Kita Dalam Aksara

By _yayaaan

2.7K 141 45

Dunia bilang, kamu bukan untuk aku. Jadi aku putuskan, untuk memilikimu lewat aksara. More

Untuk Fajar
Kala Itu
Cokelat Hangat
Dimensi
Reda
Jendela Usang
Sekat
A
Petrichor
Bulan Ke Tujuh
Kembali
Angkasa
Pada Lembayung Jingga Sore Hari
Setelah Sekian
Di Kehidupan Baru
Ada
Bertahun Lamanya
Mencintai Sepi
Kita: Dalam Aksara
Jangan Cintai Aku Apa Adanya
Dalam Upaya
Tak Selaras
Rindu
Untuk
Yang Memandangmu dari Jauh
Tanpa Arah
Surat untuk Januari
Less and Less
Pupus
Mundur
Perihal Mencintai dan Memberi
November
Desember

Dulu

13 1 0
By _yayaaan

Kita pernah asing, lalu menjadi saling, dan akhirnya kembali asing.

Benar bukan? Kita pernah sedekat itu, namun dengan salah apa kita menjadi seasing ini. Salah siapa?

Kenapa bisa? Aku belum terima. Aku belum bisa menerima fakta bahwa aku sedang dilupakan. Sedangkan kamu selalu aku perhatikan. Seolah, aku tidak pernah menjadi bagian besar dalam hari-harimu. Seolah apa yang kita lewati, tidak ada maknanya.

Harusnya, kita tidak bertemu waktu itu kan? Harusnya memang seperti itu. Jadi, tidak akan ada aku yang menunggu sekacau ini. Tidak akan ada kamu yang menurutku seegois itu. Tidak.

Dan benar saja, selalu menerimamu sudah menjadi kesalahan terbesarku. Dan aku menyesali itu.

Seandainya, melupakan tidak membutuhkan waktu selama itu, aku pasti sudah berhasil melupakanmu. Melupakan manusia yang mengingatku saja tidak. Hah! Rasanya ingin tertawa keras. Menertawakan semua kenyataan yang ada.

Di beberapa waktu, aku sering mengelak. Tidak terima kenapa aku sendiri bisa sejatuh ini pada manusia sepertimu. Sia-sia. Buang-buang tenaga. Percuma.

Berteriak di depan wajahmu adalah hal yang ingin sekali aku lakukan. Ingin ku bacakan semua rasa yang telah aku lewati sendiri. Ingin ku teriakkan semua kebingungan yang menumpuk selama ini. Ingin ku lemparkan semua mimpi buruk yang menghadirkanmu di setiap malam di bulan ini.

Kamu, apa kamu sebuta itu?

Patah berulang-ulang, namun selalu menerimamu kembali. Betapa bencinya manusia ini terhadap dirinya sendiri.

Dulu, aku pernah sebahagia itu. Sekarang, sepatah ini aku pernah.

Nanti, dan di hari-hari setelahnya. Bila kita dipertemukan semesta di ruang dan waktu yang sama, aku sudah melupakan fakta bahwa aku pernah sedekat itu mengenalmu. Bahwa aku pernah sesabar itu dengan sikapmu.

Sudah dipastikan, aku melupakanmu saat itu.

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 107K 54
Spiritual - Romansa Kisah seorang perempuan yang ditinggal nikah oleh laki-laki yang pernah menyuruhnya untuk menunggu selama 2 tahun. Namun takdir...
2.7K 83 76
Puisi ini ditulis ketika penulis sedang gabut, dimana terlintas uraian kata dalam pikiran, ditulis dan dituangkan disini untuk menamani harimu
688K 7.5K 91
Setiap cerita akan menjadi kenangan
115K 1.1K 57
Hanya kumpulan Puisi beragam judul yang dibuat sesuai keinginan. Selamat membaca! :)