DIA ACHA (PUBLISH ULANG)

By DinaRigita

1.8M 195K 15.3K

PLAGIAT DILARANG MENDEKAT 📌 (Follow sebelum membaca) -Revisi- Acha, gadis cupu yang berhasil menginjakkan ka... More

Prolog (✓)
Part 1 (✓)
Part 2 (✓)
Part 3 (✓)
Part 4 (✓)
Part 5 (✓)
Part 6 (✓)
Part 7 (✓)
Part 8 (✓)
Part 9 (✓)
Part 10 (✓)
Part 11 (✓)
Part 12 (✓)
Part 13 (✓)
Part 14(✓)
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26 (✓)
Part 27 (✓)
Part 28 (✓)
Part 29(✓)
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
PART 35
Part 36
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41 (✓)
Part 42 (✓)
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46

Part 37

20.6K 3.3K 457
By DinaRigita

Typo bertebaran ^^

Happy Reading.

Arjuna mengantarkan Acha di depan gerbang rumah sembari menunggu ojek datang. Pekerjaannya sudah selesai, Arjuna menyuruhnya pulang duluan agar bisa bersiap-siap.

Hati Acha selalu berdebar jika dekat cowok ini. Kenapa sih, cowok itu selalu saja bisa membuat Acha semakin jatuh cinta padanya? Padahal sudah jelas jika cowok itu sangat menyebalkan tapi hati Acha masih saja jatuh terpana.

"Lo gak gue undang ke pesta ulang tahun," kata Arjuna sembari menyilangkan tangan.

Acha memang tidak diundang oleh Arjuna. Tapi Bundanya yang sudah menyuruh Acha untuk datang ke pesta ulang tahun cowok itu.

"Bodo amat lo mau undang gue atau gak, yang penting gue tetep dateng kesini!"

"Keras kepala banget lo, gue gak mau acara gue rusak gara-gara lo."

"Apa lo bilang?!" ketus Acha.

"Gue gak mau acara gue rusak gara-gara lo," ulang Arjuna.

Kedua tangan Acha berada di pinggang. "Jadi maksud lo gue bakal jadi perusuh di acara lo yang mewah itu,"

Arjuna mengangguk santai.

"Heh kutil badak! Lo kayaknya lupa siapa yang udah bantuin lo nyiapain itu semua,"

"Gue!!" Acha menunjuk dirinya sendiri.

"Lo memperkerjakan sekaligus mengandalkan gue untuk kesuksesan acara lo nanti malam. Mulai dari belanja barang, penataan kursi, makanan, vas bunga, gelas, semua gue yang lakuin karna suruhan lo! Padahal banyak petugas yang nganggur waktu itu."

"Lo bilang gue harus selalu hati-hati dalam mengerjakan, dan terbukti kan?! semua yang gue kerjain tidak ada kecacatan sekecil pun."

"Tapi, seenak jidatnya lo bilang gue bakal jadi perusak?!"

"Lo pikir gue itu--"

Ucapan Acha terpotong karna Arjuna melempar sebuah kresek tepat di depan wajah Acha hingga melongo. Wajah cewek itu semakin merah murka, memang tidak ada akhlaknya cowok itu selalu saja bersikap seenaknya.

Acha sudah mengeluarkan unek-uneknya, mengeluapkan emosi yang sudah ia tahan selama seminggu ini karna ulah Arjuna tapi cowok itu malah membuat Acha semakin geram.

Tangan Acha mengambil kresek yang entah apa isinya untuk di lemparkan ke wajah Arjuna balik. Namun sayang, Acha menghentikan aksinya karna ucapan Arjuna membuatnya terpaku dan membatalkan niat jahatnya.

"Pakai gaun itu saat ultah gue nanti,"

***

Tak ada yang berbeda dengan dirinya. Sekalipun dia memakai dress mewah pemberian Fana, seorang Acha tetaplah Acha dengan khas kecupuannya. Polesan make up membuatnya tak nyaman, dia selalu berusaha menghapus lukisan wajah itu.

Jika saja Fana tak mengancam tidak akan mengumpulkan tugas Miss Rahma, dia akan segera menghilangkan polesan itu. Sayangnya, ancaman Fana berhasil membuat niat Acha runtuh. Alhasil dia tidak jadi menghapus makeup tebal itu.

Tapi sekarang, kini dirinya sendiri di acara utama dansa tanpa kedua sahabatnya. Mereka meninggalkan Acha sendirian dan memilih untuk menikmati tarian romantis bersama pasangan masing-masing.

Acha mengerti perasaan Fana dan Vinda yang bisa berdansa dengan cowok tampan incaran mereka. Dia cukup memaklumi jiwa ke-jombloan mereka itu.

Namu entah mengapa dia menjadi sangat kesal ketika melihat cowok menyebalkan tengah berdansa dengan nenek lampir yang memusuhi cewek cupu seperti dirinya.

"Gue rusak beneran acaranya baru tau rasa lu!"

"Seharusnya lo itu mengajak dansa gue, gue yang udah lo suruh untuk menyiapkan ultah ini."

"Kenapa malah sama si lampir sih!"

"Kan gue jadi iri!"

Tak akan ada yang mendengar umpatannya. Lagu itu terlalu indah hingga mereka tak bisa mengalihkan fokusnya.

Arjuna terpaksa harus berdansa bersama Riska. Seseorang yang sedari tadi dia tunggu tak memunculkan batang hidungnya. Padahal, cowok itu sudah menantikan Audy dan ingin menjadikannya pasangan dansa malam yang istimewa ini.

Dia tidak datang, cowok itu sedikit kecewa undangannya tak di tanggapi.

Acha berlalu pergi menjauh, lalu lebih memilih untuk mengambil segelas jus yang telah disediakan disana daripada dia harus melihat pemandangan itu.

"Enak juga jusnya, apa ya namanya kok gue gak pernah tau,"

Acha memperhatikan jus lekat. Tak biasa dia meminum jus enak semacam ini. Jika Acha bisa membuatnya, pasti dia akan membuat minuman favorit barunya itu setiap hari.

Samar-samar cewek itu mendengar suara ricuh yang tiba-tiba saja terlintas di telinga Acha. Dia menatap sekeliling, semua orang masih menikmati acara dansa dengan hikmat ditambah alunan lagu itu berdentum keras. Tidak ada yang aneh disini.

Lalu suara ricuh tersebut berasal darimana?

Bulu kuduk Acha meremang. Mendadak dia merasakan hawa panas dingin ditubuhnya. Sepertinya kericuhan yang terjadi di luar acara pesta ini.

"Kayaknya gue gak salah denger deh. Tapi kenapa di luar pada ribut? Padahal disini juga lagi pada dansa."

"Apa mungkin para satpamnya Arjuna ribut karna main gaple ya?"

"Bisa aja sih mereka buat acara sendiri karna gabut."

"Tapi, gue rasa main gaple gak akan segaduh ini."

Apa mungkin hanya Acha saja yang mendengar suara kericuhan itu? Mungkin saja itu hanyalah perasaan Acha. Dia lantas kembali meminum jusnya hingga tandas.

"Tapi kok suaranya tambah rame ya?"

Daripada penasaran, dia mencoba mencari tau keadaan luar. Hatinya mendadak gelisah saat suasana di luar gelap dan semakin mencekam. Cewek cupu itu bersembunyi di balik tembok. Dia sedikit mengintip apa yang sudah terjadi.

Betapa terkejutnya Acha saat dia melihat segerombolan manusia baju hitam bertopeng maling sedang beradu jotos dengan bodyguard.

Terlebih lagi, tanpa sengaja matanya melihat kejadian seseorang yang melakukan pukulan pada kepala bodyguard dengan tongkat kasti hingga jatuh pingsan tersungkur di jalan.

Setelah menghabisi penjaga pesta tersebut, mereka berbondong-bondong lari masuk menerobos pesta. Acha yang kaget langsung bersembunyi di balik tanaman hias besar.

"Oh tidak, mereka adalah perampok."

***

Acara yang harusnya berjalan dengan hikmat tiba-tiba menjadi sebuah acara tawuran besar bersama gangster kelompok asing.

"Bangsat! Kenapa bisa kebobolan gini sih?!"

Tanpa siap sedia, the Lorv dan kawan-kawan melawan mereka tanpa senjata. Banyak teman Arjuna yang sudah tumbang karna kewalahan menghadapi banyaknya musuh.

"Kayaknya kita harus mundur jun, jumlah mereka terlalu banyak," ucap Keynan ngos-ngosan seraya mendendang musuh yang menyerangnya dari depan.

"Hiyaa!!!" Arjuna menendang musuh yang mau menyerang dirinya dari belakang dengan sigap.

"Kita tetap bertahan,"

Tak kalah terkejutnya dengan Acha, seluruh cewek langsung berlari mencari tempat untuk berlindung diri.

Suasana malam hari ini semakin mencekam dan runyam. Pertarungan sengit antara geng Arjuna dan geng asing semakin tak terkendali. Banyak teman-teman Arjuna yang sudah tak berdaya, Arjuna tambah tidak terima jika pestanya dirusak begitu saja hingga temannya penuh luka.

