Part 19

5K 215 0
                                    

Aku sudah kembali ke ruanganku bersama Prilly.

Wajahnya terlihat usang dengan rambut berantakan dan mata sembab karena sedari tadi selalu menangis, bahkan luka-luka ditangannya membengkak karena beberapa kali infus yang dilepas kasar olehnya.

"Sayang, kamu naik ke bangsal kamu ya. Tiduran, biar aku disini. Besok kita pulang." Ucapku duduk diatas kursi roda dan membenarkan posisi kursi rodaku disamping bangsal Prilly sambil merapikan rambutnya pelan.

"Kamu istirahat aja honey. Tiduran gih. Capekkan tadi drama mulu." Cibirnya meledekku membuat aku tertawa kecil.

"Iya deh. Kamu juga ya. Mimpiin aku, i love you sayang. Good night princess chubby." Ucapku bergerak menuju bangsalku.

"Kamu juga honey, night too prince embem. Love you too." Sahutnya.

Kami berbaring dibangsal masing-masing saling berhadapan.

Karena lelah yang menyerang, dengan cepat kami terlelap di malam itu.

-SKIP-

Sinar mentari yang menusuk tipis celah jendela ruangan penuh bau obat ini membangunkanku. Tanpa sadar tidurku telah membelakangi Prilly. Ku palingkan tubuhku mengarah pada bangsalnya, tapi nihil. Prilly tak ada disana. Ku lihat jam ruangan masih jam 6 pagi. Aku bergegas bangkit dari bangsal tanpa kursi roda karena aku merasa sudah cukup kuat menopang tubuhku.

"Kemana sih nih bocah ah. Ninggalin gitu aja." Gerutuku sambil celingukkan dengan mata menyapu seluruh penjuru ruangan mencari keberadaan Prilly. Aku berjalan menuju taman yang ada ditengah-tengah rumah sakit.

Aku melihat seorang gadis duduk di kursi taman dengan tongkat infus yang ku yakin itu adalah gadisku. Aku perlahan mendekati tubuhnya yang setengah tertutup pohon berniat mengagetkannya. Namun setelah aku berhasil melalui pohon besar yang menutupi setengah tubuhnya aku yang kaget bukan main. Ku lihat Prilly sedang berbincang puas dengan ?

Astaga itu Al !

Apa maksudnya kesini ? Rasa hati gue Sakit ? Cemburu? Marah? Kesal ? Arghhhh shit !

Ini yang Prilly rasakan saat dulu melihatku dengan Ghina, bahkan aku yakin lebih dari rasa sakitku. Aku berusaha menetralkan emosiku dan menghampiri keduanya. Eitss maksudnya illy aja sih.

"Hai sayang." Sapaku sambil mengecup pucuk kepala Prilly. Skak mat Al ! Hahahaha.

"Hey honey. Udah bangun." Sahutnya tersenyum manis lalu bergelayut manja di perutku.

"Udah kok. Kamu ninggalin aku pagi-pagi udah pergi gitu aja." Cibirku memanyunkan bibirku.

"Hehehe. Maaf ya honey. Aku liat kamu pulas banget. Jadi aku keluar aja cari udara segar. Eh pas disini ada si Al." Sahutnya menunjuk Al.

"Hai Al. Ngapain lo disini. Lo udah amnesia ya sama perjanjian kita tempo hari?" Ucap ku sok cool.

"Hai Li. Cepet banget lo bangun. Gue lupa tuh ! Lagian gue kan mau nengok doang." Jawabnya sinis. Dasar gilaaaa!!!

"Yaiyalah. Kan tiap hari ada yang menemin gue, doain gue sama ngerawat gue pake cintanya. Kasian gue dia nangis tiap hari makanya gue bangun. Oh nengok? Ya udah pulang sana udah kan nengoknya." Sahutku enteng sambil mengelus pipi Prilly.

"Ihh honey ah." Balas Prilly mencubit kecil perutku.

"Emmmhh. Gue pulang dulu ya Ly. Cepet pulang lo cepet masuk kampus lagi. Gue kangen. " Ucap Al sok manis. Brengsek !

"Hahahaha. Apaan sih lo Al. Iya. Hati-hati thanks udah jengukin gue." Jawab Prilly.

Al bangkit dari duduknya dan berdiri di sampingku sambil berbisik.

Jalan Pulang CintaWhere stories live. Discover now