Jalan Pulang Cinta

By YuliansThamrin

236K 8K 28

More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Pat 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Readers?
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
New Story
Judul

Part 19

5K 215 0
By YuliansThamrin

Aku sudah kembali ke ruanganku bersama Prilly.

Wajahnya terlihat usang dengan rambut berantakan dan mata sembab karena sedari tadi selalu menangis, bahkan luka-luka ditangannya membengkak karena beberapa kali infus yang dilepas kasar olehnya.

"Sayang, kamu naik ke bangsal kamu ya. Tiduran, biar aku disini. Besok kita pulang." Ucapku duduk diatas kursi roda dan membenarkan posisi kursi rodaku disamping bangsal Prilly sambil merapikan rambutnya pelan.

"Kamu istirahat aja honey. Tiduran gih. Capekkan tadi drama mulu." Cibirnya meledekku membuat aku tertawa kecil.

"Iya deh. Kamu juga ya. Mimpiin aku, i love you sayang. Good night princess chubby." Ucapku bergerak menuju bangsalku.

"Kamu juga honey, night too prince embem. Love you too." Sahutnya.

Kami berbaring dibangsal masing-masing saling berhadapan.

Karena lelah yang menyerang, dengan cepat kami terlelap di malam itu.

-SKIP-

Sinar mentari yang menusuk tipis celah jendela ruangan penuh bau obat ini membangunkanku. Tanpa sadar tidurku telah membelakangi Prilly. Ku palingkan tubuhku mengarah pada bangsalnya, tapi nihil. Prilly tak ada disana. Ku lihat jam ruangan masih jam 6 pagi. Aku bergegas bangkit dari bangsal tanpa kursi roda karena aku merasa sudah cukup kuat menopang tubuhku.

"Kemana sih nih bocah ah. Ninggalin gitu aja." Gerutuku sambil celingukkan dengan mata menyapu seluruh penjuru ruangan mencari keberadaan Prilly. Aku berjalan menuju taman yang ada ditengah-tengah rumah sakit.

Aku melihat seorang gadis duduk di kursi taman dengan tongkat infus yang ku yakin itu adalah gadisku. Aku perlahan mendekati tubuhnya yang setengah tertutup pohon berniat mengagetkannya. Namun setelah aku berhasil melalui pohon besar yang menutupi setengah tubuhnya aku yang kaget bukan main. Ku lihat Prilly sedang berbincang puas dengan ?

Astaga itu Al !

Apa maksudnya kesini ? Rasa hati gue Sakit ? Cemburu? Marah? Kesal ? Arghhhh shit !

Ini yang Prilly rasakan saat dulu melihatku dengan Ghina, bahkan aku yakin lebih dari rasa sakitku. Aku berusaha menetralkan emosiku dan menghampiri keduanya. Eitss maksudnya illy aja sih.

"Hai sayang." Sapaku sambil mengecup pucuk kepala Prilly. Skak mat Al ! Hahahaha.

"Hey honey. Udah bangun." Sahutnya tersenyum manis lalu bergelayut manja di perutku.

"Udah kok. Kamu ninggalin aku pagi-pagi udah pergi gitu aja." Cibirku memanyunkan bibirku.

"Hehehe. Maaf ya honey. Aku liat kamu pulas banget. Jadi aku keluar aja cari udara segar. Eh pas disini ada si Al." Sahutnya menunjuk Al.

"Hai Al. Ngapain lo disini. Lo udah amnesia ya sama perjanjian kita tempo hari?" Ucap ku sok cool.

"Hai Li. Cepet banget lo bangun. Gue lupa tuh ! Lagian gue kan mau nengok doang." Jawabnya sinis. Dasar gilaaaa!!!

"Yaiyalah. Kan tiap hari ada yang menemin gue, doain gue sama ngerawat gue pake cintanya. Kasian gue dia nangis tiap hari makanya gue bangun. Oh nengok? Ya udah pulang sana udah kan nengoknya." Sahutku enteng sambil mengelus pipi Prilly.

"Ihh honey ah." Balas Prilly mencubit kecil perutku.

"Emmmhh. Gue pulang dulu ya Ly. Cepet pulang lo cepet masuk kampus lagi. Gue kangen. " Ucap Al sok manis. Brengsek !

"Hahahaha. Apaan sih lo Al. Iya. Hati-hati thanks udah jengukin gue." Jawab Prilly.

Al bangkit dari duduknya dan berdiri di sampingku sambil berbisik.

"Gue ga akan biarin lo bahagia. Lo harus rasain apa yang gue rasain." Ucapnya berlalu. Aku yang sedari tadi menahan emosi hanya bisa mengepal tanganku.

Prilly Prov

Ku lihat Al berdiri sambil berbisik kepada Ali.

Raut wajah Ali yang berubah drastis dari senang menjadi kesal membuatku bertanya-tanya. Apa yang dikatakan Al hingga Ali kesal dan mengepal tangannya.

"Honey." Ucapku menarik ujung bajunya, namun Ali masih asik dengan kekesalannya hingga tak menyadari aku memanggilnya.

"Ali heyy honey." Ucapku sedikit keras.

"Hhmmm." Sahutnya sambil duduk disebelahku.

"Kamu kenapa ? Kok kaya orang marah?" Tanyaku memandangnya.

"Ga." Sahutnya tanpa melihatku.

"Honey boong ahhh." Sahutku manja.

"Ga ya ga! Apaan sih. Udah deh ga usah manja." Sepertinya Ali memang sangat emosi. Aku mencoba menahan airmataku karena aku tak ingin terlihat lemah lagi.

"Ya udah kalo kamu ga mau cerita sekarang ga papa. Aku balik ke kamar ya. Sebentar lagi kan pulang." Ucapku tapi Ali hanya bungkam.

Aku melangkahkan kakiku perlahan. Berharap Ali menahanku. Tapi nihil !

Aku memasuki ruanganku. Duduk di atas bangsal menutup wajahku dengan tangan, ku rasa sesegukkan ku dapat terdengar hingga ke pintu. Baru tadi malam kertas putihku berwarna pelangi tapi kenapa sekarang sudah kusam lagi.

Tiba-tiba ponselku berdering. Tertera nama mama menelponku.

"Hallo ma. Ass." Ucapku mencoba menahan tangis agar mama tidak curiga.

"Ws. Sayang. Bentar lagi mama jemput kalian ya." Ucap mama.

"Iya ma." Jawabku malas. Lalu ku matikan telponku bahkan tanpa salam. Aku benar-benar tidak enak hati dan sekujur tubuhku terasa lemas apabila Ali marah. Aku berbaring dan menyelimuti seluruh tubuhku. Ku dengar ada yang bergerak ke arahku.

"Sayang,maafin aku. Aku ga maksud bentak kamu. Tapi aku kesal kamu kaya gitu sama Al. Terus dia juga bilang bakal rusak kebahagiaan aku. Dia bilang bakal balas aku. Kayanya aku kenal sama dia deh. Tapi aku ga tau siapa sayang. Maafin aku ya. Selamat istirahat Illyku. Jangan tinggalin aku. Ali love Illy." Ucapnya lirih kemudian mencium kepalaku dari luar selimut. Aku hanya diam menahan airmataku agar dia tidak tau kalau aku tidak tidur.
Maafin aku juga Li. Aku sayang kamu. Aku ga bakal kemana-mana aku ga bakal ladenin Al. Aku juga ga mau kehilangan kamu. Batinku.

-SKIP-

Sekarang sudah jam 11 siang. Mamaku dan mama resi yang sudah selesai membereskan pakaian dan papa yang sudah selesai bayar administrasi, aku dan alipun sudah berganti pakaian dengan wajah yang masing-masing ditekuk.

"Lo kok anak mama pada cemberut. Ga mau dipisahin ya, emmm keenakan satu kamar sih." Ledek mama resi menggoda kami namun tak dapat tanggapan dari ali dan aku hanya tersenyum.

"Yaudah pulang yuk." Ajak papa syarief.

Kami berjalan menuju parkiran tanpa ada kata yang terselip dibalik kebersamaan aku dan ali.

"Ya udah kami pulang dulu ya. Kalian hati-hati." Ujar mamaku.

"Iya kalian juga ya. Ali pamit dulu." Jawab mama resi.

"Ali pulang ma pa." Pamitnya mencium punggung tangan mama dan papaku. Aku pun melakukan sebaliknya.

Saat mata kami saling bertemu ali masih bungkam. Akupun berlalu bergegas menuju mobil papa meninggalkan mereka.

Tak lama kemudian mama dan papa masuk dengan raut yang bisa dibilang curiga.

"Kamu kenapa sama ali? Marahan ?" Tanya papa to the point.

"Ga kok." Jawabku sambil memainkan ponselku di bangku belakang.

"Sayang bilang. Biar mama tau siapa yang salah." Ucap mama memandangku.

Aku menceritakan semua yang dikatakan ali sebelum kami pulang tadi pada mama.

"Itu wajar lo nak. Ali cemburu tandanya dia sayang sama kamu. Ali kaya gitu karna dia ga mau kehilangan kamu untuk yang kesekian kalinya. Papa ga larang kamu main sama anak cowo. Tapi itu semua ada batasannya, mengingat kamu sekarang punya pasangan yang bisa dibilang sudah dipintu serius." Jelas papa.

"Iya nak. Mama tau ali. Sebenarnya kalian sama-sama salah. Kamu terima tamu cowo tanpa ali yang sudah sangat jelas kalau ali tidak senang dengan anak itu. Satu sisi ali juga salah, ga bisa selesaikan baik-baik. Jadi mama minta jaga hubungan kalian. Ini baru awal lo. Belum berikutnya lagi cobaan kalian. Kalau ini aja kalian udah capek gimana berikutnya. Ali kaya gitu karena dia takut kamu balas dia waktu dulu." Sambung mama.

Aku diam dan mengangguk. Aku mencerna semua kata-kata mama dan papa. Mereka benar, tidak seharusnya aku seperti itu tadi. Harusnya aku minta maaf karena titik kesalahan awal ada padaku.

Aku berniat mengirim pesan line ke ali untuk meminta maaf.

Honey maafin aku. Aku ga tau kalo al bakal kesana. Tadi waktu aku mau ajak kamu tapi kamu nyenyak banget bobonya jd aku keluar sendiri. Waktu duduk ditaman tiba-tiba al duduk di samping aku. Aku ga macam-macam kok dia cuman nanyain kabar aku. Maaf ya sayang udah buat kamu marah. Aku sayang kamu. Illy love ali.

Ali Prov

"Ali, kamu kenapa sama Illy?" Tanya papa padaku.

"Ga ada apa-apa." Jawabku datar.

"Heh. Kamu ga bisa boongin mama. Mama tau mana kamu yang boong atau ga. Sekarang jujur ada masalah apa?" Tanya mama mengintograsiku.

Alu mendengus kasar.

"Tadi pagi pas ali bangun illy udah ga ada, waktu ali nyari illy ali liat illy duduk ditaman rs sama cowo yang notabennya kaka tingkat aku sama illy. Dia suka sama illy. Mana bisa ali biarin. Ali samperin aja tapi sok cool supaya ga nampak cemburunya. Waktu dia pamit illy ngomong sama ali tapi ali keburu kesel jadi...." Aku menggantng kata-kataku. Aku yakin kedua manusia tercintaku ini akan seperti singa jika tau aku membentak perinya yang kedua.

"Apa? Jadi apa?" Tanya mereka serempak melototiku.

"Jadi ali bentak, abisnya ali emosi." Jawabku menunduk. Sebenarnya aku merasa sangat bersalah, tapi gengsiku begitu besar untuk minta maaf.