Arjuna membogem mentah, menendang, dan mendorong musuh yang menyerangnya. Cowok itu berhasil menghindar pisau diarahkan dari perut Arjuna.

Pisaunya bisa ia hindari, namun sayangnya benda tajam itu justru mengenai tangan Keynan dalam.

"Key!!" teriak Arjuna menghampiri Keynan.

"Gue gak papa," sahut Keynan memegangi tangannya.

Arjuna mengepalkan tangan kesal. Otot hijaunya nampak besar dan kuat menonjol di permukaan tangan.

Keynan melebarkan matanya melihat seorang musuh bersiap memukul bola kasti di punggung Arjuna.

"Awas Jun!!!"

Jeritan histeris begitu menggema disaat Arjuna terkena pukulan tongkat kasti pada punggung dengan begitu kerasnya.

"ARJUNA!!!" pekik semua orang.

"Aarghh," Arjuna menjerit kesakitan.

Arjuna telak. Dirinya terjatuh. Arjuna juga kewalahan menghadapi mereka. Namun dia tak ingin menyerah. Cowok itu langsung sigap berdiri lagi tapi sayangnya tekuk lututnya ditendang hingga membuat dia berlutut.

"Gak usah sok kuat! Lo terlalu egois sampe gak mikir geng lo yang udah gue hempas satu persatu."

"Kalo lo gak nyerah, gue akan buat mereka mati ditangan gue!"

Arjuna yakin, seseorang didepannya ini adalah sang ketua. Suaranya tak begitu jelas saat mengatakan itu karna tertutup oleh topeng.

Cowok itu mengedarkan pandangannya. Benar kata orang itu, hampir semua temannya terjatuh dan tergeletak dilantai.

Arjuna menghembuskan nafasnya pelan. "Baiklah, gue nyerah," lirih Arjuna mengangkat satu tangan.

"Dasar lemah," dia menampilkan senyum smirk.

"Stop!"

"Ketua kalian kalah!"

Ucapan itu membuat pertarungan sengit mendadak berhenti. Semua orang kaget melihat Arjuna tengah berlutut. Arjuna tak bisa berbuat apa-apa karna tangannya di cengkram kuat di belakang oleh salah satu anggota musuh.

Arjuna mendongak keatas, "Puas lo?!"

Orang itu menyilangkan tangannya di depan Arjuna. "Lo nanya gue puas?"

"Jawaban gue adalah belum," katanya.

"Sampe kapanpun gue gak akan puas sebelum lo hancur!"

Plak! Plak!

Arjuna ditampar dua kali olehnya. Siapa yang tak kaget melihat sang ketua the Lorv di tampar di depan semua orang? Hanya mereka, musuh yang berhasil membuat Arjuna kalah telak dan menyerah.

Tak tinggal diam, pemimpin the Lorv dialihkan oleh Doni dan mengambil langkah sigap membantu sang Arjuna.

"Diam di tempat atau Arjuna mati ditangan gue!" Seseorang itu menyodorkan pistol tepat di dahi Arjuna.

Arjuna memejamkan matanya. Dia pasrah dengan keadaan ini, dia tidak ingin temannya terluka lebih dalam dan serius.

"TIDAK!!!" teriak semua orang.

"Oke kita mundur," tegas Doni seraya mengangkat kedua tangannya. Begitu juga the Lorv lainnya.

"Angkat tangan kalian semua!"

Semua orang menurut dan mengangkat tangan mereka.

Ini gak bisa dibiarin, gue harus telpon polisi! Acha diam-diam menelepon polisi. Dia takut Arjuna akan lebih terluka, apalagi mereka membawa benda terlarang yang berbahaya.

"Siapa lo sebenarnya? Dan apa tujuan lo hancurin pesta gue?" sergah Arjuna.

"Apa pernyataan gue tadi kurang jelas Arjuna?"

Dia tersenyum di baling topeng. "Mau gue? Lo hancur sayang," desisnya mengelus dagu Arjuna.

Cowok itu menghempaskan wajahnya ke lain arah.

"Cih dasar, sok jual mahal," dia mengisyaratkan pada temannya untuk melakukan sesuatu untuk Arjuna.

"Lakukan sekarang,"

Satu guyuran air ember merembas ke seluruh tubuh Arjuna. Air got dicampur berbagai macam air lainnya seperti air jus dari pesta ulang tahun serta es batu dicampur jadi satu membasahi tubuhnya.

Satu telur dilemparkan pada kepala Arjuna, mereka menatap kejadian itu jijik. Cowok itu mencium bau amis. Arjuna menunduk muntah, tapi dia tak bisa memuntahkan apapun. Bukan hanya telur, kecap dan saos juga disiramkan.

