Part 7

4.7K 234 0
                                    

Aku mengambil hpku dari dalam tasku berniat menelpon Halik. Ku lihat ke arah Ali, dia nampak bingung. Aku berusaha meredam tangisku.

"Nanti aku ceritain." Ucapku masih sesegukkan akibat tangis tadi. Dia tersenyum dan menggenggam erat tanganku.

Aku berusaha mengatur nafas dan mulai menelpon Halik.

Hallo Ass...
Ws.. sayang,kenapa?
Kamu dimana?
Emhh...anu aku di mall sayang
Sama siapa?
Sama temen-temen.
Mau ngapain?
Jalan-jalan aja. Kamu dimana?
Di jalan mau pulang.
Sama siapa? Maaf aku ga bisa jemput pagi tadi ya
Sama Itte, ga papa ko sayang. Aku ngerti . Ya udah jalan-jalan aja. Hati-hati ya kali aja ada yang bikin kamu nyesel. Hahaha
Hahaha apaan sih. Ya udah nanti aku main ke rumah pulang dari sini ya. Love you Ass...
Iya ws...

Aku mematikan tlp ku. Aku berhasil memastikan bahwa Halik di mall.

Aku mengeratkan genggamanku.

"Ada apa sih?" Tanya Ali yang sudah tidak bisa menahan keponya.

"Halik jalan sama cewe lain, cewe itu mantannya yang dulu pernah marah sama aku gara-gara Halik milih aku dibanding dia." Ucapku menjelaskan.

"Apaaaa???? Jadi Halik jalan sama Sinta? Gila aja tuh anak. Apaan coba. Awas aja kalo ketemu gue!!!" Itte terlihat sangat geram.

"Udah lah Te biarin aja. Kita liat nanti kaya gimana dan gue mohon biarin gue selesaikan ini." Ucapku lirih.

"Kamu sayang sama dia?" Tanya ali dengan senyumnya dan mengelus rambutku.

"Jujur, aku memang sayang sama dia sedikit. Itupun hadir karena dia mampu memberi warna di hidupku yang hitam. Dan sekarang aku merasa sakit karena ini terjadi yang kedua kalinya pada orang yang benar-benar pernah menghiasi garis hidupku." Aku menunduk,takut melihat ekspresi Ali dan takut jika dia meninggalkanku.

Dia menarik daguku mempertemukan mata kami berdua.

"Aku juga cemburu kalo kamu kaya gini. Tapi aku ngerti kondisi kamu. Kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau. Karena aku tau kamu pernah trauma dan kini trauma itu hadir lagi. Andai dulu aku ga kaya gitu sama kamu. Mungkin sekarang ga akan ada Halik dan sakit di hati kamu." Ucap Ali lembut dan penuh penekanan.

Kini kami sudah di parkiran sebuah mall. Aku berjalan masuk beriringan dengan Itte, Arif dan Ali mengikuti dari belakang. Aku ingat foto yang di pajang Sinta menempatkan diri mereka dalam bioskop, aku tau betul Halik pasti makan apabila selesai menonton film.

Aku menyusuri setiap restaurant berharap menemukannya.

Saat menengok ke sebuah restaurant China, aku melihat sepasang insan sedang beradu pandang di meja samping. Bukannya aku mengenali Halik. Hanya saja aku melihat Sinta menghadap pintu masuk.

Aku menahan Itte, Ali dan Arif agar aku masuk sendiri.

Aku berjalan dengan lemas,tapi aku harus bisa menahan tangis dan emosiku. Ini kedua kalinya aku memergoki orang-orang yang aku cintai bersama gadis lain.

Bismillahirrahmanirrahim. Doaku dalam hati

"Halik" Ucapku pelan menepuk pundaknya.

Mereka mendongak memandangku. Ku lihat wajah kaget dan gugup dari Halik, diseberangnya ku lihat Sinta tersenyum menang menatapku.

"Kok. Kok kamu disini?" Tanyanya gugup.

"Tadi aku nemenin Itte nyari buku, terus aku laper aku tinggal Itte disana, waktu aku lewat depan sini aku lihat kamu sama dia." Sahutku tenang sambil mengarahkan daguku ke Sinta.

Jalan Pulang CintaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum