membeli mawar putih, kecuali itu hari valentine," jelasnya dengan wajah tegang.

"Lain kali kalau pulang terlambat bilang dong! Nggak bikin susah saja! Ya sudah, sekarang kamu kerja lagi!" perintah 'tante'  itu padanya.

LyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang