Happy reading !
.
.
"OKE JADI PERTAMA, KALIAN HARUS KUMPULIN SEMUA TANDA TANGAN OSIS!! BATAS WAKTUNYA BESOK PAGI!" Alya dkk hanya bisa melongo mendengarnya, baru aja masuk udah diminta tanda tangan? Mereka saja tidak kenal dengan osis-osis itu.
"Pssttt, eh cara kita nyari osisnya gimana? Kan kita belom kenal anjrit." Tanya Lyani sambil menatap teman-temannya bergantian.
"Ya tanyalah anjir, punya mulut tuh digunain! Jangan malah dijadiin pajangan, heran gue mah sama lo." Sinis Nayra.
"Santai aja napa si, Nayy! Lo emosi mulu dah perasaan daritadi." Ujar Fiona sambil mengusap bahu gadis itu, berusaha untuk menenangkan.
"Maaf kak, cara kita tau dia osis atau bukan, gimana?" Tanya Safira dengan lembut dan diakhiri dengan senyum manis di akhir kalimat.
"Pertanyaan bagus! Di almamater nanti ada tulisan 'Osis Cakrawala' kalian cari aja, gak jauh-jauh dari sekitaran lapangan kok, semangat semua!" Semua siswa dan siswi mengangguk paham lalu beranjak dari tempat duduknya untuk mencari osis yang harus mereka minta tanda tangannya.
~~~
Laki-laki dengan tatapan datarnya kini sedang berjalan dengan santai menuju kamar mandi, tak sengaja dirinya bertubrukan dengan gadis bertubuh mungil hingga membuat gadis itu terjatuh.
"ADUH!! ALYA UDAH 2 KALI JATUH HARI INI!!! YA AMPUN GAK KASIHAN APA SAMA ROK ALYA?!" Alya mendongakan kepalanya saat ingin mencari tau siapa lagi laki-laki yang bertabrakan dengannya saat ini?
"E - eh kamu! Hehe ketemu lagi kitaa," Mata Alya tak sengaja melihat kearah nametag laki-laki tampan di hadapannya, seketika senyum Alya merekah.
"Ardana.. Jadi nama pangeran ini Ardana!" Batin Alya saat mengetahui nama laki-laki yang ia kagumi, meskipun baru sehari.
Ardana langsung saja berjalan melewatinya tanpa sepatah kata yang keluar dari bibir tebal laki-laki itu, Alya yang tersadar dari lamunannya pun segera menyusul Ardana untuk mengajaknya berkenalan, siapa tau abis kenalan bisa jadian.
"KAK! Kita belum kenalan loh!" Alya mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis namun tak ditanggapi oleh Ardana.
"Ishh yaudah deh! Padahal tangan aku gak kotor," Alya menurunkan kembali tangannya lalu mendongak. "Nama aku Alya, nama kakak Ardana 'kan?" Tanya Alya, Ardana menaikkan alisnya sebelah. Alya yang paham langsung saja menjelaskan.
"Itu, Alya lihat di nametag kakak!" Ardana langsung melihat ke arah nametag nya lalu mengangguk dan meneruskan jalan.
Awalnya ingin Alya ikutin lagi, tapi pas Ardana masuk ke dalam toilet pria, niat itu segera ia urungkan. Bisa berabe kalo Alya masuk toilet cowok, apalagi alasannya cuma mau kenalan.
Akhirnya Alya berjalan ke tribun, dimana teman-temannya menunggu disana. Tribun cukup ramai saat itu, mungkin yang lain juga ingin meminta tanda tangan osis.
"Kakak osisnya kaya seleb, dikerubungin minta tanda tangan gitu. Alya kapan ya dimintain tanda tangan?" Batin Alya saat melihat betapa ramainya kondisi tribun saat ini.
"ALYAA!!! GILA LO KE KAMAR MANDI LAMA BANGET, BERSEMEDI LO?!" Teriak Fiona, Alya yang mendengarnya langsung membulatkan mata lalu berlari kecil menghampiri teman-temannya.
"Fiona berisik banget sih! Gak mungkin lah Alya bersemedi di kamar mandi, kerajinan banget tau gak!" Oceh Alya, Fiona hanya terkekeh sambil menggaruk tengkuk belakangnya yang tidak gatal.
"Kalian udah dapet tanda tangan kakak osisnya belum?" Tanya Alya kepada teman-temannya.
"Belom, lo gak lihat itu rame?" Tanya Lyani sambil menunjuk kearah kerumunan, Alya melirik ke arah kerumunan lalu mengangguk.
"EH, GANTIAN DONG!! ALYA MAU MINTA TANDA TANGAN KAKAK SELEBNYA JUGAA!!!" Keempat teman Alya melongo, kakak seleb katanya.
Alya menarik keempat lengan temannya lalu menerobos masuk ke dalam kerumunan tadi.
"Ih apa banget! Gue kan lagi modus!"
"Caper banget ewhh!"
"Ganggu orang pdkt aja ih, malesin banget tau gak?!"
"Anjrit nih kecil-kecil suaranya bikin kuping berdengung."
"Buset teriakannya nyaring bener!"
Dan lain-lain...
Namun Alya seakan menulikan pendengarannya.
"Ya kalo udah selesai gantian dong! Alya sama temen Alya udah nunggu lama daritadi." Mendengar perkataan Alya, mampu membuat beberapa osis lain tersenyum gemas kearahnya.
Mereka menyodorkan buku serta pulpen ke beberapa osis lalu tersenyum dengan senang saat melihat kearah buku yang kini sudah berisikan tanda tangan osis yang daritadi mereka cari.
"Makasih kak! Ayo kita ke kantin!" Kini gantian Fiona yang memimpin jalan.
~~~
"Safira! Alya tau dong siapa nama pangeran tadi Pagi," Ujar Alya dengan sombong, ia merasa sangat hebat karna bisa mengetahui nama laki-laki yang ia sukai di hari pertama.
"Wah siapa tuh, Al?" Tanya Safira sambil menunjukan senyum manisnya yang mampu membuat kaum adam terhipnotis seketika.
"Ardana! Namanya kak Ardana nya Alya! Ih ganteng banget tau, kira-kira dulu Mamanya ngidam apa ya?" Nayra langsung membelalakan matanya saat mendengar nama 'Ardana' keluar dari mulut mungil Alya.
Sejenak Nayra, Fiona, dan Lyani langsung menegang saat menyadari kalau mereka satu Sekolah dengan Ardana dkk.
"Al, lo jangan deket-deket deh ama Ardana-Ardana itu! Bahaya ini mah, asli dah gue kaga boong." Ujar Nayra penuh peringatan, Alya hanya bisa mengerutkan alisnya mendengar hal itu.
"Kenapa? Kak Ardana ganteng kok!"
"Gini, nama lengkapnya Ardana Kaisar Atmaja. Dia itu ketua geng ARSAVIGALD! Lo pasti tau dong geng itu? Itu geng terkenal banget. Ya, Emang sih anaknya ganteng, humble, dan rata-rata rich. Tapi musuhnya ada dimana-mana, Alya! Pokoknya lo harus jauhin mereka!! Harus, pake banget!" Jelas Nayra panjang lebar berharap Alya mengerti.
"Geng apa? Motor? Mobil? Atau geng kaya anak-anak SD itu?" Tanya Alya yang otaknya lemot gak ketulungan.
Nayra hanya bisa mengelus dadanya dengan sabar mendengar perkataan yang keluar dari mulut Alya.
"Motor anjir! Lo gila kali geng anak SD?" Sahut Lyani yang sedari tadi hanya diam menyimak.
Saat ingin menanggapi perkataan Lyani, tiba-tiba saja kantin menjadi sangat ramai, penuh teriakan histeris, Alya dkk langsung saja melihat ke arah pintu kantin dan ternyata mereka melihat kedatangan Ardana dkk. Pantas saja.
"Nih Al, gue bakal kenalin mereka sama lo! Yang Ardana kan udah di jelasin sama Nayra, nah sekarang gue mau jelasin yang kedua. Tunggu, gue haus," Fiona meminum jus jeruknya terlebih dahulu lalu bersiap menceritakan siapa-siapa saja inti dari ARSAVIGALD ini.
"Itu! Yang punya lesung pipi namanya Angkasa Algerian Candra. Dia itu anggota inti dari geng ARSAVIGALD, mungkin anaknya asik sih. Lo liat aja dari tingkahnya tuh, petakilan banget gabisa diem! Kaya cacing kepanasan." Fiona kembali meminum jus jeruknya saat tenggorokannya kembali terasa kering.
"Oke sekarang giliran gue! Nah yang itu namanya Angga Saver Nandayana. Dia itu playboy banget! Mantannya dimana-mana sumpah dah, amit-amit banget kalo misalnya diantara dari kita bisa jadian sama dia! Gue yakin gak bakal di bawa serius ntar hubungannya, digantung terus kaya cucian!" Jelas Lyani sambil menatap Angga dengan sinis, ia masih tidak percaya akan satu Sekolah dengan Angga.
"Okay gantian ya? Nah itu yang diem aja, namanya Xavier Melanio. Itu pacar aku, Al. Emang belum terlalu lama sih aku pacarannya, waktu itu aku mau kasih kamu tapi kata dia gausah. Oh iya dia itu wakil ketuanya tau! Awalnya sih aku gak suka dia ikut geng kaya gini. Tapi pas aku liat ada sisi positive-nya, yaudah deh biarin aja." Jelas Safira sambil menatap Xavier yang kebetulan laki-laki itu juga menatapnya.
"Oke 1 lagi, Reynald Velanino. Itu doi gue, Al! Dia juga tim inti aja sih, yang pasti lo jangan rebut dia! Gue tendang ntar lo melayang." Ancam Nayra dengan matanya yang memicing.
Alya akhirnya mengenali mereka satu persatu, namun tetap saja yang menarik hanya Ardana.
"ARSAVIGALD, apa?" Tanya Alya dengan polos, keempat temannya hanya geleng-geleng kepala. Gini ya rasanya kalau punya temen kudet.
"ARSAVIGALD itu singkatan dari (AR)dana, Angka(SA), Xa(VI)er, Ang(GA), dan Reyna(LD). Duh Alyaaaa, lo kudet banget kenapa sih?!" Fiona mengacak rambutnya, geng terkenal gini dia gak tau?! Padahal banyak sekali yang membicarakan mereka, bukan hanya dari Sekolah ini tapi juga Sekolah yang lain pun mengenal siapa-siapa saja ARSAVIGALD ini.
"Ya kan Alya gak tau, Fionaa!" Alya menekuk bibirnya ke bawah, Fiona hanya menghembuskan napasnya lalu kembali memakan kentang goreng miliknya.
~~~
"REYNALD!! GITAR!! YO, TU WA GA PAT!" Angkasa mulai bernyanyi dengan suara yang mirip seperti kaleng rombeng, kata Angkasa "Sebenernya suara gue cakep, cuma belom di asah aja."
"PACARKU HILANG DI AMBIL ORANG!! APAKAH WAJAHKU KURANG TAMPAN SAYANG?"
Dengan gaya super duper pd, Angkasa bernyanyi sambil melambaikan tangannya seolah-olah sedang berada di konser besar.
"Emang punya pacar?"
Jleb.
Angkasa langsung diam saat kalimat itu keluar dari mulut Ardana, Reynald pun langsung menghentikan permainan gitarnya sedangkan Angga mengusap bahu laki-laki itu dengan prihatin.
"Sabar bro, hidup emang penuh dengan ujian, anggep aja tadi itu hiburan biar skenario kehidupan lo kagak datar-datar amat macam triplek." Ujar Angga, tangan laki-laki itu masih setia mengusap bahu Angkasa dengan lembut.
Mana ada ujian itu hiburan?
"Halah! Singkirin tangan menjijikan lo ini dari bahu gue! Bahu gue gak level ya ama tangan jelek lo itu, pasti lo boker terus belom cuci tangan, kan? Bilang aja lo mau meper kan, nyet?!" Angga menghela napas lalu langsung mengusap dadanya, niat baik malah di tuduh. Emang susah ya jadi Angga, apa-apa salah.
"Gue meskipun abis boker juga gak lupa cuci tangan anying! Emang Tapir noh," Xavier yang mendengar langsung membelalakan matanya, diam saja masih kena imbas! Lihat saja, Angga akan habis ditangan Xavier nanti.
"Paansi lo." Ucap Xavier dengan datar, ia kembali memfokuskan pandangannya ke ponsel.
"Yaelah Pir, sans aja dong! Ada bebeb lo noh liat," Mendengar hal itu, Xavier langsung melihat ke arah yang ditunjuk oleh Angga lalu mengetikkan sesuatu diponsel miliknya.
"Eh, Dan! Gue denger dari beberapa bocah, lo tadi nabrak cewek? Siapa? Cakep gak? Body-nya gimana? Mantep gak?" Tanya Angga beruntun, emang susah ya kalo udah fvckboy bin playboy.
"Temennya si Safira, tuh!" Ardana menunjuk Alya dengan dagunya, Angga langsung saja melihat ke arah yang ditunjuk Ardana. Seketika matanya berbinar.
"Eh busettt, bidadari itu mah! Buat gue, lumayan kali ah!" Yang lain hanya diam, memaklumi sifat Angga yang playboy kelas kakap.
Tbc.
Jangan lupa tinggalkan jejak guys !