Semuanya tercengang melihat ketua Lorv dipermalukan di depan umum. Harga diri seorang Arjuna seketika hancur di acara pesta ulang tahunnya sendiri.

"Huekk," Arjuna muntah. Dia tak tahan mencium bau amis di tubuhnya sendiri.

"Selamat ulang tahun Arjuna."

Apakah ini surprise ulang tahun untuk dirinya? Tidak mungkin! Ini pasti bukan acara kejutan. Jika memang ini adalah kejutan, pasti tidak banyak teman-temannya yang mengeluarkan darah dari lukanya.

"Rasakan sensasi amis yang menjalar di malam yang istimewa ini. Ini adalah kado spesial dari gue, mulai menghancurkan pesta megah lo, mengguyur lo dengan bahan ini, dan yang paling penting. Membuat harga diri lo jatuh di depan semua orang!"

Arjuna menengadah. Rahangnya mengeras. "Apa tujuan lo merusak acara gue?!" teriak Arjuna sarkastis.

Dia tidak terima jika acara ulang tahunnya rusak oleh gangster asing dan dia dikalahkan oleh mereka.

"Tujuan gue ya?"

"Simple aja sih,"

"Karna lo lupa gak mengundang mantan sahabat lo," dia menekan kata mantan sahabat.

Cowok itu tercenung. Tatapannya berubah datar. Waktu seakan berhenti seketika. Siapa yang dia maksud mantan sahabatnya? Apa dia salah satu sahabat Arjuna? Apa dia teman dekat Arjuna? Mengapa dia mengkhianati Arjuna? Lalu siapa dia sebenarnya?

"Jangan kaget saat lo tau siapa gue,"

Perlahan seseorang itu membuka topeng yang menutupi wajahnya. Pelan tapi pasti, sedikit demi sedikit wajah itu terlihat hingga topeng terbuka sempurna. Siapapun akan tercengang melihat wajah seorang cewek yang sudah lama tidak mereka jumpai sejak lama. Mereka juga masih ingat, jika sosok itu juga pernah ada di posisi Arjuna pada waktu itu.

"ANYA!!"

Seluruh pasukan gangster berbaju hitam tertawa melihat wajah terkejut mereka. Terlebih lagi, Arjuna.

Arjuna tak percaya jika Anyalah yang sekarang berada di hadapannya saat ini. Arjuna tak percaya jika cewek cantik ini sudah membuat acara ulang tahunnya hancur.

Arjuna kalah di tangan Anya. Cewek itu mampu membuat Arjuna berlutut dan terdiam tak berkutik di depannya. Anya mampu membuat semua orang meneguk ludah susah payah.

Anya tersenyum manis namun mengerikan. "Apa kabar Arjuna?"

Anya, cewek yang dulunya terkenal akan kelembutan hatinya kini telah berubah menjadi macan yang ganas.

Dia masih cantik. Mata indah itu tak lagi menatap mata Arjuna dengan sebuah harapan dan permohonan tolong. Melainkan, tatapan kebencian serta pembalasan dendam seperti tatapan Arjuna padanya kala itu.

"Anya," lirih Arjuna tak percaya.

"Jangan panggil nama gue melalui mulut brengsek lo itu!"

"Gue bukan Anya yang lo," cewek itu menunjuk semua orang yang ada disini, "dan kalian kenal dulu. Gue adalah Anya yang sekarang,"

Anya kembali menatap Arjuna tajam. Satu tamparan kembali mengenai pipi Arjuna.

Plak!

"Hari ini gue berhasil membuat lo jatuh. Tapi nanti gue akan buat lo, Riska, Gendis dan Kalila sujud bersama di kaki gue!"

Wiiuu... Wiiuu.... Wiiuu...

Sial! Sirine polisi! Cewek itu belum puas membuat Arjuna menderita sepenuhnya. Ini masih belum seberapa dari apa yang akan Anya lakukan padanya. Tapi lihat saja nanti, dia akan membuat Arjuna dan yang lain akan bersujud di hadapannya!

"Bangsat! Dasar Polisi penganggu!

Cewek itu menyilangkan kedua tangannya didepan dada. "Ini masih permulaan Arjuna. Karna lo dan Riska akan hancur di tangan yang seharusnya! Tunggu saja tanggal mainnya,"

"Dan untuk kalian semua,"

Cewek itu menunjuk satu persatu orang disana.

"Gue bukan Anya lagi, tapi gue adalah Syifa!"

"Syifanya Nafasya!"

***

Wah, ternyata Syifa yang selama ini kita kenal ternyata adalah Anya 😁

Thanks for Reading.

Jangan lupa bersyukur hari ini ❤

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 273K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
284K 11.7K 31
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
795K 60.6K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.2M 291K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...