"Apaaaaaaa????!" Mereka kompakan lagi !

"Astaga ! Minta maaf ! Apa kamu kira kalo orang suka illy,illy juga bakal suka? Apa kamu kira kalo orang cari perhatian illy, illy bakal perhatiin? Apa kamu kira kalo orang care sama illy, illy bakal cinta? Heyy anak mama. Kamu ingat ga? Gimana sakitnya illy liat kamu sama ghian? Ingat ga? Gimana sakitnya illy? Tapi apa dia kasar sama kamu? Apa sampai sekarang dia masih marah? Ga kan ! Dia terima kamu apa adanya. Dia sayang sama kamu. Mama bisa liat itu. Mama tau mana cinta tulus mana cinta yang sekedar kata. Sampai sekarang dia masih setia sama kamu. Kamu mau kehilangan dia lagi cuman karna hal bodoh? Cemburu buta yang bisa menghancurkan semuanya? Kamu sadar sayang, kamu udah besar. Kamu harus pikir dewasa." Omel mama.

Aku hanya diam. Mama benar. Aku tak ingi  kehilangan illy lagi apalagi hanya karna masalah kecil. Aku merogoh saku celana mengambil ponselku. Saat hendak mengetik pesan, ponselku bergetar dan tertera nama illy mengirim line padaku.

Honey maafin aku. Aku ga tau kalo al bakal kesana. Tadi waktu aku mau ajak kamu tapi kamu nyenyak banget bobonya jd aku keluar sendiri. Waktu duduk ditaman tiba-tiba al duduk di samping aku. Aku ga macam-macam kok dia cuman nanyain kabar aku. Maaf ya sayang udah buat kamu marah. Aku sayang kamu. Illy love ali.

Aku tersenyum membacanya. Dia benar-benar bidadari mungilku yang berhati mulia. Dia bisa memaafkanku yang sudah membentaknya bahkan dia juga yang meminta maaf. Aku semakin merasa bersalah dengan kesalahan kecil yang ku besar-besarkan.

Aku yang salah sayang. Aku yang minta maaf. Seharusnya aku percaya kamu. Aku takut kamu balas aku. Aku takut kehilangan kamu. Jangan tinggalin aku ya. Ntar sampai rumah kamu istirahat. Sampai ketemu besok di kampus ya. Love you chubby.

"Kok senyum-senyum? Dasar mood-moodan. Bentar ditekuk bentar senyum bentar marah. Dasar sama aja kaya mamanya." Ledek papa melirikku dari kaca mobil depan.

"Yaelah pa. Paling udah baikan." Goda mama yang kompakan sama papa.

"Oh ya ma, pa aku besok kuliah ya." Ujarku tanpa menghiraukan kata-kata mereka.

"Ga boleh. Istirahat 3 hari dulu baru pulang. Jahitan di kepala kamu itu lo belum kering total sama dibelakang juga. Kata dokter kamu juga ga boleh banyak mikir." Ucap mama tegas.

"Aaaa mama. Aku ga mau illy digodain." Kataku memelas.

"Astaga ali. Illy udah gede. Lagian ada temen-temen kamu. Ntar deh mama minta sama mama ully biar illy tidur dirumah." Balas mama.

"Beneran ma? Beneraaannn. Janji ya boong dosa lo ma." Kataku antusias.

"Illy aja seger deh tu otak. Emang ga sakit?" Tanya papa.

"Sakit pa, tapi sakit lagi kalo ga bisa liat bidadari." Sahutku asal membuat mama dan papa tertawa lebar.

"Aduh ini anak kaya papanya banget gombalnya." Lanjut mama.

Autho Prov

Illy sudah sampai dirumahnya. Mama membukakan pintu Illy dan membantu Illy berjalan sedangkan papa membawa barang-barang dari rs. Saat melihat halamannya yang sederhana illy memicikkan mata melihat benda besar yang tertutup kelambu seperti mobil.

Illy Prov

Lega rasanya membaca pesan line ali. Akhirnya masalahnya udah selesai. Aku, mama dan papa sudah sampai di rumah. Aku menuruni mobil dibantu mama, padahal sih aku udah sehat banget tapi mama aja agak lebay takut kenapa-kenapa. Tapi itu yang bikin aku sayang banget sama mama papa. Care banget sama aku walaupun cuma hal kecil.

Aku menyapu seisi halaman rumah dengan senyum lebarku. Akhirnya aku balik lagi kerumah. Saat memandang sebelah kiri tamanku, aku sedikit mengeker sebuah benda besar disana diselimuti kelambu sepertiiii ? Mobil ?

"Ma itu apa?" Tanyaku menunjuk barang tersebut yang ku yakin itu mobil.

"Masuk dulu dong." Ucap mama.

Aku mengikuti langkah mama dan meminta papa mengeluarkan hadiah dari papa ali, mama resi, kaia dan teman-temanku.

Pertama aku membuka dari kaia, aku tertegun melihat sebuah gaun selutut berwarna soft pink dengan lengan transparan sesiku yang digandeng dengan heels cantik berwarna soft bercorak hitam.

"Wawww cantik. Dari siapa sayang?" Tanya mama.

"Iya ma cantik banget. Dari kaia ma." Sahutku sambil memandang gaun cantik itu.

Kedua ku buka kado dari mama resi, sebuah mukena cantik dengan sajadah dan sebuah kotak kecil cantik yang berisi gelang? Gelang emas putih yang bertuliskan nama Aliilly. Wawww.

"Ya ampun nak. Itu dari mama resi?" Tanya papa kagum.

"Iya pa. Cantik banget pa illy suka banget. Mama resi baik banget." Ungkapku bahagia. Mama tersenyum mengusap rambutku lembut.

Ketiga ku buka hadiah dari teman-temanku yang sangat aku cintai. Kotaknya sih besar, tapi apa isinya? Jangan-jangan kumat deh ngerjain gue nih anak-anak. Perlahan ku robek sedikit demi sedikit bungkus berwarna silver polos tersebut.

Ya Allah sahabatku ! Mereka memberiku boneka doraemon yang besarnya sepertiku. Boneka ini yang selalu aku incar saat bermain tangkap boneka di area permainan dekat dance game tapi selalu gagal. Mereka memang sahabat tercintaku. Juga terdapat beberapa foto saat kami bersama, bahkan mila masih menyimpan foto dimana saat aku pertama kali diajarkan ali untuk bermain dance, seragam putih biru yang membuat kami seperti anak kecil kegirangan. Aku tertawa kecil melihat semua hadiah ini. Bahkan foto ghina terjatuh saat mencoba curang bermain game denganku juga diberikannya sebagai hadiah.

"Gede banget sayang. Pantesan kadonya harus diikat diatas mobil." Ucap mama membuat kami tertawa. Memang benar, saat membawa hadiah ini papa harus mengikatnya di atas mobil karena sangat besar hahahha.

Terakhir, kado dari papa mertua. Eittsss! Hehehe.

Kecil? Apa ini gelang? Kalung? Cincin? Apaan sih?

Aku sangat penasaran. Ku lihat mama dan papa saling melempar senyum sambil melirikku.

"Apaan sih kok liatin illy gitu banget." Ucapku merasa risih.

"Mama papa penasaran juga lah kado dari papa mertua apa sih?" Goda papa seperti bisa membaca pikiranku.

"Ihhh papa apaan sih." Kaya bisa baca pikiran aja.

Aku membuka perlahan hadiah dari papa syarief. Dannn?

"Kunci?" Kataku bingung.

"Kunci apaan nih sayang?" Tanya mama dengan wajah sok bingung --'

"Ga tau ma. Kaya kunci mo....mobil. Hah mobil? Papa syarief ngasih aku mobil? Ga mungkin deh." Aku benar-benar bingung dengan ini.

"Coba dong tekan tombol buka kuncinya." Kata papa.

Aku menekan tombol yang dimaksud papa dan terdengar suara alarm mobil diluar. Aku berlari diikuti mama dan papa.

"Hati-hati nak hey... baru sembuh juga." Teriak mama tapi aku tetap berlari.

Aku berdiri dibelakang mobil yang ku lihat masih tertutup kelambunya tadi. Ku tekan sekali lagi tombolnya untuk meyakinkan bahwa aku tidak salah.

Tit tit...

Benar saja. Ini mobil, mobil dari papa syarief. Aku memeluk mama dan papaku. Airmata bahagia kini sedikit demi sedikit menetes dipipiku.

"Mama papa. Aku bahagia banget. Ya Allah makasih. Diumur ku ke 18 tahun ini aku dapat banyak hadiah istimewa." Ucapku sambil memeluk mama dan papa.

"Iya sayang. Selamat ya. Jangan lupa makasih sama papanya ali." Jawab papa tersenyum padaku dan ku balas dengan anggukan.

Ku buka kelambu yang menutup mobil baruku, hadiah dari mertua tercinta hahaha. Dan taraaaaaaaa....

BMW mewah berwana putih yang sangat mulus dengan plat mobil B 111 Y yang berarti Illy. Subhanallah ! Aku meminta mama dan papa berfoto bersamaku di depan mobil.

"Cium illy dong ma pa." Pintaku. Lalu mama dan papa mencium pipiku dan cissss....

Kemudian ku kirim foto kami ke papa syarief dengan kata "makasih banyak papa. Ga seharusnya papa sampai kaya gini. Illy sama keluarga kan ga enak bukan apa2nya papa malah dapat kado kaya gini. Illy sayang papa sayang mama sayang kaia, eh sayang ali juga deh hehehe. Love you papa syarief"

Drett drett..

Tertera nama papa syarief membalas bbm ku "hahahaha. Ia sayang itu papa kasih buat kado kamu. Kamu mukjizat yang dikirim Allah buat bisa bantu ali cepat sembuh dari sakitnya. Papa ga pernah kasih itu sebagai suatu tanda yang harus dibalas. Bagaimanapun kelak hub keluarga kita itu akan tetap jadi milik kamu. Itu masih sebagian kecil sayang, jangan ngerasa ga enak. Papa ikhlas. Papa juga sayang kamu cantik. Bidadarinya papa... Tapi diam aja ya jangan ngomong ke ali papa bilang kamu bidadari ntar ngamuk lagi hahaha. Love you too princess."

Enak ya punya camer punya showroom sendiri. Jadi bisa dapat mobil gratis hahaha.

Ku buka pintu depan dan didalamnya sudah di dekorasi sesuai kesukaanku, perpaduan biru hitam dan putih, dengan beberapa aksesoris doraemon, cantik bangettttt.

Uuu senangnya punya camer kaya gini. Pada sayang sama aku, care baik banget lagi. Tapi tetap aja keluargaku segala-galanya hehe.

Aku sangat bersyukur. Segala kebahagiaan tercurah ditahun ini. Perjuangan dan tetes air mata terbayar hari ini. Namun ini awal perjuanganku yang baru, yang pasti selanjutnya akan lebih rumit. Aku yakin Allah akan membimbingku.

Continue Reading

You'll Also Like

286K 18K 53
☠️ PLAGIAT DILARANG KERAS☠️ FOLLOW SEBELUM BACA!!! Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ayla Humairah Al-janah, yang dijodohkan oleh kedua oran...
176K 17.7K 22
[HIATUS] [Content warning!] Kemungkinan akan ada beberapa chapter yang membuat kalian para pembaca tidak nyaman. Jadi saya harap kalian benar-benar m...
1.7M 62.2K 40
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
34.9K 4.1K 26
Gadis perantau yang baru saja tinggal di kota Jakarta selama 3 bulan terakhir ini. Seorang dosen muda di universitas Pelita Nusa Jakarta. Dipertemuka...