Gavin untuk Givea (Tahap revi...

By Loudstarr

252K 16.4K 2.4K

"Pilihan lo cuman dua pergi atau mundur?" "Sampai kapanpun pilihan aku cuman satu kak, tetep mencintai kamu s... More

Part 1 : Bekal (Sudah revisi)
Part 2 : Tak menyerah (Sudah revisi)
Part 3 : Nebeng (Sudah revisi)
Part 4 : Keluarga kepo (Sudah revisi)
Part 5 : Rizal Chandra Mahardika (Sudah revisi)
Part 6 : Merasa bersalah (Sudah revisi)
Part 7 : Sorry (Sudah revisi)
Part 8 : Chatting (Sudah revisi)
Part 9 : Sebuah pilihan (Sudah revisi)
Part 10 : Salahkah mencintai? (Sudah revisi)
Part 11 : Gosip netizen (Sudah revisi)
Part 12 : Givea marah? (Sudah revisi)
Part 13 : Berhenti? (Sudah revisi)
Part 15 : Serpihan masalalu (Sudah revisi)
Part 16 : Tentang rasa (Sudah revisi)
Part 17 : Siska Audreylia (Sudah revisi)
Part 18 : Cemburu (Sudah revisi)
Part 19 : Pasar malam (Sudah revisi)
Part 20 : Titik terendah (Sudah revisi)
Part 21 : Ada apa dengan hati? (Sudah revisi)
Part 22 : Jatuh (Sudah revisi)
Part 23 : Menjauh (Sudah revisi)
Part 24 : Jangan pergi! (Sudah revisi)
Part 25 : Kehadiran Lina (Sudah revisi)
Part 26 : Tawaran
Part 27 : Gombalan Givea
Part 28 : Sebuah keputusan
Part 29 : Rumah sakit
Part 30 : Rumah sakit (2)
Cast🖤
Part 31 : Mulai membaik
Part 32 : Kejadian di kantin
Part 33 : Ungkapan Rizal
Part 34 : Gavin pergi jauh
Part 35 : Pelukan
Part 36 : Siska berulah lagi
Part 37 : Gagal move on
Part 38 : Kebohongan
Part 39 : Gavin emosi
Part 40 : Menghilang
Part 41 : Disekap?
Part 42 : Kembali bertemu
Part 43 : Ancaman
Part 44 : Kobaran dendam
Part 45 : Pamit
Part 46 : Ujian sekolah
Part 47 : Rahasia Dinda
Part 48 : Teror
Part 49 : Teror kedua
Pengumuman

Part 14 : Rasa sakit (Sudah revisi)

7.8K 463 62
By Loudstarr

Happy Reading😊

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Givea berlari menjauh dari Gavin dengan perasaan sakit yang tertahan, tak ada hal lain dipikirannya kali ini selain hanya berlari menjauhi lelaki itu. Disinilah ia sekarang berada, di taman belakang sekolah.

Givea berharap Gavin akan memperbaiki kesalahan pagi kemarin saat menurunkannya di jalanan, atau sekedar meminta maaf mungkin? Namun harapannya salah besar, justru nyatanya malah berbanding terbalik dengan apa yang Givea harapkan. Malah dengan teganya Gavin memintanya untuk berhenti mencintainya. Gavin malah selalu menambah luka baru di hatinya padahal yang kemarin belum sakit. Apakah benar Gavin itu tak punya hati?

Jika mengingat semua usahanya selama ini yang terasa sia-sia, rasanya Givea ingin menyerah saja. Bukan kali ini saja Givea mati-matian membuat tameng pertahanan agar hatinya tak runtuh, namun sudah satu tahun lebih Givea selalu memakai tameng itu untuk memperjuangkan cintanya. Bayangkan setahun lamanya seorang Givea mengejar satu laki-laki yang sampai sekarang masih tak ada balasan perasaan apapun.

Ini bukan yang pertama kali gadis itu merasakan rasa sakit, tapi gadis itu tetap bersikeras untuk bangkit walau sudah terjatuh berkali-kali. Walaupun ia harus menerima berbagai kritikan dari orang lain, berbagai lontaran hinaan dan cacian yang setiap saat selalu mengatainya murahan, Givea tak pernah menyerah sejak dulu. Tak bisakah Gavin peka akan itu?

"Apa usahaku selama satu tahun ini ga berarti apa-apa buat kak Gavin? Apa sebegitu tertutupnya pintu hati kak Gavin buat aku? Sampai-sampai perjuanganku selama ini nggak ada harganya sama sekali," lirih Givea masih terisak. Iyah, Givea menangis melampiaskan segala rasa sakit dan emosi seorang diri.

"Aku mencintainya tulus, tapi dia seolah buta tak pernah melihatku!" Givea terkekeh meratapi nasibnya yang sungguh miris soal cinta.

"Udahlah gausah ngarepin seseorang yang nggak pernah mencintai lo dengan tulus. Cowok kayak gitu nggak pantes buat lo!"

Givea langsung menolehkan kepalanya terkejut. Ternyata ada orang yang diam-diam mendengar obrolannya dengan dirinya sendiri sejak tadi.

"Ngapain lo disini?" tanyanya sembari mengusap sisa air matanya, ketika melihat Rizal kini berjalan ke arahnya.

Cowok itu tampak menanggapinya dengan santai. "Nggak sengaja lewat aja, terus denger suara orang ngomong. Gue kira hantu, ternyata lo lagi ngomong sendirian. Lo nggak gila kan?"

Givea langsung menatap Rizal tajam. "Sembarangan lo!"

Rizal hanya terkekeh. Cowok itu masih setia berdiri di depan Givea. "Nggak baik kalau lagi galau curhatnya sama setan. Mending curhat ke gue sini!"

"Apaansih lo! Siapa juga yang galau? Sok tau!"

"Lo lagi galauin siapa sih?" tanya Rizal pura-pura nggak tau, padahal ia sudah mendengar semuanya secara tak sengaja. Ternyata Givea berbohong padanya jika tak memiliki hubungan khusus dengan cowok yang menemuinya di UKS waktu itu. Ternyata Givea mencintai Gavin. Kenapa hati Rizal mendadak sesak rasanya?

"Kepo aja lo!"

"Katanya kemarin nggak punya pacar?" Rizal terkekeh mengingatkan ucapan Givea kemarin padanya.

"Emang."

"Lah, terus?"

"Nggak punya pacar bukan berarti nggak ada yang disukai! Udahlah gausah ikut campur masalah pribadi gue. Itu privasi kawand!" ucap Givea membuat Rizal mendengus. "Iya-iya deh."

"Andai lo tau, Giv. Gue kayaknya udah jatuh cinta sama lo di pandangan pertama, waktu pertama kali ngelihat wajah lo. Gue juga nggak tau kenapa bisa gini? Yang jelas hati gue sakit rasanya tau lo suka cowok lain," batin Rizal bersuara.

*****

"Eh eh berhenti-berhenti!" ucap Farah menghentikan seorang siswi yang sedang lewat di depannya.

"Iya ada apa?" tanya siswi itu heran.

Dinda yang melihat keanehan dari sahabatnya pun bingung dan menyenggol lengan Farah. "Sstt, lo ngapain sih nyetop-nyetop Anin segala?" bisik Dinda. Dan yah, siswi itu bernama Anin anak IPS.

"Udah lo tenang aja, gue nggak bakal makan dia kok, dia gaenak soalnya," jawab Farah berbisik ngawur, membuat Dinda menoyor gemas kepala sahabatnya yang menyebalkan itu.

"Kalo diajak ngomong tuh jawab yang bener!" omel Dinda yang masih di dengar oleh Farah namun Farah memilih tak menggubris ucapan Dinda dan fokus menanyai Anin.

"Gue cuman mau nanya, lo kan udah berangkat gasik, lo ngeliat sahabat bobrok gue yang satunya nggak?" tanya Farah pada Anin.

"Maksud lo si Givea?" Anin berbalik nanya.

Farah mengangguk antusias. "Nah iya itu! Givea maksud gue," balasnya dengan cengiran khasnya.

"Dia tadi kayaknya habis bertengkar sama Gavin," ujar Anin malah curhat.

"Kalo itu sih kita udah tau. Heran aja gitu, kalo soal problem-nya sahabat gue cepet banget gosip menyebar. Padahal kalo mereka yang kena gosip membela diri!" sahut Dinda seraya terkekeh sinis membuat Anin terdiam.

"Yang gue tanyain itu lo tadi ngeliat Givea pergi kemana gitu nggak pas habis debat sama Gavin?" Farah kembali menyela sebelum keadaan tambah runyam, karena ditengahi oleh Dinda yang sepertinya akan membuat masalah. Biasalah orang gabut!

"Oh sorry Far, kalo itu sih gue nggak tau, soalnya nggak ngurusin juga," jawab Anin jujur, karena memang gadis itu benar-benar tidak mengetahuinya.

"Oh yaudah kalo gitu makasih yah, sekarang lo boleh lanjutin aktivitas lo lagi!" ujar Farah tersenyum manis.

Anin mengacungkan jempolnya. "Oke gue duluan yah," pamitnya yang diangguki mereka Farah. Sementara Dinda cuek.

Setelah kepergian Anin, Farah langsung mengomeli Dinda.

"Jangan bikin takut anak orang lo, Din!" hardik Farah.

"Ya kan bener ucapan gue. Kalo Givea atau kita-kita yang kena masalah aja cepet banget mereka nyebarin gosip. Tapi kalo giliran mereka yang digosipin nggak mau!"

"Ya tapi kan bukan Anin yang ngelakuin bego!"

Dinda hanya memutar bola matanya malas. Sementara Farah menghembuskan napasnya kasar. "Pergi kemana yah kira-kira tuh anak?"

"Mending kita cari, daripada cuman nebak-nebak," ucap Dinda yang diangguki Farah.

*****

Disinilah gadis itu pindah dari gangguan Rizal yaitu di rooftop. Berbeda dengan murid lain, gadis itu memang lebih suka mengunjungi taman dibanding dengan rooftop, namun karena terpaksa akhirnya ia berada disini.

"Huh ada aja yang ganggu, padahal gue cuman pengen tenang sebentar," gumam Givea seorang diri.

Gadis itu duduk menelungkupkan kepalanya dibalik tumpuan kedua tangannya yang ditopang di atas lutut. Ia memejamkan matanya sebentar, sembari menikmati semilir angin yang mulai menerpa wajah cantiknya.

Baru aja dirinya merasa nyaman akan sapuan angin yang menenangkan, sebuah suara cempreng sudah terdengar mengejutkannya.

"GIVEA YA AMPUN! MY BABY HONEY TERNYATA LO ADA DISINI!"

Teriakan itu tidak salah lagi, Givea sangat amat mengenalinya. "Astaga gangguan syaiton lagi," batinnya merutuk kesal.

Dengan terpaksa Givea membuka kedua matanya kembali, menatap malas kedua sahabatnya yang kini sudah berada di depannya.

Dinda menyentil dahi Farah. "Jangan teriak-teriak heboh napa sih, lo ga ada simpati banget sahabat lagi sedih juga," omelnya.

"Iya-iya sorry, gue kan biasanya emang gitu suka heboh," balas Farah cemberut.

"Heboh ya heboh! tapi pahami kondisi dan situasi," sindir Dinda yang dibalas pelototan oleh Farah.

"Kalian kok tau gue ada disini?" tanya Givea mengalihkan pembicaraan.

Dinda mengangguk, "Hehe ya gitu deh kita nyari tau."

"Ya iyalah, orang kita tadi udah keliling nyari lo kemana-mana ga ketemu juga. Tinggal rooftop yang belum kita datangi, makanya kita langsung cus kesini," ucap Farah menjelaskan.

Givea hanya mengangguk-angguk saja mendengarkan.

"Gimana Giv? lo gapapa kan? gue denger-denger tadi, lo disakitin lagi sama tuh cowok babi," celetuk Dinda menyamakan Gavin dengan babi saking emosinya.

"Iya, si Gavin sok ganteng itu ngapain lo tadi?" timpal Farah ikut-ikutan.

Givea tau sahabatnya itu kurang suka dengan sikap Gavin. "Engga gue gapapa kok," jawabnya berbohong.

"Mending lo mundur aja deh Giv, ngejar kakak kelas itu! Lagian selama ini juga ga ada tanda-tanda dia bales perasaan lo," saran Farah membuat Givea terdiam.

"Masih banyak Giv, cowok yang sayang sama lo tulus diluaran sana. Lo itu cantik, baik, jadi jangan khawatir kalo lo gabakal disukai cowok lain," tambahnya.

"Iya Giv! daripada lo terusin malah tambah nyakitin diri lo sendiri," ujar Dinda menimpali.

"Ya itu sih cuman saran berulang kali dari kita aja sih. Kita juga nggak akan maksa lo kok, kalo lo masih kuat bertahan juga gapapa lo bebas lanjutin. Iya kan, Din?" kata Farah menatap Dinda.

"Hm, bener."

Givea menghela napas panjang. "Gue tau guys, makasih banyak sarannya. Gue sangat menghargai pendapat kalian, cuman kalian tau sendiri kan kalo selama ini gue udah nyoba buat berkali-kali move on tapi hasilnya tetap nihil."

"Itu karena lo belum nemuin pengganti lain. Lo terlalu stuck ke satu orang, padahal diluaran sana banyak cowok yang lebih baik dari dia!" ucap Dinda.

"Giv dengerin gue, berjuang itu boleh dan sah sah aja asal lo berjuang di orang yang tepat. Maksud gue lo perjuangin seseorang yang benar-benar layak buat lo perjuangin, bukan yang kayak gini itu namanya lo nyakitin diri lo sendiri. Apa lo ga ngerasa selama setahun lo udah banyak berjuang buat cowok itu? Tapi dia sama sekali ga ngelirik lo apalagi melihat besarnya perjuangan lo untuk dia? Gue ikut sakit setiap kali ngelihat sahabat gue disakitin, belum lagi dengerin mulut sampah orang-orang yang ngrendahin lo!" sahut Farah panjang lebar, mengeluarkan unek-uneknya.

Kalimat serta ucapan kedua sahabatnya bagaikan panah yang menusuk jantungnya. Apa yang dikatakan sahabatnya itu memang benar adanya. Tapi akankah Givea berhenti mencintai Gavin? Akankah ia merelakan perjuangannya setahun lebih yang harus berakhir sia-sia seperti ini?

Entahlah Givea juga dibuat bingung tentang hal ini, gadis itu hanya mampu menunduk terdiam dan berpikir lebih dalam.

Kalimat serta ucapan kedua sahabatnya bagaikan panah yang menusuk jantungnya. Apa yang dikatakan sahabatnya itu memang benar adanya. Tapi akankah Givea berhenti mencintai Gavin? Akankah ia merelakan perjuangannya setahun lebih yang harus berakhir sia-sia seperti ini?

Entahlah Givea juga dibuat bingung tentang hal ini, gadis itu hanya mampu menunduk terdiam dan berpikir lebih dalam.

"Udahlah gausah lo pikirin terlalu dalam kata-kata gue sama Dinda. Kalo lo sekiranya belum siap dengan saran kita, lo bisa pikirin lain waktu, selama lo nggak merasa menderita. Mending sekarang kita balik ke kelas dulu yuk sebelum pelajaran dimulai," ujar Farah langsung menarik lengan kedua sahabatnya turun dari rooftop.

Givea seperti orang linglung, ia hanya diam sambil menurut Farah yang membawanya menuju ke kelas.

****

Jangan lupa Voment 💛


Continue Reading

You'll Also Like

4.8M 196K 37
Namanya Kenzo Arsenio, seorang cicit dari yayasan pemilik sekolah, cucu dan anak dari seorang pemilik perusahaan besar, serta wajahnya yang memukau y...
887K 36.7K 38
"Gue ketua OSIS. Jadi gue berhak buat ngelarang lo membully murid di sekolah ini." "Ketua OSIS aja belagu! Suka-suka gue dong mau bully murid di sek...
25.8K 1.5K 28
Penulis: Ye Ziyu Jenis: perjalanan waktu dan kelahiran kembali Status: Selesai Pembaruan terakhir: 15-03-2023 Bab Terbaru: Daftar Bab Bab 133 Ekstra:...
41.1K 1.6K 23
Abela Clarisa putri, gadis culun dengan sifat pendiam, yang terpaksa menikah dengan seorang pria populer di sekolah nya demi membayar biaya rumah sak...